Tiga Belas

1.3K 124 2
                                    

•sorry for typo

#ICareForYou(2)
 
 

"Berhenti!!" teriakan Knott menggelegar ke seisi ruangan.

Ratusan maba yang semula sedang melakukan squad jump, kini berhenti melakukannya. Wajah mereka tampak lelah dengan peluh membasahi tubuh, tapi para senior tidak peduli sama sekali karena terus memberi mereka perintah.

"Berapa kali kalian melakukan squad jump? Tidak bisa ya kalian melakukannya dengan serempak tanpa kami awasi?!" tanya Knott marah. Wajahnya yang selalu tampak dingin hari ini memerah menahan emosi.

"Aku dengar kalian tidak mau menghormati senior lagi karena sudah memenangkan lomba! Beberapa orang dari kalian memposting di facebook dan forum kampus, kalian pikir kami tidak tahu kalian membicarakan kami?!" tambah Prem berada di samping Knott.

Ya, berita itu memang baru dia dengar tadi pagi padahal sudah semalaman kabar itu mengusik senior. Dan saat mendengarnya, bisa ditebak betapa marahnya Prem.

"Apa ini perilaku orang berpendidikan?! Kalian hanya bisa berbicara di belakang senior! Parahnya lagi, hanya karena sebuah kemenangan— kalian semua tidak ingin menghormati senior lagi!" Arthit berseru tajam. Ruangan lebih mencekam dari biasanya.

Dimarahi 2 senior paling galak sefakultas teknik saja sudah mengerikan, hari ini ditambah kemarahan Knott yang terkenal sebagai senior paling tenang, para maba hanya bisa menelan ketakutan dan rasa bersalah dalam-dalam. Tak menyangka kalau Knott punya sisi galak seperti ini.

Mereka menyadari kesalahan kali ini cukup fatal, meskipun postingan di sosial media hanyalah perbuatan beberapa orang diantara mereka. Ditambah komentar anonim di forum kampus berisi kata-kata frontal tentang kemenangan maba yang dianggap sebagai kekalahan para senior, segelintir orang pun terang-terangan mengungkapkan keinginan mereka untuk tidak lagi menghormati senior.

"Oak, tadi malam kau bilang mereka tidak punya keberanian lagi untuk menghukum kita?? Lihat, mereka mengerjai kita habis-habisaaan!" kata Em berbisik pada Oak.

"Aku juga tidak menduganya akan begini" Oak balas berbisik.

Kongpob berada di tengah-tengah kedua temannya ini hanya menyimak tanpa komentar. Dia tahu jelas, kejadian ini ada hubungannya dengan 2 manusia ini.

Em dengan bodohnya percaya saja omongan Oak kalau senior tidak akan bersikap berlebihan pada maba karena kekalahan yang mereka alami. Ditambah lagi, semalam Oak dan Em berlomba-lomba untuk mengirim komentar anonim. Meski maba pun tak jamin senior tahu siapa saja pemilik komentar anonim di forum kampus itu, tetap saja mereka ketakutan dan merasa bersalah.

"Hey!! Siapa yang memberikan ijin kalian untuk bicara ketika aku sedang bicara di depan?!" bentakkan Arthit sukses membuat ruangan ospek menjadi lebih sunyi senyap dari sebelumnya. Tak sedikit yang takut untuk sekedar menghela nafas.

Semua Senior yang terlibat Ospek merasa marah dan kecewa. Bahkan Mini sempat mengirim pesan pada Kongpob dan Pear tentang unggahan di sosial media itu. tak terkecuali, semua senior merasa kesal.

Kejadian seperti ini cukup melukai harga diri mereka sebagai senior. Wibawa yang coba mereka jaga sebagai senior—dilecehkan seenaknya. Dalam semalam, mahasiswa baru fakultas teknik membuat tranding topic yang ramai dibicarakan semua kalangan di kampus, termasuk mahasiswa dari fakultas lain, dosen dan para alumni. Bahkan senior yang tidak terlibat kegiatan Ospek pun memberi tatapan sinis pada mereka yang terlibat.

"Baiklah! Mungkin 50 kali squad jump tadi terlalu sedikit bagi kalian, aku akan menambahkan hukuman menjadi 100 kali squad jump! MULAI!" sengit Arthit setelah beberapa saat diam.

[Republish] Another Story of: SOTUS the seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang