D15. Jawaban

185 12 0
                                    

Sudah dua judul film dan dua mangkuk besar popcorn yang Gara dan Lika habiskan untuk menghabiskan waktu bersama.

Melakukan hal seperti yang suami istri lainnya lakukan, menurut Lika, salah satunya adalah menonton film yang ingin ditonton berdua bersama pasangan sambil bergelayut manja di bahu dan tangan Gara. Seperti yang Lika lakukan saat ini.

Tidak perduli dengan waktu. Tidak perlu memasak. Tidak perlu macet-macetan di jalan. Namun tetap menjaga dan membangun keintiman di antara mereka berdua.

***

Lika menyerah. Getaran di ponsel Gara seperti saat ini bukan pertama kalinya Lika dengar dalam lima belas menit terakhir. Lika yakin Gara juga mendengar getaran yang berasal dari meja kaca itu karena beberapa kali ujung mata Lika menangkap gerakan tertahan dari Gara.

Lika tidak tahu siapa yang menelepon Gara hingga berkali-kali seperti itu. Lika juga tidak tahu alasan mengapa Gara tidak segera menjawab panggilan itu. Lika hanya tahu sudah banyak panggilan tidak terjawab dan pesan singkat yang mampir di ponsel yang diletakkan Gara di sebelah mangkuk popcorn.

Lika beranjak dari posisinya untuk mengambil ponsel Gara. Saat ponsel Gara sudah berada di tangannya, tanpa berniat mengintip siapa nama si penelepon, Lika menyerahkan ponsel itu kepada Gara sambil melemparkan perintah untuk segera mengangkat telepon itu melalui tatapannya.

"Halo."

Setelah terlihat ragu sejenak untuk mengangkat telepon itu, akhirnya Gara mengangkat telepon itu. Gara tahu siapa sosok di seberang sana yang menunggunya mengangkat telepon itu.

"Lo dimana?" Suara bariton tanpa basa basi menyapa sapaan Gara.

"Di rumah." Gara melirik Lika sekilas. Wajahnya mengirim permintaan maaf karena sudah menganggu acara Gara dan Lika saat ini. Namun nyatanya permintaan maaf itu hanya di lihat oleh bagian belakang kepala Lika karena saat itu tubuh Lika sudah condong ke meja untuk mengotak-ngatik ponselnya sendiri.

"Jakarta atau Bandung?"

"Bandung."

Terdengar helaan nafas di seberang sana, "Lo sudah tahu kalau perusahaan indogading nemuin bukti baru yang memberatkan klien kita?"

"Iya, gue tahu." Karena itulah Gara enggan mengangkat telepon dari Dean, "Gue akan minta tolong Akira dan Dias buat handle urusan itu untuk sementara."

"Akira dan Dias tidak cukup untuk untuk mengatasi masalah ini. Bos butuh lo. Lo yang diberi tanggung jawab untuk memimpin kasus ini."

"Bisa kita bahas masalah ini besok pagi?"

"Gue akan coba ngomong ke bos. Semoga saja bos tidak mempersalahkan ini."

"Oke. Terima kasih." Gara langsung menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Dean. Lagipula Dean memang tidak akan membalas ucapan Gara karena teman sekantornya itu adalah orang yang tidak suka berbasa-basi.

"Ada masalah, Gar?" Tanya Lika, membalikkan badannya, berhadapan dengan Gara.

Tanpa menolehkan kepalanya dari ponsel di tangan kanannya, Gara menggelengkan kepalanya, "Ayo nonton lagi." Ajaknya dengan kedua mata masih menempel ke layar ponsel. Sesekali Gara mengetik dengan menggunakan kedua jempol tangannya. Ada beberapa chat yang harus dibalasnya.

Lika hanya memperhatikan aktivitas Gara dalam diamnya beberapa menit, "Nontonnya udahan aja ya, aku bosan." putus Lika, mematikan dvd- player dengan remote sebelum kembali menyandarkan tubuhnya di sofa yang terletak ruang keluarga.

distanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang