12.

11.9K 458 0
                                    









“Ra, ini dikasih apa telurnya?” tanya Ken sambil menengok ke arah Dara yang menyenderkan kepalanya di meja makan.

Dara menghela napas, niat Ken memang baik mau memasakkan makanan untuknya, tapi seumur-umur Ken itu nggak pernah masak. Paling pol masak mie, itu pun kadang kebanyakan kuah sampai rasanya nggak enak.
Ini masih jam dua, setelah Ken bangun dari mimpi buruknya lantas mereka menghabiskan satu ronde lagi, atas permintaan Ken tentu saja. Setelah itu Dara merengek lapar karena dari sore nggak makan sama sekali, dan dengan gaya soknya Ken menawarkan membuat telur dadar buat Dara. Sudah hampir lima belas menit berlalu, tapi satu telur pun belum dipecahkan. Bumbu dapur berantakan, dan beberapa sayuran hijau tercecer di lantai.

Dara nggak akan berharap dimasakkan oleh Ken lagi kalau pada akhirnya malah dia yang akan repot membereskan kekacauan yang dibuat oleh Ken.

“Sini biar aku aja yang masak,” ucap Dara lantas mengambil alih telur yang di pegang Ken.

“Tapi, aku mau bantuin Ra.” Ken masih berusaha merecoki Dara, saat Dara mengaduk telurnya Ken ikut-ikutan. Dan karena itu telur yang ada dalam mangkuk malah tercecer.

Dara menghela napas. “Aku udah keburu laper, kalo kamu nggak kasian sama aku recokin aja terus. Tapi, kalo kamu kasian sama istri kamu yang udah melayani kamu tadi, duduk aja diem jangan ganggu!”

“Ra ...,”

“Sumpah ya Ken! Kalo kamu nggak duduk sekarang, sosis kamu yang aku potong!” bentak Dara geram dengan tingkah Ken. Pisau potong di tangannya mengacung ke arah Ken.

Ken mendelik, tapi menurut untuk duduk diam di bangku.
Dan nggak lama setelah itu bau harum dari telur langsung menguar memenuhi dapur. Ken yang tadinya hampir merem seketika itu juga langsung melek. Hidungnya kembang kempis membaui masakan sederhana Dara.

“Udah mateng Ra?”

Dara menoleh sekilas ke arah Ken. “Bentar lagi ya, aku mau goreng sosis sama bakso dulu.”

Ken mengangguk saja, Dara memang pecinta bakso. Karena itu juga terkadang Dara membuat baksonya sendiri. Dara nggak suka kalau beli bakso di luar, katanya bisa aja itu bakso dari daging yang nggak higienis. Ken sendiri nggak terlalu suka bakso, dia lebih suka masakan berkuah seperti sop dan semacamnya.

“Mateng!” seru Dara ceria.
Satu piring penuh berisi telur masakan Dara, sedangkan satu piringnya lagi berisi gorengan bakso yang terlihat menggoda dan beberapa batang sosis.

“Ken ambil saus.”

Ken menyerahkan saus pada Dara. Dan setelah semuanya siap, Ken dan Dara membawa dua piring itu ke depat tv. Mereka duduk bersisihan di sofa panjang, berdempetan dengan masing-masing membawa satu piring.

Dara sudah makan lebih dulu, beberapa bakso sudah raib dari piringnya. Sedangkan Ken makan pelan-pelan. Suasananya hening, tapi keduanya tampak nggak mempermasalahkan hal itu. Mereka menikmati keheningan itu.

Sampai akhirnya makanan dalam piring masing-masing habis. Ken mengambil piring Dara lantas membawanya ke tenpat cuci piring, biasanya Ken nggak pernah peduli dengan piring kotor, tapi kali ini dia dengan senang hati mencuci piring bekas mereka makan. Ken benar-benar berubah, dan Dara menyukai Ken yang sekarang. Bagaimana pun orang yang tinggal satu rumah nggak mungkin bertahan saling mendiamkan, hanya perlu waktu untuk membuat Ken luluh. Dan setelah penantian hampir setahun akhirnya Ken luluh.

“Sayang, aku ngantuk. Mau tidur lagi nggak?” tanya Ken sambil menguap.

Dara mengangguk, lantas menerima uluran tangan Ken. “Ken,” panggil Dara di tengah jalan menuju kamar.

Freak AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang