"Apa kamu masih jet lag, Nik?" Tanya Hardy yang menyuruhku dan Lara ke ruang kerjanya setelah selesai makan malam.
Ruang kerja yang luas dibandingkan miliknya yang dulu. Ruangan yang penuh dengan barang-barang mahal dan kayu berkualitas untuk setiap furniturnya. Dan suasana ruangan ini sangat gelap seperti pemiliknya.
"Sedikit" Jawabku berusaha menekan amarahku setiap berhadapan dengannya di ruang kerjanya yang penuh dengan kamera dan aku yakin ada alat penyadap di ruang ini.
"Kalau begitu papi ga akan lama-lama. Ini soal pekerjaan yang papi tawarin ke kamu" Hardy menatapku lama lalu menghela nafas. Setelah 3 tahun, ia bertambah tua. Ia bertambah gemuk dari terakhir kami bertemu. Aku berharap ketajamannya berkurang dengan seiring usianya.
"Kamu akan bekerja menjadi asisten manager pemasaran. Lara akan membimbing kamu selama di perusahaan" Asisten manager pemasaran? Bukan keuangan atau IT?
"Tenang aja, pi. Lara akan bimbing ka Niko dengan sangat baik. Lagipula ini kan pengalaman baru buat ka Niko di dunia kerja, kan" ucapnya senang dengan tugas yang diberikan Hardy.
Tidak biasanya ia senang. Pasti ada yang tidak beres. Ia pasti punya rencana jahat padaku. Entah rencana apa yang sudah disusun cewek licik untuk menjatuhkanku.
"Papi andalin kamu, Lara" kata-kata Hardy seperti tanda bagiku jika akan tidak akan bisa bebas. Akan kembali seperti dulu diawasi oleh putrinya.
"Siap, pi" Lara bahkan terlalu senang dengan kembalinya tugas yang diberikan untuknya. Ia melirik kearahku dengan senyuman licik diwajahnya.
"Bagaimana menurut kamu, Nik?" Tanya Hardy yang jelas basa basi. Kami tahu jika aku tidak punya hak untuk untuk menolak.
"Apapun posisi yang diberikan, Niko siap kerja" lebih baik aku mengikuti rencana mereka. Justru jika aku ada di marketing, aku bisa dengan mudah mengetahui langkah pemasaran dan siapa saja klien yang diincar perusahaan Narendra. Lalu akan mengambil semua klien mereka.
"Bagus" Hardy tersenyum senang. Puas dengan jawabanku. "Kamu akan papi kasih waktu 1 minggu sebelum mulai kerja"
"Terima kasih" 1 minggu waktu yang cukup untuk mempersiapkan semuanya. Perusahaanku sudah ada Nakamura-san yang memimpin menggantikanku. Aku hanya mengawasi sambil menjalankan rencanaku di perusahaan Narendra. Aku harus memiliki jabatan yang tinggi di perusahaan yang didirikan kakek.
"Sekarang kalian bisa keluar" usir Hardy lebih kepadaku setelah urusannya. Ia selalu tidak ingin aku lama di ruangannya. Ia menyembunyikan sesuatu diruangan ini dan aku tidak bisa bebas memeriksanya. Untuk sekarang. Suatu saat aku akan mencari tau apa yang ia sembunyikan di ruangan ini.
Kami keluar dari ruang kerja Hardy. Aku berjalan lebih dulu ke lantai atas. Rumah ini besar tetapi tidak sebesar rumahku dulu. Aku dapat dengan mudah mengingat setiap ruangannya.
Aku juga dapat melihat CCTV yang dipasang disetiap sudut ruangan. Bahkan di kamarku dengan kamera yang lebih canggih. Hardy pikir aku tidak tahu jika sedang diawasi? Ia salah besar.
"Nikmati waktu lo sepuasnya selama seminggu karena saat lo kerja, lo ga akan menikmati apapun"
Hah.. Ia memancing pertengkaran. "Apa kamu tadi bicara?" Balasku bersikap mengabaikan sindirannya. Lebih baik berpura-pura tidak dengar.
Ia berjalan cepat mendahuluiku dan berhenti di depanku. "Huh! Ga usah sok ga dengar, deh! Lo bisa sok angkuh sekarang tetapi di tempat kerja buang sikap itu!"
Sebenarnya aku malas meladeninya. Banyak hal yang harus ku pikirkan dan rencana yang harus ku buat saat bekerja nanti. Tetapi melihatnya begitu angkuh malah membuatku ingin membuatnya meledak seperti balon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets
Roman d'amour"Tinggal bersama salah satu pembunuh orang tuaku. Kehilangan identitas sebagai ahli waris Narendra. Hanya dengan rahasia ini aku dapat hidup" Curt "Berpura-pura menjadi adiknya, hanya satu-satunya agar mengawasinya. Walaupun itu semua gue lakuka...