=> 15. Selingkuh? <=
***
“Lebih baik papa dan mama pulang sekarang,” ucap Ken pelan dengan wajah datar.
Jelas saja perkataannya itu membuat orang tuanya kaget. Mamanya saja langsung berkaca-kaca dan siap menangis, sedangkan papanya hanya menatap Ken prihatin.
“Papa bisa bantu kamu Ken.” Papanya berusaha menghibur Ken, walau pada kenyataannya hal itu sudah nggak berpengaruh apapun pada Ken.
Ken mendongak lantas menatap papanya. “Nggak perlu Pa, ini udah seminggu dan nggak ada kemajuan keberadaan Dara. Lebih baik papa dan mama pulang ke Jakarta. Ken butuh waktu sendiri Pa.” Itu jelas sebuah pengusiran, dan papanya harusnya maklum dengan itu.
Memang seminggu ini kedua orang tua Ken berada di apartment Ken. Papanya sudah berusaha untuk membantu Ken. Ken sendiri tau bagaimana papanya benar-benar membantunya, menyuruh orang-orang kenalan papa untuk ikut mencari keberadaan Dara. Tapi, sampai saat ini nggak ada kemajuan yang berarti. Ken merasa sudah putus asa.
“Tapi Ken, lebih baik kita lapor polisi dulu. Siapa tau Dara bisa ketemu,“ usul mamanya dengan tatapan sendu.
Ken tersenyum tipis mendengar saran mamanya itu. “Iya, Mama bisa minta tolong polisi dan Dara nggak akan pernah balik sama Ken. Mungkin Dara akan mengajukan surat cerai setelah polisi menemukan keberadaan Dara, Dara sekarang bukannya menghilang Ma. Tapi, dia sembunyi. Sembunyi dari kita karena mama.”
“Ken-“ mamanya menatap Ken sedih.
“Kalau mama nggak gegabah dan keterlaluan, mungkin sekarang Dara nggak sembunyi dari Ken. Demi Tuhan bahkan dia nggak bawa uang banyak Ma, kami lagi krisis. Dan dia bawa Hana, gimana kalau Dara kelunta-lunta di jalanan? Gimana kalau Hana rewel, gimana mereka makan? Coba mama bayangin kalau posisi mama jadi Dara?”
“Ken Mama minta maaf,” ucap mamanya sembari terisak.
“Sejak kecil Dara nggak pernah kenal mamanya siapa. Dia berharap besar dengan mama, Dara nggak pernah tau gimana kasih sayang orang tuanya Ma. Papanya bukan papa yang diharapkan semua anak, mama juga tau kan. Dan sekarang Dara Cuma punya Ken, mama pikir Ken bakal senang atas apa yang mama lakukan? Nggak ma! Walau dulu Ken nggak terlalu memperhatikan Dara, tapi sekarang Ken nggak bisa kehilangan Dara.” Ken menunduk dengan napas tersengal.
“Ken mama menyesal, mama minta maaf. Mama bakal bantu kamu nyari Dara, dan Mama pastikan Dara-“
“Aku bantu beresin barang-barang mama sama papa,” potong Ken cepat. Dia terlalu marah pada mamanya, tapi Ken nggak bisa membentak-bentak mamanya karena mau bagaimana pun mamanya adalah orang yang melahirkan Ken. Ken mungkin emosi, tapi dia nggak mau melampiaskan itu pada orang tuanya, karena dia nggak mau pada akhirnya menyesal di kemudian hari.
Nggak berapa lama Ken keluar dari kamar tamu dengan satu koper besar milik orang tuanya. Saat itu mamanya sudah menangis hebat di pelukan papanya.
“Ayo pa, Ken anter sampai depan.”
Papanya tampak menghela napas sebelum mengangguk sambil merangkul mamanya berdiri. Ken berjalan di depan sedangkan kedua orang tuanya mengikuti di belakang.
Sampai di lobby, Ken menyerahkan koper milik orang tuanya pada papanya. “Kalian hati-hati di jalan,” ucap Ken dingin. Wajahnya masih datar, dan rahangnya kaku. Ken jelas sedang menahan emosi mati-matian saat ini.
Papanya melepas rangkulannya pada sang mama lantas merangkul Ken. “Kamu selalu jadi jagoan papa, dan papa tetap akan bantu kamu nyari Dara. Kamu yang tegar, jangan putus asa. Dara pasti akan segera ketemu Ken.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Accident
ChickLitMenikah di usia delapan belas tahun tak pernah ada dalam bayangan Ken. Terlebih memiliki bayi tepat setelah dia diterima di UGM Jurusan kedokteran. Semuanya terasa berat, untuknya sendiri dan juga untuk 'istrinya', Dara. >>> Update seminggu satu kal...