Dua Puluh Delapan

2.5K 273 62
                                    

#Confession(2)
_______________________

"Kau ada masalah dengan N'Kong, Arthit?" Knott mencegat temannya itu saat keluar dari ruang kuliah.

Ekspresi Arthit menjelaskan segalanya. Arthit dan Kongpob punya masalah. Bila memperhatikan tingkah Arthit saat ini, masalahnya cukup serius. Knott jadi ragu dengan aanggapannya tentang sikap aneh Arthit hari ini, awalnya dia sangka ada hubungannya dengan Namtarn, tapi sepertinya masalah dengan Kongpob yang membuat Arthit menjadi seaneh hari ini.

"Aku tak punya urusan dengannya" sahut Arthit.

"Dia berusaha menemui mu sejak tadi pagi. Ku pikir ada hal penting yang mau dia sampaikan"

"Knott!" Nada Arthit meninggi, "Kepalaku rasanya sakit sekali" keluhnya.

"Kau menghindarinya sejak tadi. Ku sarankan, jika punya masalah dengan dia lebih baik selesaikan sekarang. Aku tak akan bertanya apa masalahmu, tapi aku tak suka melihat caramu menghindarinya"

Arthit mendecak kesal, Knott tidak mengerti situasi apa yang dia hadapi, jadi berpikir bahwa Arthit yang membuat masalah duluan.

Tak ingin berlama-lama dihujami tatapan intimidasi dari Knott, Arthit bergegas meninggalkan sahabat baiknya itu tanpa sepatah katapun.

Knott mendecak, menggeleng prihatin menatap kepergian sahabatnya.

Arthit selalu terlibat intrik dengan Kongpob, dari kecil hingga yang paling rumit. Sejujurnya Knott paham seperti apa Kongpob menyegani Arthit. Meski dianggap musuh—— Kongpob sangat peduli pada Arthit. Kongpob selalu bersikap baik tapi Arthit sering salah paham. Mendapat kebaikan dari orang yang dilabeli musuh, tentu saja membuat Arthit sangsi dan menaruh curiga. Itulah kenapa Knott yakin bahwa Arthit lah yang membuat masalah duluan—— sebenarnya, semua orang akan berpikir demikian tentang Arthit dan Kongpob.

**

"Arthit, kau ada masalah dengan N'Kongpob?"

Arthit mendesis kesal mendengar pertanyaan itu. Bahkan di ruangan inipun dia bertemu orang yang sok tahu urusannya.

Apa mereka tahu bagaimana menyebalkannya mengetahui ada seorang pria yang menyukaimu?

"Tidak ada" jawab Arthit malas.

Gadis berkacamata berhenti menekan keyboard komputer, fokusnya berpindah pada Arthit.

"Bagaimana bisa tidak ada, jika anak itu mencarimu seperti sedang kehilangan barang berharganya. Kau mencuri sesuatu darinya ya?"

"P' gila ya? Tidak mungkin.. " Arthit tambah kesal, kenapa Kongpob mencarinya sampai Pim saja tahu?

Pim melempar gumpalan kertas bekas ke arah Arthit hingga mengenai kepalanya, "Kau tidak boleh membuat calon pacarku itu kebingungan.. Aku sedih melihatnya stres mencarimu!" katanya dengan mata berkilat.

Arthit mendengus, kesal mendengar Pim bilang Kongpob adalah calon pacarnya. Pim memang bodoh, bagaimana bisa dia tertarik dengan laki-laki seperti Kongpob?

Arthit mendengus, "Calon pacar? Huh, memangnya dia tertarik pada P'?"

Pim mengerling sebal, "Sialan kau!"

Pim menyandarkan tubuh pada sandaran kursi, di pandanginya wajah kalut Arthit, tengah duduk tak jauh darinya.

"Aku ketemu dia. Tadi kesini mencarimu, katanya kau tidak ikut makan dengan anak-anak lain di kantin, kau juga tak menjawab teleponnya"

Arthit tak berniat mendengarkan, tapi mau bagaimana lagi jika suara Pim masuk gendang telinganya?

"Hey, masalah kalian kali ini lebih besar dari masalah sebelumnya kan? Dia sampai segitunya dan lihat dirimu.." Pim menilik Arthit dari atas ke bawa, "Kenapa kau juga kelihatan stres? Ini seperti kau naksir seorang gadis tapi gadis itu suka dengan Kongpob, sayangnya Kongpob suka denganmu jadi dia berusaha menjelaskan perasaannya padamu karena kau marah padanya!" terka Pim asal, tapi sukses membuat Arthit tercekat.

[Republish] Another Story of: SOTUS the seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang