Bab VI

2.3K 255 24
                                    

3  Tahun Kemudian

"Lara!" panggil mami menerobos masuk ke kamar disaat gue baru aja menghidupkan hairdryer.

"Ada apa sih mi? pagi-pagi sudah berisik" protes gue sambil mengeringkan rambut.

"Pagi kamu bilang? Ini sudah jam 8!" Jam 8 juga tetap aja pagi! Ah, Paling engga, suara berisik hairdryer bakal meredam suara mami. "Dengarin mami!" mami mencabut kabel dengan wajah kesal.

"kenapa?" Tanya gue dengan ga kalah kesal.

"Kamu jemput Niko sekarang di bandara!" Tegas mami memberi perintah.

Selalu Curt! Kenapa sih dia datang lagi?! Gue sudah berasa di surga semenjak dia pergi tiga tahun yang lalu. Sekarang dunia gue kayak di neraka lagi!

"Kenapa ga mami aja yang jemput? Lagian kan Lara dilarang dekat dia"

Semenjak kejadian si brengsek itu jatuh diatas gue, papi melarang kami dekat. Hah! Seandainya aja dulu gue cerita kalau Curt memegang dada gue, gue jamin papi akan menyingkirkan dia selamanya!

"Mami ada tamu penting! Kamu harus jemput Niko sekarang! Lagipula itu sudah lama. Sekarang Kamu bisa jaga diri darinya"

Jadi maksud mami gue dulu ga bisa jaga diri! Tersinggung tapi kalau debat sama mami juga percuma. Lebih baik ga usah membahasnya.

"Siapa sih tamu pentingnya? Nanti Lara suruh tunggu"

"Ga bisa. Ini lelaki yang pengen mami jodohin ke kamu" lelaki yang dijodohin ke gue?

Billy Richardo. Papi mami sudah bilang kalau lelaki yang papi mami pengen jodohin ke gue, Billy. Ah, bukan dijodohi lagi. Gue yakin ia jadi suami gue. Bukan karena ayahnya sangat dekat dengan papi, tetapi ia mangsa yang harus gue dapatkan bagaimanapun caranya!

"Kalau gitu Lara aja yang nunggu Billy disini. Mami yang jemput Cu___"

"Jangan sebut nama itu!" Potong mami membungkam gue. Semakin tua, wajah mami menyeramkan kalau marah. Apa ini karena efek sudah mulai keriput ya?

"Mami harus menyiapkan segalanya untuk menyambut Billy. Tugas kamu jemput Niko sekarang juga!" Perintah mami ga pantang menyerah dan gue pun ga akan nyerah buat nolak. Lebih baik dimarahi mami. ketimbang pagi gini ketemu Curt yang menyebalkan.

"Mi, pak Tono aja yang jemput. Ngapain harus Lara sih yang jemput! Ganggu banget!" Lagian harusnya kan gue ada disini pas Billy datang.

"Mami ga percaya dengan pak Tono mengawasi Niko! Kamu yang harus awasi dia!" Yang benar aja! Pake awasin tuh anak lagi! Gue pikir setelah kejadian memalukan yang akan pernah gue lupain, gue ga akan mengawasi dia lagi!

"Ayo cepat!" mami menarik gue berdiri.

"Mi.." protes gue yang percuma.

"Siap-siap sekarang dan jemput Niko! 1 jam lagi pesawatnya tiba!" Mami menyodorkan tas dan kunci mobil di tangan gue. "Sana berangkat!" Gue ditarik bahkan di dorong keluar kamar.

"Mi, yang benar aja! Masa Lara pake pakaian kayak gini!" gue menunjuk baju dress motif bunga yang bahan kainnya tipis. Paling engga gue lebih elegan kalau dilihat orang-orang bukan gaun tipis yang menerawang.

"Sudah, kamu cantik pakai gaun itu! Sana pergi!" Usir mami terus mendorong gue terus menerus sampe keluar rumah. Bahkan pintu ditutup tepat dimuka gue!

Sial! Ini semua gara-gara tuan besar itu datang! Lihat aja kalau ketemu akan gue kasih dia pelajaran!

*****

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang