Dua Belas

3.3K 322 8
                                    

#ICareForYou

"Shia Oon!!" maki Prem sebal menyambut Arthit yang baru datang menghampiri mereka yang sejak tadi duduk lesehan di tangga aula kampus yang mulai sepi.

Arthit mengambil duduk di sebelah Prem.

"Apa sih Prem?" Sahutnya sebal sambil menoyor kening Prem. Sangat menjengkelkan kalau Prem meninggikan suara, suka bikin kaget.

Prem mengumpat pelan sebelum membalas. "Kau dari mana saja brengsek? Kami menunggumu dari tadi!"

"Kenapa kau jadi mirip cewek PMS sih? Sensi sekali lihat orang ganteng datang" balas Arthit membuat teman-temannya jadi ingin mengumpat, "aku habis cuci muka, ngantuk" jelasnya singkat.

Arthit mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Tak ada lagi peralatan di atas pangggung, kursi-kursi yang tadinya ramai ditempati mulai ditinggalkan. Aula yang tadinya penuh kini menyisakan beberapa penonton yang sibuk selfie, grufie, atau sekedar bercengkrama ringan dengan temannya.

"Loh, acaranya sudah bubar?" Kagetnya melihat aula yang mulai sepi. Tapi wajah polos Arthit saat menyadari hal itu membuat teman-temannya gemas dengan ekspresi bodohnya.

Arthit kembali kaget saat Toota tiba-tiba mengacak rambutnya gemas, Bright memukul bokongnya dan Prem bagian memukuli wajah dan perut Arthit bergantian dengan pelan. Meski pelan, dia tetap merasa sakit dan geli karena ulah mereka.
Dia berusaha berontak, tapi sulit karena Knott yang tadinya diam menonton kini menahannya agar tidak lari. Entah kenapa Arthit malah tertawa terbahak-bahak dengan perlakuan ini.

Mereka hanya bercanda, tapi kalau begini terus dia bisa masuk rumah sakit 'kan??

Setelah lelah memperlakukan Arthit semena-mena, mereka kembali duduk lesehan di tangga. Mereka mulai menceritakan kepada Arthit apa saja yang anak itu lewatkan dari pemilihan Moon and Star barusan.

 
 
"Kongpob memenangkan 2 penghargaan sekaligus?? Apa-apaan itu?! Hey, kalian yakin tidak ada konspirasi atau nepotisme pada hasilnya??" Arthit membelalakkan matanya mendengar cerita Toota.

"Aww Arthit, dengan wajah dan kemampuan seperti dia, itu bukan hal yang aneh!" bela Toota.

"Hmm, sebenarnya memang aneh sih. Di kampus kita memang belum pernah ada mahasiswa yang mendapat gelar Moon, dan juara favorit bersamaan" Knott ikut menyuarakan keheranannya sejak tadi.

"Ck, kalian ini brengsek ya.." Bright mendecak dengan mata memicing menatap Arthit dan Knott bergantian, "Kenapa tidak syukuri saja hasilnya?? N'Kongpob itu dari fakultas kita.. Apa ruginya? Harusnya kalian senang dia melakukannya dengan baik" tambah Bright.

"Shiaaa Bright! Kalau mereka menang itu tandanya kita kalah.. mereka menantang kita waktu itu, kau lupa ya?" Sungut Prem.

"Hey Prem! Hanya kau yang menantang mereka!" Tunjuk Bright, "Kau selalu menyalakan api jika ada N'Wad! Aku akan berdoa, suatu saat kau berkencan dengannya!" sungut Bright.

Dengan kesal Prem bangkit, dia meraih kerah baju Bright— ingin sekali bergulat. Bright yang menyadari kekesalan Prem cepat-cepat melepaskan diri, berlari mengelilingi aula dikejar Prem dari belakang.
 

Di samping pertengkaran Prem dan Bright, Arthit jadi merenung. Seulas senyum tipis tersungging dibibirnya, entah sedang mensyukuri kemenangan fakultas teknik, atau dia bersyukur karena Kongpob menang?

 
 
Tak menunggu lama, Arthit kembali pergi meninggalkan teman-temannya tanpa mengatakan apapun. Dia mengabaikan Knott yang bertanya kemana dia akan pergi.
 
 
Bright dan Prem di dekat panggung berhenti saling mengejar, kini melontarkan serentetan sumpah serapah untuk Arthit, sedangkan Toota  hanya diam kebingungan.

[Republish] Another Story of: SOTUS the seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang