Sudah lebih dari satu bulan Gara tidak pulang ke rumahnya. Dengan alasan terlalu sibuk dengan ketiga pekerjaannya, Lika berusaha memahami Gara. Bukan hal yang mudah melewati sebulan lebih tanpa kehadiran Gara. Namun dengan berbagai pengalihan yang diciptakan oleh dirinya sendiri, Lika bisa melewatinya.
Meskipun tidak ada mata maaf yang terucap dari mulut Lika, komunikasi diantara keduanya sudah membaik kembali. Semenjak Lika memutuskan untuk berbaikan dengan Gara. Hal ini bisa terjadi karena Egi selalu mengingatkan Lika untuk mau menunggu Gara terbiasa dengan status mereka sebagai suami-istri.
Tidak seperti biasanya, Lika berada di Jakarta pada weekday. Jika bukan karena harus menghadiri rapat dengan Sesil, Lika lebih memilih membersihkan rumahnya. Lika diberi kepercayaan oleh Sesil untuk memimpin cabang wedding organizer milik Sesil di Bandung. Lika tidak perlu repot untuk mencari pekerjaan tambahan untuknya. Secara diam-diam, Lika akan membantu Gara memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga Gara. Lika tidak bisa hanya diam dan bersantai di rumah sedangkan Gara banting tulang di Jakarta, mengerjakan tiga pekerjaan sekaligus.
***
Lika menatap sebuah bangunan berlantai 4 yang menjulang di hadapannya. Langkah kakinya satu persatu menapak, masuk ke dalam bangunan yang tidak asing baginya. Setiap sudut bangunan mengingatkannya pada kejadian masa lalu. Lika mengenal bangunan ini sebagai kosan Gara yang menjadi saksi berbagai momen berdua antara Lika dan Gara saat masih berpacaran.
Dulu Lika lumayan sering ke kosan Gara. Membuatnya cukup mengenal teman-teman satu kosan Gara dulu. Gara bahkan pernah mengajak Lika ke lantai 4 bangunan ini untuk sekedar menikmati matahari terbenam ditemani secangkir teh.
Ketukan berirama yang Lika ciptakan dari kuku jemarinya tidak langsung membuat pintu bewarna biru itu terbuka. Lika menghabiskan beberapa menit dalam posisi mengetuk seperti itu menunggu penghuni di dalam membukakan pintunya.
"Kamu sakit?" Pertanyaan itu langsung keluar dari bibir Lika saat melihat Gara membuka pintunya.
Gara terlihat lesu. Wajah Gara yang selalu berseri kini pucat seperti vampire. Rambut hitam yang biasanya selalu rapi kini berantakan seperti orang yang baru habis bangun tidur.
Dengan lemah Gara menggeleng. Lika gemas. Sudah sangat jelas kalau Gara sedang sakit, masih saja menyangkalnya. Sweater cokelat milik Lika yang sedang dikenakan Gara serta celana training panjang yang melekat di tubuhnya. Siapa yang mau mengenakan itu semua di tengah teriknya mentari hari ini? Gara dengan sakitnya, pasti.
Lika melipat kedua tangan di dadanya, "Aku tadi dari kantor kamu. Katanya mereka kemarin kamu pingsan."
Ya, beberapa puluh menit sebelum berdiri di depan kamar Gara seperti sekarang, Lika sempat ke kantor utama Gara untuk meminta kunci kosan Gara. Namun bukannya berhasil menemui Gara di kantornya, Lika malah mendapatkan info bahwa sedang izin sakit beberapa hari setelah kemarin Gara pingsan saat bekerja dan dilarikan ke rumah sakit. Kecewa dan khawatir bercampur menjadi satu saat Lika mengetahuinya.
"Hanya kurang tidur." Sanggahnya.
Lika mendecak kesal, "Gara!" Lika menaikkan suaranya beberapa oktaf, menyentakkan Gara.
"Fine!" Balas Gara dengan nada tidak kalah tinggi dengan Lika, "Daya tahan tubuh aku memang lagi rendah karena kurang tidur. Istirahat sehari dua hari pasti akan sehat seperti biasa. Kamu tidak perlu khawatir."
Lika memejamkan matanya, menghirup udara sebanyak mungkin untuk mengembalikan nada suaranya seperti biasa. Lika harus mengalah. Jika nada Gara sudah tinggi seperti barusan dan Lika terus menanggapinya, bukan hal yang mustahil keduanya akan berakhir menjadi pertengkaran, "Aku nggak boleh masuk?" Nada suaranya terdengar normal kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
distance
ChickLitDistance /'distans/ noun an amount of space between two things or people; verb make (someone or something) far off or remote in postion or nature. Ketika kata setia tidak hanya sekedar diucapkan di mulut saja melainkan juga menepatinya...