#0206
**
"Baiklah P' sampai jumpa" ucap Kongpob mengakhiri sesi teleponnya dengan seseorang.
Keadaan kelas memang sedang ramai-ramainya. Dosen kalkulus hari ini berhalangan hadir sehingga para mahasiswa hanya diminta belajar mandiri. Ya, mereka saja heran tak ada kuis titipan dari sang dosen untuk dikerjakan, jadi sebagian besar mahasiswa di ruangan mulai sibuk dengan berbagai kegiatan seperti bercengkrama atau bermain game.
"Kong" panggil Em, membuat Kongpob menoleh, "senior siapa yang menelponmu? Sejak kapan kau bertukar nomor dengan senior tanpa sepengetahuanku?" tanya Em penasaran.
"Ini senior yang kode nomor mahasiswanya sama sepertiku.. Mereka mengajak makan bersama" jelas Kongpob.
"Aw, baik sekali"
Kongpob tersenyum menanggapi.
"Tapi Kong, wajahmu kan tampan sepertiku. Manfaatkan saja, kau bisa memacari senior. Aku yakin mereka mau menerimamu, dengan begitu sisa masa ospekmu akan jauh lebih mudah"
Kongpob memandangi sahabatnya itu prihatin, "Gunakan ide jeniusmu itu untuk mengerjakan tugasmu. Saranmu tak berguna Em.."
Mendengar sahutan Kongpob membuat Tiw dan Oak tertawa, sedangkan Em berkerut kesal. Em malu saat menyadari May yang duduk disebelah Tiw juga sedang tersenyum geli memandanginya.
"Oh ya, Kalian ingat kata P'Knott kemarin di ruang ospek kan? tentang Capture the Flag?" tanya May.
Kongpob, Em dan Oak berbalik ke belakang, memperhatikan May yang sedang bicara.
"Aku penasaran dengan rencana senior" lanjut May penasaran.
"Aku yakin mereka tak segan-segan menghajar kita, soalnya ini pertemuan terakhir" jawab Oak.
"Kau benar" sahut Tiw, "tapi aku senang, setelah ini semuanya selesai" lanjutnya membuat teman-temannya mengangguk setuju, kecuali Kongpob yang tak banyak bicara.
Jika bukan di ruang ospek, dimana lagi tempat dia bisa melihat Arthit? Meskipun setiap pertemuan selalu bertengkar, tapi itu salah satu cara Kongpob dekat dengan Arthit.
Em menyikut lengan Kongpob, "Kenapa kau tidak memanfaatkan pertemuanmu dengan para senior untuk menanyakan hal ini?"
Kongpob mengernyit memandang Em.
"Oh ayolah Kong, kita semua tak ada bayangan tentang CTF, setidaknya kau bisa bertanya pada senior kodemu"
Kongpob tertarik dengan ide Em, "Kau pintar juga. Akan ku coba untuk bertanya"
"Aww WAD--" pekikan tiba-tiba dari Oak membuat seluruh perhatian terpusat pada seseorang yang berada diambang pintu ruangan.
Sosok pemuda bersorot mata dingin dengan wajah tampan yang seminggu ini menghilang muncul di depan kelas. Para penghuni ruangan itu mulai saling berbisik satu sama lain, membicarakan kehadiran Wad hari ini.
Menyadari dirinya jadi pusat perhatian seisi kelas--Wad mendecak lalu menghela nafas tak suka. Karena ulah Oak, orang-orang menyadari kehadirannya. Sebenarnya Wad saja yang tak sadar kalau dia selalu jadi perhatian, tidak ada bedanya dengan hari ini. Tapi Wad jamin hari ini dia akan semakin diperhatikan karena lebam diwajahnya--- hadiah dari insiden pengeroyokan yang dia alami kemarin.
Wad membuang langkah pertamanya memasuki ruangan kuliah yang padat mahasiswa, diikuti tatapan lega dari Kongpob, Em, Tiw, Dee dan bahkan Oak sendiri. Mereka lega Wad kembali.
"Kau kemana saja Ai'Wad? Kami mencari, menghubungimu tapi tidak ada jawaban" kata Oak meraih lengan Wad yang melewatinya karena ingin duduk di kursi belakang ruang kuliah. Nada suara Oak masih terkesan cemas, pasalnya luka diwajah Wad membuat teman-temannya penasaran dan khawatir diwaktu yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Republish] Another Story of: SOTUS the series
FanficNormalnya orang-orang akan jatuh cinta pada seseorang yang baik hati, tidak kasar, punya sikap ramah dan pengertian. Namun manusia mana yang bisa memilih kepada siapa dia jatuh cinta? Itu yang Kongpob alami. Semakin Kongpob jatuh hati pada Arthit...