"Selamat siang, Ibu Lalika dan Pak Anggara."
Sapaan itu membuat Lika dan Gara kompak memutar kepala, ke arah datangnya suara. Di dekat pintu masuk ruangan itu Kinan berdiri dengan mengenakan pakaian formalnya, seperti biasa, dengan rambut panjang yang tergerai menutupi pundaknya.
Kinan berjalan mendekati kursi yang diduduki Lika dan Gara dengan terus tersenyum, "Saya minta maaf karena sudah membuat Ibu dan Bapak menunggu." sambung Kinan ketika sudah duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Lika dan Gara, "Putri saya sedang sakit jadi dia minta ditemani makan dulu tadi."
Gara hanya mengangguk sekali ketika Lika memilih merespon wanita itu dengan berkata, "Tidak apa-apa, Bu Kinan."
Kinan memperhatikan Lika dan Gara bergantian sebelum menarik nafas dan menghelanya pelan,"Jadi bagaimana Ibu Lalika dan Pak Anggara?" Kinan menatap Lika dan Gara bergantian saat nama mereka disebutkan, "Apakah Bapak dan Ibu sudah yakin untuk tetap bercerai?"
Sejujurnya, mengucapkan pertanyaan itu bukanlah sesuatu yang disukainya. Meskipun sudah menjalani profesi sebagai family-consultant selama sepuluh tahun dan sering menemui pasangan yang ngotot ingin bercerai, tetap saja Kinan masih belum terbiasa. Kinan sangat berharap pasangan yang datang menemuinya berhasil baik dalam konsultasinya.
"Pertemuan hari ini adalah pertemuan terakhir saya dengan Bapak dan Ibu. Jika Bapak dan Ibu tetap mau melanjutkan proses perceraian, Bapak dan Ibu silahkan melanjutkan persidangan di pengadilan negeri dan--"
"Saya tahu apa yang harus saya dan Lika lakukan jika tetap ingin bercerai." Potong Gara cepat.
Kinan mengangguk sekali, "Saya berharap beberapa pertemuan sebelumnya memberikan hal positif bagi rumah tangga Ibu dan Bapak."
Kinan benar-benar serius dengan perkataannya barusan. Bukan karena uang, melainkan karena Kinan memang ingin Lika dan Gara kembali bersama. Tidak ada pernikahan sempurna yang akan bahagia sepanjang hidupnya.
Setiap rumah tangga memiliki masalahnya yang punya penyelesaiannya masing-masing. Semua kembali kepada pasangan itu lagi, mau sabar sambil terus mencari penyelesaiannya atau menyerah dan memilih untuk berpisah. Komunikasi dan keterbukaan menjadi landasannya.
"Bagaimana, Bu, Pak?"
"Kami tidak jadi bercerai, Bu Kinan." Jawab Lika dan Gara serempak.
***
THE END
AKHIRNYA SELESAI!!
Meskipun saya sempat meragu tapi ya alur ini yang aku ambil untuk mengakhiri kisah Gara-Lika-Egi.
Doakan Lalika-Anggara dalam menempuh 'pernikahan baru' mereka ya. Masalah pasti ada, tapi pasti juga ada jalan penyelesaiannya. Semoga kalian terhibur. Sampai bertemu di karya aku selanjutnya.
Ekstra part bakal aku publish langsung. Semoga suka.
Btw, selamat menyambut tahun baru. Semoga apa yang belum kesampaian di tahun 2017 ini bisa kalian wujudkan di tahun 2018. Amin. HAPPY NEW YEAR. Salam ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
distance
ChickLitDistance /'distans/ noun an amount of space between two things or people; verb make (someone or something) far off or remote in postion or nature. Ketika kata setia tidak hanya sekedar diucapkan di mulut saja melainkan juga menepatinya...