=> 29. Selesai. <=
***
Dara baru saja pulang dari rumah Reihan. Dengan Hana dalam gendongannya Dara menyusuri lorong demi lorong apartment. Dia sengaja melarikan diri dari Ken pagi tadi sebelum Ken bangun. Dara hanya nggak siap kalau harus adu argumen dengan Ken saat ini.
Reihan tadinya sempat curiga karena matanya bengkak, dan Reihan sudah mengancam akan menghajar Ken. Tapi Dara nggak tega, mana mungkin dia tega Ken dipukuli. Jadi, Dara berbohong pada Reihan dan mengatakan kalu semua baik-baik saja.
Dara baru saja akan membuka pintu apartmentnya saat pundaknya ditepuk. Refleks Dara menoleh.
“Hai,” Dara mengernyit. Merasa nggak asing dengan wajah orang itu.
“Siapa ya?” tanya Dara dengan mata menyipit. Matanya bergulir melirik perut orang itu, takut-takut hamil minta pertanggung jawaban Ken.
“Gue pacarnya Ken,” jawab orang itu sambil tersenyum manis.
Dara mengurungkan niatnya membuka pintu lantas berbalik dan menatap cewek itu tajam. “Ceweknya Ken?”
“Iya, gue ceweknya. Lo, kakaknya Ken ya? Atau adiknya?”
Dara mengernyit. Sebenarnya Dara jengkel, apa orang itu benar-benar nggak tau kalau Dara itu istri sahnya Ken, atau memang hanya untuk menjatuhkan Dara saja? Kalau memang orang itu sahabatnya Ken, paling nggak tau kan kalau Dara itu istrinya? Atau jangan-jangan Ken memang nggak mempublikasikan statusnya sekarang dan mengaku-ngaku single?
Dara menghela napas pelan, berusaha meredam bibit emosinya.
“Ada perlu apa ke sini?” tanya Dara dengan nada datar.
Orang itu merogoh tasnya lantas mengambil bungkusan plastik warna putih. Diserahkannya bungkusan itu pada Dara. Dara menerimanya dengan kening berkerut.
“Itu celana dalamnya Ken, waktu itu ketinggal pas dia nginep di tempat gue. Mau gue kasih sendiri dianya sibuk, dan gue Cuma tau alamat apartment dia, yaudah gue bawa ke sini.”
Dara tersenyum kecut lantas melemparkan bungkusan itu kembali pada orang itu. “Dia udah nggak tinggal di sini, lo kasih sendiri aja.”
Dara mati-matian menahan air matanya. Nggak nyangka ternyata Ken sudah sejauh itu sampai tidur dengan cewek lain. Apa pernikahan mereka memang nggak bisa diselamatkan lagi?
“Kok lo judes banget sih! Gue kan minta tolong baik-baik. Lo bisa kasih istrinya kan kalau lo sibuk!” ketus orang itu dengan mata melotot.
“Sebaiknya lo pergi!” usir Dara lalu berbalik hendak masuk ke dalam apartment.
“Oh, atau lo istrinya Ken? Yang nggak bisa puasin Ken di ranjang sampai nyari penghangat ranjang di luar sana. Sampai Ken lari ke gue?”
Dara mengepalkan tangannya menahan amarah. Sebelah tangannya mendekap kepala Hana yang berada dalam gendongannya. Anaknya itu tengah tertidur, tapi nggak baik juga kalau Hana sampai mendengar perdebatan mereka.
“Atau jangan-jangan Ken udah nggak mau sama lo, karena lo udah ngangkang di tempat lain ya? Jalang! Nggak pantes-“
Plakk
Kacamata yang dikenakan orang itu jatuh ke lantai dan pecah. Sudut bibirnya mengeluarkan darah karena saking kerasnya tamparan Dara.
Dara menunjuk cewek itu dengan telunjuknya, matanya memerah dan aura menyeramkan mengelilinginya.
“Jaga ucapan lo! Emang lo cewek baik-baik?! Cewek baik-baik nggak mungkin mengucapkan hal yang nggak semestinya. Berkedok kacamata dan wajah sok polos padahal aslinya tempat penyakit. Siapa yang jalang?! Hah! Ngaca!” bentak Dara murka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Accident
Literatura KobiecaMenikah di usia delapan belas tahun tak pernah ada dalam bayangan Ken. Terlebih memiliki bayi tepat setelah dia diterima di UGM Jurusan kedokteran. Semuanya terasa berat, untuknya sendiri dan juga untuk 'istrinya', Dara. >>> Update seminggu satu kal...