=> 28. Siasat. <=
***
Ken baru saja selesai mandi dan membersihkan diri saat seorang pelayan laki-laki masuk ke dalam ruangannya, dan terlihat cemas.
“Ada apa?” tanya Ken dengan kening berkerut.
“Anu ..., itu pak-“
“Apa? Yang jelas!” Ken benar-benar nggak suka basa basi. Apalagi kalau ujung-ujungnya hanya membahas masalah yang nggak penting.
“Tadi ada yang datang mengaku istri bapak, namanya Dara. Saya suruh masuk ke sini, tapi nggak lama setelah itu keluar lagi.” Pelayan itu menunduk takut.
Ken mendelik. “Dara ke sini?!”
“Iya pak, kayaknya lagi hamil besar. Pas keluar dia nangis, saya takut kenapa-kenapa.”
“Kenapa dia nangis?” tanya Ken tampak cemas.
Pelayan laki-laki itu menggeleng. “Saya ndak tau.”
“Sebelum istri saya masuk, ada orang lain yang masuk?”
Pelayan itu tampak berpikir sesaat sebelum mengangguk. “Ada pak, cewek seumuran bapak. Orangnya pake kacamata-“
Ken menggeram. Padahal dia sudah mewanti-wanti para pekerjanya untuk nggak membiarkan orang asing masuk ke dalam ruangannya. Ken tau siapa cewek itu, dan Ken juga tau pasti Dara salah paham. Oleh karena itu Ken nggak menghiraukan ucapan pelayan laki-laki itu dan segera bergegas keluar, pergi ke apartment.
Ken terus berlari sepanjang jalan menuju apartment. Dia hanya takut Dara dan calon anaknya kenapa-kenapa. Padahal harusnya saat ini Ken ada di samping Dara, menemani masa-masa kehamilannya. Mengganti waktu yang dulu saat Dara hamil Hana. Tapi karena masalah yang seperti nggak ada habisnya, mereka harus pisah rumah.
Ken mengatur napasnya saat sudah sampai di depan pintu apartment. Saat sudah sampai di dalam Ken nggak menemukan keberadaan Dara. Saat memasuki kamarnya, Dara juga nggak berada di sana.
“Kamu di mana sih Ra?!” geram Ken putus asa.
Ken mengedarkan tatapannya, tapi memang nggak ada tanda-tanda Dara berada di sana. Pandangan Ken akhirnya jatuh pada pintu kamar mandi yang tertutup. Ken bergerak cepat membuka pintu tersebut dan betapa kagetnya Ken saat melihat Dara meringkuk dengan tubuh basah kuyup dan menggigil di lantai kamar mandi.
Ken berjalan cepat ke arah Dara, lantas menarik istrinya itu ke dalam pelukannya.
“Sayang,” bisik Ken.
Dara nggak menjawab, wajahnya terlihat pucat dan matanya terpejam rapat. Tubuhnya agak menggigil mungkin karena terlalu lama di dalam kamar mandi.
Ken langsung menggendong Dara keluar dari kamar mandi dan membaringkan Dara di kasur. Karena pakaian Dara basah, Ken terpaksa melucuti pakaian Dara lantas menggantinya dengan daster longgar milik Dara.
Setelah itu Ken membaringkan tubuhnya di samping Dara, lantas memeluk Dara erat.
“Kenapa harus kaya gini sih Ra?” lirih Ken. “Aku nggak mau kamu sakit. Apa belum cukup kamu nyiksa aku? Aku sayang kamu, Ra. Jangan nyiksa diri kamu sendiri.” Ken terisak pelan.
Ken mengecupi wajah Dara. “Aku sayang kamu.
***
Ken terbangun pagi harinya saat merasakan sinar matahari menyorot matanya. Dara nggak ada di sampingnya, nggak ada juga di kamar mandi. Ken nggak menemukan Dara dimana pun.
![](https://img.wattpad.com/cover/100738975-288-k412134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Accident
ChickLitMenikah di usia delapan belas tahun tak pernah ada dalam bayangan Ken. Terlebih memiliki bayi tepat setelah dia diterima di UGM Jurusan kedokteran. Semuanya terasa berat, untuknya sendiri dan juga untuk 'istrinya', Dara. >>> Update seminggu satu kal...