=>1. Pergi pagi pulang dini hari!!<=
Mulmed : Kenji
Adara pov.
Kalau kata ayah, kerja keras itu pasti ada hasilnya. Nggak peduli mau banyak, atau sedikit pasti nggak akan sia-sia.
Kaya Ken yang siang malam kerja keras sampai istrinya dianggurin.
Tapi nihil hasilnya!
Dua bulan awal pernikahan kami, Ken biasa saja. Sibuk mengurusi ospeknya. Sekarang masuk bulan ke-4 nggak tau sibuk apa, tapi jarang di rumah.
Pergi pagi, pulang jam dua sampai kadang subuh baru pulang. Kami jadi jarang ngobrol berdua, hampir nggak pernah malah.
Tapi hari ini ada yang berbeda, jam 10.00 pagi dia sudah selonjoran di depan TV. Persis kaya orang yang baru saja kehilangan pekerjaan.
Berusaha jadi istri yang baik, aku membuatkan teh untuknya dan duduk di sampingnya. Kebetulan Hana baru saja tidur setelah tadi aku mandikan.
"Tumben di rumah?" tanyaku pada Ken.
Dia menoleh, lalu mengedikkan bahunya. "Baru dipecat," ucap Ken lirih.
Aku kaget pastinya, memang sejak kapan dia kerja?
"Kamu kerja?" tanyaku sangsi.
"Kok kaya nggak percaya gitu kalo aku kerja?" Ken menyipitkan matanya.
"Ya... bukannya gitu," aku menyelipkan rambut panjangku ke belakang telinga gugup. "Emang kamu kerja apa?" tanyaku buru-buru melanjutkan.
"Jadi gigolo,"
"Hah?!!!" ya Tuhan jantungku kaya mau copot dari tempatnya.
"Kamu obral burung?" cicitku agak takut melihatnya memelototkan matanya.
"Nggaklah! Enak aja, aku cuma bercanda," ucapnya kesal.
Aku menghela nafas, kirain serius obral burung kan serem.
"Lha terus kerja apa?" tanyaku kembali lagi ke pertanyaan awal.
Ken menghela napas, sepertinya dia enggan menceritakan tentang pekerjaannya.
"Aku kerja di perusahaan temen aku, awalnya di bagian gudang. Aku nggak betah, jadi dipindahin ke bagian pegawai biasa. Tapi satu kelompok yang kerja sama aku nggak becus semua, masa setiap kerjaan masuk yang ngerjain aku semua. Eh pas bagian yang disalah-salahin aku juga yang kena, yaudah terus aku nggak terima."
Kok suamiku bego sih!
"Kamu mau disuruh-suruh gitu aja?" tanyaku pada Ken.
"Ya kan mereka bilang nggak bisa Ra! Ya aku kerjain lah gimana sih."
Aku mengangguk takut melihat matanya yang berkobar marah. Padahal ganteng, tapi kok bego. Jelas saja dia dimanfaatkan.
"Yaudah cari kerja lagi," usulku kemudian.
Ken mengangguk. "Emang niatnya gitu, besok aku cari kerja."
"Yaudah, sekarang mau gimana? Makan?" tawarku.
"Boleh deh masakin, kayaknya aku tambah kurus."
Kurus dari mana?!!! Badannya saja masih besar kaya babon begitu. Yang ada aku yang makin kurus, stress memikirkan nasib pernikahan kami yang terasa hambar ini.
—————————————Senin, Rabu, Kamis, dan Jum'at, Ken pergi kuliah. Di sela-sela hari itu, seperti yang sebelum-sebelumnya, dia kerja.
Kemarin akhirnya dia mulai kerja lagi. Jadi waiter di sebuah cafe yang buka selepas maghrib dan tutup hampir subuh.
Dengan begitu dia bisa full kerja dalam seminggu. Tapi akibatnya dia jadi kurang tidur.
"Ra capek," keluhnya dengan wajah sayu.
"Kamu mandi dulu ya, aku siapin airnya. Abis itu kamu bisa tidur, udah makan?" tanyaku dan Ken mengangguk.
"Tadi makan di cafe sama temen yang lain,"
"Yaudah sekarang mandi dulu ya,"
"Hm."
Setelah mandi Ken langsung tepar,beruntung hari ini nggak ada matkul jadi dia bisa istirahat.
Setelah memastikan Ken tidur, aku beranjak ke kamar Hana. Aku tersenyum saat melihatnya tengah berceloteh sendiri di dalam box bayinya.
"Baby Hana..." aku mengambilnya dan memberikan kecupan manis di pipi tembamnya.
"Ketemu papa yuk," ajakku.
Terkadang walau Ken nggak bisa memberikan waktunya untuk Hana, aku menyiasatinya dengan membawa Hana di dekatnya saat dia tertidur.
Dan sepertinya Hana senang berada dekat dengan daddynya. Dia nggak pernah rewel kalau dekat Ken.
Aku jadi ikut mengantuk karena melihat Hana dan Ken. Nggak sadar kalau ternyata aku benar-benar tertidur.
Aku terbangun dari tidurku saat merasakan dinginnya AC di kulitku.
Mencoba membuka mataku yang masih terasa lengket. Pemandangan pertama yang aku lihat setelah mataku terbuka sempurna adalah wajah Ken yang berada tepat di depanku. Setengah badannya menindihku membuatku sesak.
"Ken! Apa-apaan sih, turun!" bentakku marah. Tapi Ken malah tersenyum mesum.
"Udah tegang Ra, nggak kasian kamu?"
Hah? Maksudnya apa?
Aku mengernyit, aku nggak mudeng... eh tunggu!!
Ya Tuhan, Ken tegang? Pantesan keras.
Dasar Ken mesum!
—————————————Aku dan Ken masih di tempat tidur selepas kegiatan siang kami di ranjang.
Dia telentang di samping kananku dan tersenyum puas sambil menutup matanya.
"Ken..." panggilku.
Ken menoleh, membuka matanya lalu tersenyum padaku. "Thanks Ra, yang tadi itu wow banget,"
Aku mendengus. "Kamu nggak pake pengaman loh, ntar kalo aku hamil bodo amat ya," ucapku sedikit menakut-nakutinya.
Dan sepertinya berhasil!
"Emang ini masa subur kamu? Kayaknya nggak deh, aku hapal jadwalnya kok,"
Aku mangap, sampai segitunya dia sampai menghapal jadwal masa periodeku.
"Ya kan..."
"Yaudah yuk bersihin di kamar mandi," ajaknya dan tanpa menunggu jawabanku langsung menggotongku ke kamar mandi.
Ini mah minta nambah!!
Tbc...
~~~
Emang area mesum, yang nggak suka, fuck off.Kalo mau diupdate cepet vote kek, apa comment, dalam rangka menghibur orang yg lagi pusing mikir UN pahala loh wkwk.
Maaf dikit, cuma disela waktu longgar.
Lovin
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Accident
ChickLitMenikah di usia delapan belas tahun tak pernah ada dalam bayangan Ken. Terlebih memiliki bayi tepat setelah dia diterima di UGM Jurusan kedokteran. Semuanya terasa berat, untuknya sendiri dan juga untuk 'istrinya', Dara. >>> Update seminggu satu kal...