28. Berbaikan?

7.1K 801 41
                                    

Teriakan riuh rendah mewarnai lapangan yang di penuhi oleh seluruh siswa yang tengah mengikuti upacara pembukaan Pertandingan yang akan dijalankan selama tiga hari. Tepat ketika kepala sekolah menembakkan pistol udara ke langit, pertandingan resmi di mulai. Dan kedua Regu sibuk berdiskusi taktik yang akan mereka luncurkan pada pertandingan pertama, yaitu Futsal putra.

Setiap Regu diberi waktu satu jam setelah upacara pembukaan untuk kembali berdiskusi, atau sekedar mempersiapkan mentalnya. Dan seperti apa yang pernah Bruce serukan sebelumnya, Mike dikorbankan untuk bermain di permainan Futsal kuartal pertama dan akan Stand-by di kuartal selanjutnya.

Sedangkan Rika, ia mendapat kehormatan untuk duduk di bangku pemain cadangan untuk 'menemani' Mike seperti perjanjian Bruce pada Mike sebelumnya. Sebenarnya ada enaknya juga duduk di kursi pemain cadangan, selain tidak perlu berdesak-desakkan dengan siswa lain, Rika juga dapat melihat jalannya pertandingan tanpa terhalang badan besar siswa lain yang bisa tiba-tiba berdiri kecewa atau senang saat bola nyaris masuk ke gawang, atau malah masuk. Rika yakin dengan badannya yang kecil ini, ia pasti tidak bisa melihat adegan penting kalau duduk di kursi penonton.

"Kenapa kamu senyum-senyum seperti itu?" Sela Mike di tengah-tengah lamunan Rika.

"Aku tersenyum?" Ulang Rika mengerjapkan matanya berulang kali.

Mike mengangguk dan mengacak rambut Rika gemas, "Aku bahkan belum memenangkan pertandingan ini, dan kau sudah tersenyum. Kalau saat aku menang, kau harus menunjukan sesuatu yang lebih dari senyummu itu." pinta Mike.

Rika mengangguk menyanggupi. Dia memberikan senyum termanisnya untuk menyemangati Mike, namun senyumnya itu malah menyulut api cemburu dari seseorang yang duduk di seberangnya, seseorang yang terus menerus melihat Rika dari tadi, seseorang yang dapat melihat eskpresi dan senyum Rika secara jelas, seseorang yang hanya bisa menelan ludah kesal dan menggigit jari geram, Rei.

*

Kuartal pertama berakhir dengan skor dua untuk tim Rika, dan satu untuk tim Lawan. Salah satu angka yang tercetak, adalah berkat tendangan pinalti dari Mike yang mengenai sasaran dengan tepat. Rika bersorak dengan keras saat bola itu masuk ke gawang, dan tanpa disadari, Mike juga berlari kearah Rika dan memeluk gadis itu erat.

Seperti yang sudah Rika janjikan pada Mike, saat Mike memenangkan pertandingan -meskipun itu baru kuartal pertama- Rika langsung menghadiahi Mike dengan kecupan di pipinya. Sesuatu yang lebih dari sekedar senyuman.

Suara riuh rendah sorak sorai di bangku cadangan Regu B, dan juga suara siulan Bruce yang mendominasi memekakkan telinga begitu Rika mendaratkan kecupan singkat di pipi Mike. Mike sedikit terperanngah, namun ia tersenyum sedetik kemudian.

"Aku sudah kembali bersemangat. Sepertinya aku masih bisa bermain di Kuartal kedua." Sahutnya yang membuat Bruce dan anggota regu lainnya tertawa. "Aku akan mencetak lima gol lagi, dan kau harus menghadiahiku kecupan disetiap gol ku." Pinta Mike yang membuat Rika tersenyum kaget. Rika tahu kalau Mike hanya bercanda.

"Aku juga mau dong, Rika." Bruce menawarkan diri beserta pipinya mendekat kearah Rika, kontan Mike langsung menjauhkan pipi Bruce dengan kasar dan menghalangi tubuh gadisnya dengan posesif.

"Hati-hati kalau kau mau bertindak, Bruce." Mike mengepalkan dan membunyikan persendian jari-jarinya, bersiap untuk meninju orang yang berani mendekati Rika.

"Rika-Chan, Bodyguardmu seram sekali." Bruce merengek dan Rika hanya tersenyum sambil mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru lapangan, yang ternyata sedikit banyak sudah melihat kearah Rika.

Wajah Rika memerah mengingat aksi nekatnya. Namun matanya terpaku pada satu sosok yang melihatnya tanpa berkedip. Wajahnya memerah. Botol yang berada di tangannya sudah remuk. Dan matanya, menatap mata Rika tepat, lurus, tajam dan menusuk.

She's (Not) My FianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang