Bab XVIII

2.3K 255 32
                                    

Selama tiga hari gue menyimpan rahasia Curt menipu kami. Selama 9 tahun lebih ia berpura-pura menjadi kak Niko. Menggunakan identitas baru yang kami beri.

Sepertinya ini saatnya gue kasih tau hal ini sama papi. Gue takut Curt semakin gencar membalas dendam karena rahasianya terbongkar. Gue takut papi mami disakiti olehnya kalau gue membiarkan hal ini terlalu lama.

Tekad gue sudah bulat. Gue ga peduli dengan bujukan curt yang percaya gue ga akan memberitahu papi mami. Gue sadar, gue lebih sayang papi dan mami.  Hanya mereka keluarga yang gue punya.

Hah... gue menghembuskan nafas. Jangan ragu,  Lara.  Gue mengetuk pintu papi dan masuk kedalam kantornya. Gue melihat si tua bangka menjijikan duduk sambil tertawa dengan papi. Gue lupa kalau brengsek itu ada disini!

"Senang bekerja sama dengan anda,  Pak Hardy. Akhirnya setelah lama keinginan saya menjadi terwujud kita dapat bekerja sama"

Dasar pembohong menjijikan! Dari dulu kami ingin bekerja sama dengan perusahaannya tetapi ia selalu menolak dan mencari kesempatan buat tidur dengan gue! Bahkan ia menghajar gue dan hampir memperkosa gue!

Sekarang setelah perusahaannya turun karena MN Coorp mengalahkan perusahaannya. Membuat semua klien dan partner kerjanya menghentikan kerjasama termasuk Polar juga membatalkan kerjasama karena bagi Alex dan Billy perusahaannya seperti hilang taringnya, ia ga tau malu datang ke sini! Meminta bekerja sama dengan Narendra Group!

Seandainya aja gue kasih tau ke papi yang sudah ia lakuin ke gue,  papi pasti akan membunuhnya! Hah.. Seandainya.  Tetapi gue sudah puas. Ia bukan apa-apa sekarang. Billy benar-benar bikin ia sengsara.  Dan ini juga berkat MN Coorp. yang secara ga langsung membalas sakit hati gue.

"Terima kasih" papi mengantar si tua bangka sialan itu keluar.  Mau ga mau sebagai bawahan gue juga ikut meski memaki dalam hati.

"Sampai bertemu lagi,  pak Hardy" si tua bangka menjabat tangan papi lalu melirik ke arah gue yang berada di belakang sisi kanan papi dengan tatapan menjijikan.

"Baik,  sampai bertemu lagi" papi melepas jabat tangan dan memberi isyarat pada Helen, yang juga sekretaris papi mengantar si tua bangka dan sekretarisnya ke lift. 

Papi berbalik kembali masuk ke dalam kantor dengan gue mengikuti dari belakang. "Ada apa Lara?" tanya papi saat setelah duduk di kursinya.

"E, itu Pak" tiba-tiba gue ragu. Sama kayak niat gue pertama pengen kasih tau ke papi tetapi gue mengurungkan niat dan menyimpannya.

"Ya?" papi menunggu gue berbicara.

"Itu... " gimana kalau setelah papi tau, Curt disingkirkan? Pemikiran itu bikin gue ga jadi bicara ke papi.

"Apa? Bisa kamu beritahu maksudmu karena saya saya sedang sibuk" tegur papi sudah hilang kesabaran.

"Apa bisa Lara pinjam restroom Bapak?"

Papi menghela nafas."Iya. Kamu bisa pakai"

"Makasih, Pak" gue berjalan cepat ke arah restroom di ruangan papi.

Sial! Gue ga bisa beritahu papi lagi. Tapi papi memang akan melakukannya. Ia pasti akan menyingkirkan Curt. Ia pasti akan membuat Curt menghilang bagai ditelan bumi.

Agh! Ada apa dengan gue?! Kenapa gue malah berburuk sangka sama papi! Itu papi gue! Papi ga akan mungkin melakukan hal itu ke Curt. Ia kan sudah mengangkat Curt jadi bagian keluarga gue. Ia menjadikan Curt sebagai jaminannya dari Alex. Ia pasti akan... Akan apa?

Papi sudah memiliki perjanjian dengan iblis sialan itu. Apa kalau papi tau kebohongan Curt, papi akan diam aja? Apa ia akan menyimpan hal itu dari iblis jahat itu? Bagaimana kalau yang dulu terulang lagi? Bagaimana kalau papi mengambil kesempatan ini untuk memuluskan rencana kami?

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang