Bab XIX

2.7K 241 40
                                    

"Apa lo sudah lihat?" tanya Sonny berbicara melalui handphone saat aku berada di salah satu ruang privasi di cafe yang biasa aku datangi. Aku sudah terbiasa dengan gaya bicaranya santai jika berbicara diluar pekerjaan atau selesai jam kerja.

"Lihat apa?" tanyaku balik sambil memeriksa laporan perkembangan MN Group di laptop yang ku bawa.

"Foto itu" bisik Sonny terdengar langkah kaki dan wanita berbicara menyebutkan nama Lara.

Foto apa maksudnya? "Foto apa?"

"Foto tentang Lara"

Foto Lara lagi? Siapa yang menyebarkannya?! " Bukannya foto itu sudah diblokir dan banned pak Hardy?"

"Gue ga tau, Nik. Gue dengar dari sekretarisnya Pak Hardy, beliau ga dapat email itu. Tapi foto itu sudah menyebar sampai seluruh anak perusahaan kita"

Sial! Berani sekali menyebar foto Lara! Apa Anna pelakunya? Hanya ia yang mempunyai data aslinya. Atau ada orang lain yang menyimpan foto itu dan disebar sekarang. Tetapi untuk apa? Kenapa bertepatan dengan rencana Lara dan si brengsek Billy yang akan menikah?

"Tunggu! Kenapa foto itu kembali lagi disebar? Itu masuk tindakan kriminal menyebar foto tidak pantas!"

"Lo ngomong apa sih, Nik? Gue bahas foto konsultasi Lara dengan psikolog"

"Apa?!" Foto dengan Psikolog. Bagaimana bisa... tidak mungkin. Setauku tidak ada seorangpun yang tahu ia mengalami trauma selain orang tuanya dan psikolog yang menanganinya. Aku pun baru tahu tanpa sengaja.

"Lo belum dapat?" Tanya Sonny yang terkejut. "Gue pikir lo sudah dikirim email foto itu"

"Aku tidak mendapatkannya"

"Aneh. Semua orang dapat kecuali pak Hardy. Bahkan semua orang heboh tau kalau Lara selama ini punya riwayat masalah psikologisnya. Ia mengalami trauma waktu masih muda. Kasian banget"

Hanya aku dan Hardy yang belum mendapatkannya? Dipikiranku hanya satu orang pelakunya. Semakin menguatkan kecurigaanku padanya. "Apa bisa kamu kirim foto itu ke aku?"

"Oke. Nanti gue kirim" Sonny memutuskan sambungan telepon. Tak lama email masuk.

Semoga saja ini tidak seperti yang ada dipikiranku. Aku membuka email yang masuk. Membuka foto yang dikirimkan Sonny.

Sial... Bukannya ini foto yang ku ambil di apartment Lara? Aku meneliti email yang difoward Sonny. Sonny mendapatkannya dari akun email palsu yang menyebarkannya ke seluruh email karyawan di Narendra Group.

Hanya orang dalam yang tau semua email khusus untuk karyawan di Narendra Group. Yang dapat mengaksesnya. Kecurigaanku hanya pada orang itu, Anna. Ingatanku kembali saat aku keluar dari restroom ia memegang handphoneku.

Brengsek! Pantas saja tadi ia sengaja membasahiku agar aku pergi. Kesempatan untuknya mengambil apapun yang ada dihandphoneku!

Suara pintu terbuka mengejutkanku. Sesaat. Setelah melihat siapa yang datang instingku padanya semakin waspada. Ia bahkan tahu aku berada di sini. Sejak kapan ia mengetahui apapun yang aku lakukan?

"Kamu pasti kaget aku tau kamu ada disini" ucapnya dengan senyum tanpa bersalah lalu duduk di seberangku.

"Ya itu benar" aku menatapnya tajam. Tidak menyembunyikan betapa marahnya aku padanya. Tidak menyembunyikan jika aku waspada dengan semua gerak geriknya.

"Bagaimana kamu tahu aku ada disini? Bukannya aku mengantar kamu balik ke kantor?" setelah mengantarnya aku langsung ke cafe ini dan memesan ruang privasi agar lebih nyaman untuk bekerja menjalankan perusahaanku.

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang