3. Kemunculan Pahlawan tanpa Kostum

14.9K 1.3K 25
                                    

Rika memutuskan untuk bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan bekal untuk dirinya sendiri. Ia tidak mau kejadian seperti kemarin terulang lagi, dan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menghindari kantin sampai kelulusannya.

Rika memikirkan menu apa yang kiranya bisa ia siapkan semalaman. Ia mencoba untuk mencari di internet berbagai macam resep namun sepertinya itu akan memakan waktu lama. Ditambah Rika yang tidak berpengalaman memasak.

Akhirnya Rika memutuskan untuk membuat Onigiri. Selain mudah, bahan yang diperlukan juga hanya sedikit. Hanya berupa beras dan juga rumput laut.

Maka dari itu disinilah Rika berada dengan berusaha mengepalkan nasi yang masih hangat dengan tangannya membentuk segitiga, namun setelah banyak percobaan, bentuk yang bisa di dapat Rika hanyalah lingkaran. Rika menunduk frustasi dan merasa malu untuk menjadi orang Jepang yang tidak bisa membuat Onigiri.

Kemarin kakeknya menanyakan hari sekolahnya, Rika hanya bisa berbohong seperti biasa agar Kakeknya tidak khawatir. Padahal, Rika ingin sekali pindah sekolah. Tapi setelah ia pikirkan, pindah sekolah lagi sama sekali tidak akan membawa perbedaan berarti. Bahkan Rika sudah jauh-jauh dari Kyoto, ke Indonesia namun ia tetap saja dibully. Ia juga berbohong mengenai kacamatanya dengan mengatakan kalau kacamatanya terinjak saat ia sedang tidak hati-hati.

Rika memiliki tekad baru setelah tekad pertamanya gagal untuk tidak terlihat sampai kelulusan. Tekad barunya adalah untuk menghindari kantin, Rei, Alika, Seniornya, dan juga Mike. Meskipun Rei adalah Tunangannya, namun itu hanyalah di hadapan keluarganya saja. Itulah perjanjian yang diajukan Rei. Rei juga terlihat senang sekali saat Rika dikerjai oleh pacarnya kemarin. Dan itu sedikit membuat Rika sedih karena Rika sedikit berharap kalau Rei akan membantunya, bukan menertawainya.

*

"Kau mau kemana lagi, Rei?" tanya Kakeknya ingin tahu begitu melihat Rei sudah rapih lagi setelah pulang dari sekolah.

"Keluar, kek." Jawab Rei hati-hati.

Kakeknya berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya khas orang tua. "Kau berhentilah bermain-main dan mulailah serius dengan masa depanmu." Kakek mulai berceramah. "Kau sudah mempunyai calon Istri yang harus kau penuhi kebutuhannya kelak. Selain itu, kau ajaklah Rika-Chan keluar denganmu agar dia bisa mengenal duniamu, dan kau juga bisa mengenal Rika-Chan diluar sekolah."

Bagaimana caranya mengajak perempuan itu, kalau aku saja harus pergi berkencan dengan Alika. "Ia sedang sibuk, Kek." Elak Rei. "Lagipula Rika tidak akan suka berada di antara banyak orang."

"Ia pasti akan punya waktu untuk calon suaminya! Kau harus ingat perjanjian kita! Kau harus memperlakukan Rika sebagaimana ia adalah pacarmu." Kakek memperingati Rei. "Atau kau mau keluar dengan Pacar tidak jelasmu itu?!"

Rei tahu Kakek pasti akan murka sekali kalau Rei menjawab jujur. Rei sengaja tidak pernah lagi menyebutkan nama Alika di hadapan Kakek. "Aku keluar dengan Mike, Kek." Bohong Rei lagi.

"Kalau begitu batalkan! Kau berkencan dengan Rika hari ini!" Putus Kakeknya sepihak.

"Kek...!"

"Aku akan menelepon Kakek Rika dan menanyakan apakah kau benar menjemputnya nanti. Jadi pastikan kau tidak mangkir dari kewajibanmu sebagai tunangan Rika!" Gertak Kakeknya.

"T-Tapi aku tidak tahu rumah Rika Kek." Ujar Rei akhirnya.

Kakeknya mengernyit mendengar ucapan Rei. "Kau? Kau tunangannnya tapi kau tidak tahu alamat Rika? Kau tidak pernah mengantar Rika selama ini?!" Tanya Kakeknya dengan nada yang mulai meninggi.

Rei membelalak begitu menyadari Kakeknya mulai marah, Otaknya langsung berputar untuk mencari alasan."A-Ah itu karena... Karena Rika selalu di antar oleh orang rumahnya. Rika juga bilang tidak perlu merepotkanku." Bohong Rei.

She's (Not) My FianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang