5. Ice King!

13.6K 1.2K 63
                                    

Pagi itu merupakan pagi yang cerah, namun tidak secerah mental Rika yang sehabis bel masuk istirahat ini akan menghadapi ujian Fisika. Meskipun Rika sudah sedikit yakin dibandingkan kemarin karena sudah berlatih banyak soal dengan Mike, namun ia tetap merasa was-was dan takut salah memasukan rumus.

Teman-teman sekelasnya juga terlihat sibuk membuka buku dan menatap layar laptopnya, namun banyak juga dari mereka yang lebih memilih ke kantin daripada belajar. Ya, murid-murid yang berotak cemerlang yang menganggap ujian kali ini hanya seperti ujian kesenian untuk melipat kertas menjadi pesawat terbang. Namun sialnya bagi Rika yang tidak berotak cemerlang, ujian kali ini seperti sedang melakukan ujian masuk perguruan tinggi dengan standart nilai yang sempurna.

Rika berkomat kamit sambil terus membalik halaman demi halaman buku fisikanya. Disaat seperti ini, ia selalu mengharapkan kalau doraemon itu nyata dan dia mengeluarkan roti untuk menghapal apapun yang di cetak disana agar Rika tidak perlu kesusahan seperti ini.

"Serius sekali..."

Rika menoleh ke sumber suara yang berada tepat di sampingnya memamerkan senyum usilnya. "Mike! Sejak kapan kau berada disini?" Tanya Rika kaget sambil melihat ke sekitar kelasnya. Teman-teman sekelasnya yang tadi sibuk dengan aktivitasnya, entah sejak kapan mulai menatap Rika dan juga Mike.

Mike melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya sebentar, "Sekitar lima belas menit yang lalu." jawab Mike kembali menyengir. "Kau terlalu serius belajar sampai tidak menyadari kehadiranku?"

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Rika berbisik agar tidak terdengar oleh teman sekelasnya.

"Tentu saja menanyakan kemajuan pembelajaran muridku." Jawab Mike percaya diri. "Jadi, kau sedang memikirkan apa?"

Rika tidak langsung menjawab Mike. Mike pasti akan menertawakannya kalau Rika berkata jujur sedang memikirkan doraemon dan alat ajaibnya untuk membantu ujiannya.

"Doraemon??" Bisik Mike seraya mengernyit melihat buku latihan Rika.

"A-Apa?" Apa Mike bisa membaca pikirannya?

Mike menunjuk buku latihan Rika, "Itu.. Kau menggambar doraemon, Bukan? Meskipun hanya kumpulan lingkaran yang ditumpuk, tapi aku bisa mengenal kantung Doraemon itu." Mike terkekeh melihat betapa buruknya gambar Rika. Ia sempat mengira bahwa itu adalah Boneka salju sebelum Rika menggambar Kantung ajaibnya.

Rika gelagapan karena tertangkap basah. ia lalu menutup buku latihannya dengan cepat. "Tidak! Aku tidak sedang memikirkan Doraemon dan alat ajaibnya!"

"Aku tidak pernah berkata kau sedang memikirkan Doraemon dan alat ajaibnya, Rika-Chan." Ujar Mike menahan tawanya. "Tapi kau benar-benar memikirkan doraemon?" Tanya Mike kemudian.

"T-Tidak...."

"Kau takut tidak bisa melewati ujian nanti, ya?" Tanya Mike lagi. Rika hanya terdiam, namun Mike tahu jawaban yang ada di pikiran Rika. "Tidak perlu khawatir. Kalau gagal, kau masih bisa memulainya lagi. Kau tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya sukses sebelum merasakan kegagalan." Ujar Mike memberi semangat pada Rika.

Rika mengernyit menatap Mike yang masih tersenyum. "Kau mengatakan hal itu, sepertinya kau yakin sekali aku akan gagal?"

Mata Mike membulat lalu tertawa, "Aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya melihat kau yang pesimis, Jadi aku mencoba menghiburmu, itu saja." Jawab Mike sambil tertawa.

"Tenang saja." Sahut Rika kemudian. "Aku tidak akan menyia-nyiakan usahamu yang sudah mengajarkanku." Rika lalu tersenyum kaku memamerkan giginya yang dipagari kawat.

Mike mengangguk dan tersenyum kepada Rika. "Itu baru semangat!" Mike menyapukan pelan poni Rika. Setelah tangannya menyentuh poni Rika, Rika langsung menghindar. Lalu Mike sadar kalau Rika kurang nyaman karena ia sedang berada dikelas dan tatapan teman sekelasnya yang menurut Mike juga sedikit dingin. Mike lalu menurunkan tangannya.

She's (Not) My FianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang