Sembilan

1.4K 127 6
                                    

#ComeAroundWillYou?(2)

"Baiklah, aku akan mengumumkan siapa saja yang akan menjadi pemain inti pertandingan besok" seru Boom——  senior tingkat dua yang menjadi pelatih tim basket.

"Aku punya 5 nama disini, tapi untuk pemain cadangan jangan berkecil hati karena kalian semua punya kesempatan bermain bersama yang lain" lanjutnya lagi.

Em menatap Boom penuh harap, dia ingin menjadi pemain inti, tapi kemampuan temannya yang lain ternyata lebih baik dari dugaannya. Em coba optimis dia bisa menempati posisi pemain inti.
Di sebelahnya Kongpob berdiri santai mendengarkan Boom memanggil satu-persatu nama yang terpilih.

Em menyikut lengan Kongpob membuatnya menoleh.

"Apa?"

"Aku yakin satu posisi lagi akan ditempati oleh aku atau kau..." Em merangkul bahu Kongpob sambil memandangi temannya dari jarak dekat. "aku harap, apapun yang terjadi. Persahabatan kita tidak boleh berubah"

Kongpob menatap Em dengan sebelah alis mata terangkat. Dia agak bingung kenapa Em tiba-tiba mengatakan hal aneh semacam 'persahabatan tidak akan pernah berubah' kepadanya.

"Dan nama terakhir... Em!" seru Boom.

Em melompat kegirangan mendengar ia terpilih masuk pemain inti. Wad dan Dee berdiri di dekatnya menepuk-nepuk pundaknya memberi selamat, begitu juga Kongpob.

Em menatap Kongpob dengan wajah bersalah, dia kawatir Kongpob kecewa karena tidak terpilih, "Kong. Maaf, aku yang terpilih. Aku tidak bermaksud menghianati persahabatan kita" kata Em tulus, sampai-sampai dia ingin menangis sambil mengatakannya, "kau baik-baik saja kan? Jangan kecewa Kong, maafkan aku"

Kongpob memandangi Em bingung, "kenapa? Ada apa?"

"Karena aku yang terpilih. Kau baik-baik saja?"

Kernyitan dikening itu berubah jadi tawa pendek, "Hey Em, dari awal aku memang pemain cadangan. Kau lupa ya?"

Em teringat kalau Kongpob adalah perwakilan Moon fakultas, "Aha! Benar.. Aku kok bisa lupa ya kau itu kandidat Moon?"

Kongpob menggeleng prihatin. Em itu sangat kekanakan. Dia suka memikirkan hal-hal kecil dengan serius. Kongpob sendiri heran, mungkin masalah terbesar yang pernah Em pikirkan adalah bagaimana caranya untuk tidak mati saat dibentak senior. Dia tidak biasa memikirkan banyaknya beban hidup yang harus dipikirkan oleh mahasiswa pada umumnya.

Kegiatan di lapangan basketpun berakhir. Boom sudah meninggalkan lapangan bersama beberapa pemain lainnya, tersisa Kongpob, Em, Wad, Garm dan Dee.
 

"Aku mau pergi menemui Oak dan Maprang, kalian mau ikut?" Em bertanya pada teman-temannya.

"Aku mau pulang, mau istirahat" kata Wad.

"Oh kalau begitu sampai bertemu besok Wad"

Wad duluan meninggalkan lapangan, bersamaan dengan itu Em dan lainnya pergi menemui mahasiswa lain di dalam gedung fakultas. Kongpob belakangan menyusul karena masih mengiringi kepergian Wad dengan ratusan pertanyaan yang menumpuk dikepalanya. Setelah punggung Wad menghilang dibalik bangunan lain, Kongpob pun bergegas meninggalkan lapangan.

Kongpob baru tiba saat Dee memanggilnya. Maprang punya sesuatu yang menarik diponselnya yang ingin mereka tunjukan pada Kongpob.

Ponsel milik Maprang bergulir dari Em, menuju Oak dan Dee-mereka mengoper ponsel itu dari tangan satu ke tangan yang lainnya.

Maprang menatap Kongpob sambil tersenyum centil ketika pemuda itu sudah duduk bersama mereka. "Kong, sudah liat fotomu di facebook? Akun resmi kampus sudah meng-uploadnya"

[Republish] Another Story of: SOTUS the seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang