=> 16. Baikan. <=
***
Biasanya, saat malam hari Dara pasti akan tidur di pelukan Ken dengan nyaman. Tanpa Dara minta Ken pasti memeluknya, tapi malam ini Dara harus sabar saat melihat punggung Ken menghadapnya. Sejak tadi siang Ken selalu berusaha menghindari Dara. Dara tau Ken marah, Dara juga sadar kalau itu semua karena Ken salah paham. Dara merasa bersalah karena hal itu.
Dara menghela napas pelan. Setelah menidurkan Hana dan membersihkan diri akhirnya Dara memberanikan diri untuk masuk ke kamarnya dan Ken. Dan Dara maklum kalau Ken masih mencoba menghindarinya. Tapi, Ken nggak harus tidur di tepi kasur juga kan? Tanpa selimut, dan terlihat hampir jatuh. Ken nggak seharusnya menghindari Dara dengan cara itu, kalau pun Ken nggak mau Dara tidur di kasur yang sama dengan Ken, Dara nggak papa tidur di bawah, atau di kamar Hana.
“Aku tau kamu belum tidur Ken,” gumam Dara pelan. Dara sempat melihat Ken melirik ke arahnya tadi, makanya Dara bisa menyimpulkan seperti itu.
“Kalau kamu nggak mau kita tidur satu ranjang, nggak papa aku bisa tidur di bawah. Kamu pake aja selimutnya, aku nggak usah pake selimut nggak papa.”
Ken masih belum bereaksi dengan ucapan Dara. Dara yakin kalau Ken nggak akan tega membiarkan dia tidur di lantai, apalagi tanpa selimut.
Dara mengambil karpet lipat plastik dari bawah tempat tidur. Sengaja memilih yang plastik agar Ken makin nggak tega pada Dara. Dara menggelar karpet itu tepat menghadap Ken. Setelah itu tanpa menggunakan bantal atau apapun Dara langsung menidurkan diri di atas karpet plastik itu, menumpukan kepalanya di atas sikunya yang terlipat.
“Padahal aku kangen tidur di pelukan kamu Ken ...,” Dara menatap mata Ken yang terpejam. “Aku nggak selingkuh Ken, sama sekali nggak pernah. Kamu pikir aku dapet apa dengan selingkuh? Rugi sendiri dong, aku kan udah nggak cantik, dan kamu jelas bisa dapetin cewek mana aja di luar sana. Jadi nggak ada alasan aku buat selingkuh dari kamu.”
Dara membiarkan air matanya menetes. Nggak tau kenapa Dara jadi menangis karena ucapannya sendiri. “Aku sayang kamu Ken ...,” ucap Dara sebelum akhirnya terlelap karena kantuk.
Saat itu Ken yang aslinya belum tidur langsung membuka matanya cepat. Melihat Dara tidur beralaskan karpet tipis seperti itu membuat Ken jelas nggak tega. Pada akhirnya dia bangkit dari tidurannya, lantas mengangkat Dara dari karpet ke tempat tidur.
“Maafin aku ya, sayang.” Ken mengecup kening Dara sekilas. Lantas menarik Dara dalam pelukannya.
***
Pagi ini saat Dara membuka mata, dia disuguhkan dengan dada Ken yang berbalut kaos tidur berwarna putih. Ken nggak suka pakai piyama, biasanya malah mereka nggak pernah memakai pakaian kalau tidur. Jelas itu karena kemesuman Ken.
Dara tersenyum lebar, nggak bisa menahan diri untuk memberikan ciuman selamat pagi untuk Ken. Dan kebetulan sekali, Ken langsung membuka mata saat itu juga.
Nggak ada yang bersuara dari keduanya, baik Ken dan Dara masih betah untuk bertatapan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ken mengeratkan pelukannya pada Dara, dan Dara membalas hal itu. Mereka bertahan hanya saling berpelukan selama kurang lebih lima belas menit, sampai suara perut Ken akhirnya mengusik keduanya.
“Dari kapan kamu nggak makan Ken?” tanya Dara dengan mata menyipit curiga.
“Nggak ada yang masakin,” jawab Ken singkat.
Dara mendengus mendengar itu. “Tapi, kamu kan bisa beli makan Ken!”
“Mana bisa aku makan kalau istri aku ngilang entah ke mana. Mandi aja aku lupa kalau papa nggak ngingetin,” balas Ken dengan nada menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Accident
ChickLitMenikah di usia delapan belas tahun tak pernah ada dalam bayangan Ken. Terlebih memiliki bayi tepat setelah dia diterima di UGM Jurusan kedokteran. Semuanya terasa berat, untuknya sendiri dan juga untuk 'istrinya', Dara. >>> Update seminggu satu kal...