BAB V

2.4K 256 21
                                    

Kali ini aku harus berhasil! Aku tidak boleh gagal. Selama 4 tahun selalu gagal, setidaknya hari ini berhasil. Aku akan menyatakan perasaanku padanya.

"An, aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu. Sudah dari dulu aku suka___"

"Akhirnya kita lulus!" Teriak penganggu mengagetkan kami tiba-tiba datang dan memelukku dari samping.

"Lara Gunawan, SE" ia menunjuk dirinya. "Niko Gunawan, SE, dan... " lalu menoleh ke arah Anna "Lo ga penting!"

"Kita lulus!" Teriaknya lagi memelukku untuk kedua kali.

Dengan kasar aku melepaskan pelukannya. Mengibas pakaianku dari serangan hama. "Kamu bisa pergi datangi mami papi? Ada hal penting yang mau aku bicarain sama Anna"

"Kalau mau ngomong, ngomong aja" ketusnya menatap kesal padaku lalu pada Anna.

Baik. Kalau begitu aku akan mengatakan perasaanku tidak peduli jika ia mendengarnya. Selama ini sudah cukup aku menahan diri menyatakan perasaanku jika ia datang mengganggu!

"An, aku suka kamu"

"Nik..." Anna terkejut mendengar perasaanku. Apa selama ini aku salah duga? Apa ia tidak punya perasaan padaku?

Walaupun begitu, aku tidak bisa mundur dan tidak ingin menjadi pengecut. Sudah cukup menjadi laki-laki pengecut.

"Aku suka kamu dari dulu" lega akhirnya aku menyatakan perasaanku. Sekarang hanya jawabannya, apa memiliki perasaan yang sama denganku atau tidak.

"Maaf, Nik. Seandainya kamu mengatakannya dari dulu. Sekarang aku sudah...." Ucap Anna dengan nada menyesal. Jadi, ia juga menyukaiku tetapi menolakku?

"Anna" panggil laki-laki membawa buket bunga ditangannya mendekati ke arah kami.

Aku menoleh ke arah laki-laki itu yang penampilannya jauh dibawahku. Huh! Apa aku sekarang sudah seperti cewek licik?

Melihat ekspresi Anna yang merasa bersalah aku mengerti. Jadi ia sudah memiliki pacar. "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengatakan perasaanku. Selamat, Anna"

"Terima kasih" balasnya terlihat merasa bersalah. Lalu tersenyum dipaksakan saat pacarnya mendekatinya.

"Selamat sayang" laki-laki itu memberikan buket bunga padanya. Lalu menoleh ke arahku.

"Ini Niko dan Lara" Anna memperkenalkan kami pada kekasihnya.

"Aku Satria" ia mengulurkan tangan padaku yang kujabat lalu pada Lara.

"Jadi kalian pacaran?" Tanya Satria menatapku dan Lara bergantian.

"Ya"

"Engga"

Kami mengucapkanya bersamaan. Aku menoleh pada cewek licik yang terlihat tenang. Sial! Harusnya ia membenarkan pertanyaan Satria.

"Gue adiknya Niko" kenapa ia malah membuatku malu. Ia pasti sedang balas dendam.

"Oh, aku mengerti"

"Karena Anna sudah ditemani pacarnya" ucap Lara sengaja menekankan kata terakhir. "Jadi, kami berdua pergi dulu. Sudah ditunggu papi mami"

"Terima kasih sudah menemani Anna"

"Ga perlu berterima kasih. Sebagai gantinya jaga pacar kamu jangan sampai lepas" ucap cewek menyebalkan yang tersenyum diselubungi perintah disetiap kata-katanya.

"Kalau gitu. Kami duluan" Lara mengandeng tanganku pergi menjauh.

Malu! Aku bahkan tidak dapat berkata apapun. Bahkan tidak merasa sakit hati selain harga diriku jatuh. Aku, Curt Narendra dipermalukan dihadapan orang! Sial! Ini sangat memalukan!. "Kenapa kamu malah bilang engga?!"

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang