=> 8. Akur. <=
*
***
Ken terbangun pagi ini dengan kepala pening. Dia melirik ke samping kanannya, tempat dimana Dara biasa tidur, dan nggak menemukan keberadaan istrinya itu di sana. Ken memaksakan dirinya untuk bangun, dia perlu ke kamar mandi.
Setelah dari kamar mandi, Ken turun ke lantai bawah dan mendapati Dara tengah berkutat dengan alat masaknya. Hana tertidur di karpet depan tv, terlihat pulas sekali. Ken tersenyum, melihat anaknya yang tampak lucu saat tertidur. Ken nggak pernah ada waktu untuk sekedar main bersama Hana, Ken selalu punya kerjaan saat Dara memintanya bermain dengan Hana. Dan entah kenapa saat melihat wajah anaknya yang tengah tertidur itu, Ken jadi merasa bersalah, dia seharusnya menjadi cowok yang nggak selalu mementingkan dirinya sendiri. Dia punya anak yang perlu kasih sayangnya.
“Ken, udah bangun?”
Ken menoleh, dan tersenyum pada istrinya. “Baru aja sayang,” jawabnya lembut.
Dara mengernyit, nggak biasanya Ken menjawab lembut seperti ini kalau bukan ada maunya. “Kamu kenapa?” tanya Dara dengan sebelah alis terangkat.
“Nggak papa, emang aku kenapa?” Ken menjawab santai. Dia masih tersenyum pada Dara, dan itu semakin membuat Dara curiga.
“Kamu beda dari biasanya tau. Pake senyum-senyum segala. Kamu nggak kesurupan kan?”
“Ya kali kesurupan, Ra!”
“Ya, terus kenapa? Kamu tuh aneh, kemarin pulang-pulang encok, sekarang senyum-senyum kaya orang gila. Kamu nggak lagi nutupin sesuatu kan, Ken? Kamu selingkuh ya?”
“Enak aja!” sentak Ken nggak terima. Dia padahal nggak pernah sekalipun lirik-lirik cewek, kok Dara seenak jidat menuduhnya selingkuh. Ada juga cowok yang ngejar-ngejar Ken. Ken itu setia, asal Dara masih bisa dianu-anu dia nggak akan berpaling kok. Nanti, kalau Dara udah tua, ya mana ada yang tau.
“Ya terus?” Dara bertanya sambil menata makanan di meja makan.
Ken berjalan mendekat ke arah Dara. “Sayang,” panggilnya.
“Hm.”
“Ra ...,”
“Apa sih Ken?!” tanya Dara geram sambil berbalik menghadap Ken. Ken tersenyum lebar, lantas memajukan wajahnya dan mengecup bibir Dara cepat.
Dara melongo. Dia jadi yakin pasti terjadi sesuatu pada Ken. Ken nggak pernah memberikan dia kecupan, paling ringan juga ciuman, itu aja pasti sering berlanjut ke adegan selanjutnya. Nah sekarang, lihat! Setelah Ken mengecup Dara, dia malah nyengir bahagia.
“Kamu kenapa sih?”
“Aku bahagia,” jawab Ken sambil tersenyum lebar. Dara mengerutkan keningnya tampak bingung dengan ucapan Ken barusan.
“Bahagia kenapa?” tanya Dara.
Ken nggak langsung menjawab. Dia menarik Dara dalam pelukannya. Hidungnya menempel di rambut Dara yang berbau seperti buah. Dia bersyukur, masih bisa memeluk Dara seperti kali ini. Entah kenapa setelah peristiwa yang dilaluinya kemarin, Ken merasa jadi sangat sayang sekali dengan Dara.
“Karena kamu masih mau nerima aku,” lirih Ken.
Dara mengurai pelukan Ken dan memukul dada bidang Ken main-main. “Apaan sih! Kamu aneh banget.”
“Aneh gimana sih sayang? Aku serius.” Ken benar-benar kelihatan serius. Tapi tetap saja Dara merasa aneh. Pasalnya Ken nggak pernah bersikap semanis ini sejak mereka menikah. Kalau pun pernah pasti mereka akan berakhir di ranjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Accident
ChickLitMenikah di usia delapan belas tahun tak pernah ada dalam bayangan Ken. Terlebih memiliki bayi tepat setelah dia diterima di UGM Jurusan kedokteran. Semuanya terasa berat, untuknya sendiri dan juga untuk 'istrinya', Dara. >>> Update seminggu satu kal...