1. Awal dari Mimpi Buruk

82.9K 2.4K 60
                                    

"Rika, Cepat turun! Kau bisa terlambat dihari pertamamu bersekolah!" Suara renta laki-laki terdengar di bawah tangga.

"Baiklah, Ojii-Chan!" Suara seorang gadis menjawab panggilan lelaki tua yang di panggil Ojii-chan. "Aku segera kebawah."

Seorang gadis bergegas menuruni tangga membawa tas jinjingnya. Ia nyaris saja terjungkal kalau ia tidak menggenggam erat pegangan di tangga. Gadis itu merupakan gadis sederhana. Sama sekali tidak modis jika di bandingkan dengan gadis seusianya. Ia memiliki rambut panjang yang diikat dua, mengenakan kacamata yang tebal, dan juga kawat gigi yang sudah bersarang di giginya selama 2 tahun. Penampilan itu membuatnya sering menjadi bahan ejekan teman-teman sekolahnya dulu.

"Kau terlihat cantik seperti biasanya, Rika." Puji Kakeknya setelah Rika berhasil dengan selamat sampai di ruang makan. "Aku senang sekali saat orang tuamu memberi tahuku kalau kau akan pindah kemari." Kakek berpangku tangan dan menatap haru cucu satu-satunya yang kini duduk di sebelahnya. "Kakek kira aku tidak ada kesempatan melihat cucuku mengenakan seragam sekolah, tapi ternyata..... Kakek senang sekali!!" Kakek mulai mengusap perlahan matanya yang sama sekali tidak mengeluarkan airmata.

Rika menghela nafas. Ia tahu Kakeknya memang seorang yang hiperbolis menanggapi sesuatu, karena ayahnya juga memiliki sifat yang sama yang tentu saja diturunkan oleh Kakek. Saat Rika mengemukakan keinginannya untuk kembali ke Jakarta dan meninggalkan Jepang, Ayahnya juga menangis seakan tidak rela kehilangan rika. Begitu juga ketika Maya -Kucing jalanan- yang secara sepihak di adopsi oleh Ayah, tiba-tiba menghilang tepat setelah 3 hari Ayah mengadopsinya. Jadi sebenarnya Rika sudah kebal dengan sikap Hiperbolis Kakeknya sekarang.

"Aku hanya merasa Ojii-Chan perlu seseorang untuk menemani disini. Lagipula, Okaa-san dan Otou-San memiliki satu sama lain. Tidak adil rasanya meninggalkan Ojii-Chan disini sendiri." Ujar Rika tersenyum. Lagipula sebagian alasannya lagi karena aku ingin menghindari Jepang.

"Kakek senang kau memiliki keputusan itu, Rika." Ujar Kakek bersungguh-sungguh. "Sekarang, Makanlah. Kakek sengaja membuatkanmu Sup Miso agar kau tidak rindu dengan kampung halamanmu." Ujar Kakek bersemangat.

"Ojii-chan, Kau lupa kalau Indonesia juga merupakan kampung halamanku? Aku sudah rindu dengan tempe dan juga tahu. Di Kyoto, sulit sekali menemukan kedua makanan itu." Ujar Rika seraya tertawa.

"Baiklah, Kakek akan membuatkanmu Tempe orek siang ini!"

"Ojii-Chan tidak ke pabrik?" Rika mengernyit. Kakeknya mempunyai perusahaan ekspedisi yang melayani pengiriman barang dalam dan luar negeri dan memiliki banyak cabang di Indonesia. Bahkan Ayah Rika juga membuka kantor cabang di Jepang.

"Kakek sudah tua, Rika. Kapan lagi kakek bisa menghabiskan waktu memasak untuk cucu tercantik Kakek?" Kakek mencubit hidung Rika. "Kakek juga mempunyai orang kepercayaan di sana. Jadi Kakek bisa beristirahat dengan tenang di rumah."

Rika hanya tersenyum menanggapi perkataan kakeknya. Ia juga merasa kalau ini keputusan yang benar mengingat usia kakeknya yang sudah tidak lagi muda dan tidak kuat lagi mengangkut barang-barang berat dari satu stasiun ke stasiun lain.

Rika menyantap Sup Misonya perlahan. Saat menginjakkan kaki di bandara Indonesia, Rika sudah bertekad untuk memulai hidup barunya disini. Ia bertekad untuk tidak menonjol dan sebisa mungkin jangan terlibat dengan masalah sepele seperti apapun di sekolahan. Karena ia tidak ingin kejadian di sekolahnya di Kyoto dulu terulang. Rika hanya berencana untuk bersekolah, tidak terlihat, dan lulus dengan nilai yang memuaskan.

*

"N-Nama saya Rika Chinatsu. 16 tahun. Saya pindahan dari Kyoto, Jepang. Saya sudah tinggal di Kyoto selama......"

"Aku tidak bisa mendengar suaramu!!" Teriak salah seorang teman sekelas Rika.
"Apakah kau yakin Volumenya sudah dinyalakan?"
"Apa ia bisa bicara Bahasa Inggris dengan benar?"
"Apa kau Tinggal di Gua?"
"Kenapa penampilannya seperti itu?"

She's (Not) My FianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang