"Niko sayang. Mami kangen sekali sama kamu" mami meluk Curt begitu erat lalu melepas pelukannya.. Hah.. Akting mami terlalu berlebihan. Padahal mami kan sering nengokin dia selama di Boston.
"Kamu sekarang tambah tampan" puji Mami pada Curt yang pasti besar kepala.
Ya sih, dia makin cakep. Badannya lebih tinggi dan berisi dibandingkan yang dulu. Tubuhnya juga lebih tegap dan yang paling gue benci, kharisma, keangkuhannya makin kuat.
"Ah, ini teman kamu?" Mami menoleh ke arah teman Curt, si muka tua dan cewek sok kecantikan.
"Iya, tante" Aldo tersenyum mengulurkan tangannya yang disambut mami. "Aldo"
"Teman satu kuliah Niko, ya?" Tanya mami terlalu ramah dengan Aldo.
"Iya. Ini adik saya, Anna" cewek kecantikan mengulurkan tangannya dan disambut mami.
"Cantik" cantik? Mami ngapain mujiin tuh cewek. Lebih cantik gue dibandingkan dia!
"Ayo masuk" ajak mami dengan mengalungkan tangannya ke lengan Curt. "Pak Bimo, tolong bawa koper Niko ke kamarnya"
"Baik, bu" pak Bimo salah satu asisten rumah tangga kami mengeluarkan koper setelah gue membuka pintu bagasi dan menunjuk koper Curt.
Gue masuk ke rumah dengan pak Bimo dibelakang gue. Curt aja yang disayang. Anak sendiri dilupain.
Ah! Kenapa sih dia ga lama aja di Baston? Gue sudah hidup tenang saat dia ga ada disini. Malah perhatian papi mami lebih banyak ke gue. Dan gue ga perlu berpura-pura jadi adik.
"Lara!" Bentak mami bikin gue kaget. "Apa-apaan pakaian kamu itu!" Pakaian? Gue menatap dress gue yang kusut. Dress gue baik-baik aja. Ga robek.
"Kamu malu-maluin banget sih pakaian gitu dipake keluar!"
Apa? Mami kebangetan! "Mami. Mami lupa apa yang ngelarang Lara ganti baju tadi siapa? Mami usir Lara keluar kayak gini buat jemput kak Niko"
Mami terdiam lama lalu mengangkat dagunya. Pasti mami ga mau ngaku salah. "Harusnya kamu lebih bisa maksa mami buat ganti pakaian kamu"
Speechless! Mulut gue terbuka tapi ga bisa ngomong apa-apa. Cuma bisa menghembuskan nafas kasar sebagai pelampiasan kekesalan gue.
"Ganti baju kamu. Sebentar lagi tamu spesial buat kamu datang"
"Iya mi" gue berjalan naik tangga ke lantai atas. Kalau ga mikir Billy datang, pasti gue masih debat sama mami.
Begitu masuk kamar, gue disambut dress cantik berwarna merah maroon diletakan di atas tempat tidur gue. Mami pasti yang menyiapkan dress gue pakai untuk calon suami gue.
Gue mengganti dress yang gue kenakan dengan dress merah. Berdandan cantik. Gue harus bikin Billy jatuh cinta ke gue. Kalau perlu, 3 bulan lagi kami menikah.
Selesai. Gue menatap pantulan diri gue yang sangat cantik. Saatnya membuat Billy terpesona. Saatnya gue memilikinya.
Gue juga ga sabar lihat Billy saat bertemu Curt lagi. Dia memang sudah tau jika Curt dijadikan pengganti kak Niko. Tetapi hilang ingatan atau engga, sikap Billy tetap sama. Karena ia dan Curt dari kecil sudah saling benci dan semua orang tau penyebabnya.
Gue keluar kamar dengan penuh percaya diri. Turun ke bawah terdengar suara mami dari arah ruang depan.
"Apa tamu gue sudah datang?" Tanya gue ke Curt yang diam menatap gue. Pasti dia terpesona dengan kecantikan gue.
"Dandanan kamu berlebihan. Ini masih siang" kritiknya bikin gue sebal.
"Gue ga terima pendapat dari cowok yang ga ngerti make up!"
![](https://img.wattpad.com/cover/102807032-288-k974372.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets
عاطفية"Tinggal bersama salah satu pembunuh orang tuaku. Kehilangan identitas sebagai ahli waris Narendra. Hanya dengan rahasia ini aku dapat hidup" Curt "Berpura-pura menjadi adiknya, hanya satu-satunya agar mengawasinya. Walaupun itu semua gue lakuka...