Chocolate And Tears

193 17 5
                                    

Prily masih nggak yakin dengan gelar cowok sadis yang disematkan orang-orang pada Alva.

Hingga kemudian cewek yang memberi Alva cokelat terlihat mengatakan sesuatu pada Alva namun karena suaranya sangat pelan Prily gak bisa mendengar apa yang diucapkannya.

Oke, Prily emang bodoh dalam mata pelajaran tapi ia jago membaca ekspresi orang. Dan ekspresi Alva sekarang membuat Prily bingung.

Aneh... Prily bergumam dalam hati. Seharusnya Alva senang karena udah diberi kado. Tapi kok ekspresinya malah sebaliknya?

Namun sesaat kemudian ekspresi Alva berubah lagi. Alva tersenyum kecil sambil menerima kado dari si cewek, tapi bagi Prily senyuman itu terlihat sangat dibuat-buat.

"What?!! Kok Alva nerima kado cewek itu sih?" seru Talitha sambil menarik-narik lengan Prily dan Kinal dengan heboh. Sama hebohnya dengan reaksi orang-orang di sekitar mereka.

"Ya wajar keleees. Masa orang ngasih kado ditolak sih?" Prily menyahut. "Palingan dia juga bakalan nerima cewek itu."

Mata Talitha melebar. "Gak wajar Prily. Selama ini Alva selalu nolak cewek mentah-mentah. Bisa dibilang ini keajaiban dunia kalo sampai dia nerima cinta cewek itu. Ini aneh, sangat aneh. Tunggu, apa jangan-jangan cewek itu pake pelet ya?"

"Pelet kepala lo. Huuuu..." Prily menyenggol lengan Talitha sembari menatap sahabatnya itu dengan pandangan hopeless.

"Ampun deh Tha, ada-ada aja deh lo. Cewek itu kan cantik, bohay lagi, gak mungkinlah dia pakai pelet, lagipula hari gini masih pakai pelet buat nembak cowok? Diiiiih, enggak banget kales..." sahut Prily lagi.

"Kali aja ya kan?" Kinal menimpali sambil mengangkat bahu.

Kinal juga heran dengan sikap Alva kali ini. Setahunya, selama ini jangankan nerima kado dari cewek, mau ngobrol sama cewek aja Alva jarang mau.

"Tuuh kan, Kinal juga sependapat sama gue"

Sementara itu, di tengah-tengah pandangan penuh tanda tanya orang-orang di sekitarnya, Alva Revaro mulai beranjak dari tempatnya berdiri.

Ia tahu cewek yang sudah memberinya kado cokelat itu kegirangan setengah mati karena Alva menerima kado darinya.

Terus aja lo loncat-loncat kayak kodok gitu, bentar lagi tawa lo juga bakalan lenyap, kata Alva dalam hati.

Semua orang yang ada di sana nggak pernah menyangka pada apa yang dilakukan Alva beberapa detik kemudian.

Alva menghampiri tong sampah yang letaknya persis di depan Prily cs dan melemparkan kado yang baru saja diterimanya tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Suara 'pluk' kado yang dilemparkannya menggema di tong sampah yang terbuat dari alumunium itu. Suaranya sukses membuat semua orang yang ada di sana membeku seperti es, terlalu kaget.

Alva membalikkan badannya. Menatap si cewek cokelat. Cengiran tipis muncul di wajahnya. "Gue gak suka makanan manis," ucapnya.

Usai mengatakan itu ia melangkahkan kakinya, beranjak meninggalkan segala kekagetan yang ada di tempat itu.

Bersambung...

You And First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang