Prolog

37.6K 1.3K 13
                                    

Revisi

Dering telepon di pagi hari benar-benar memuakkan, untuk siapa pun tak terkecuali untuk seorang pemuda yang masih terkapar di ranjangnya pagi ini.
Terpaksa dia membuka mata dan dengan asal menggeser tombol hijau di layar datar ponselnya dan dengan itu panggilan terhubung.

Matanya masih terpejam, tapi keningnya berkerut.

"Pagi Ma," sapanya masih dengan mata terpejam.

"Kenji Abimanyu!"

"Ya Tuhan Ma, nggak usah teriak. Aku masih capek, baru sampai di Jogja. Baru beberapa menit yang lalu-"

"Pulang sekarang Kenji!! Apa-apaan kamu ngehamilin anak orang dan tinggal pergi aja sampai lahiran. Mama nggak pernah ngajarin kamu kaya begini. Ya Tuhan ..., kamu bener-bener buat malu mama sama papa."

"Hamil?" tanyanya lirih. Entah pada siapa, dia tampaknya tak percaya dengan berita yang baru saja di dengarnya.

Dia bangun, mengacak rambutnya kasar. "Ma! Ini bukan april mop kan? Ulang tahunku juga masih lama. Jadi, jangan bercanda, tolong!"

"Mama nggak bercanda. Cepet pulang atau papa bakal murka dan ngusir kamu dari deretan pewaris."

"Emang siapa yang hamil sih Ma? Palingan itu orang ngaku-ngaku."

"Dara. Dara pacar kamu kan? Pokoknya kamu pulang, terus nikahin Dara. Mama nggak akan biarin Dara besarin anak kalian sendiri. Kamu itu laki-laki, kamu harus tanggung jawab Ken!"

"Menikah?!!" pekiknya terkejut.

Hei! Dia baru delapan belas tahun dan baru saja menyelesaikan SMA-nya. Jadi, menikah baginya terdengar seperti kiamat.

"Ya Tuhan," lirihnya lalu melempar handphonnya ke ranjang dan bergegas ke kamar mandi.


Tbc...

Iseng!
Baca gak dibaca bodo amat!

Freak AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang