BAB XII

3K 260 75
                                    

Takut. Sudah seminggu gue diliputi ketakutan. Selalu gugup kalau ada cowok berdiri di dekat gue. Khawatir kalau ia mengatakan hal mengerikan dan bisa aja mengancam gue.

Ini semua gara-gara kebodohan gue seminggu yang lalu minum terlalu banyak hingga mabuk karena emosi liat pasangan sialan. Gue ga sadarkan diri dan besok paginya sadar tanpa sehelai pakaian menempel ditubuh gue.

Mengingat kejadian itu aja bikin jantung gue berdetak cepat dan kembali gugup. Siapa cowok bajingan yang mengambil keperawanan gue?! Berani banget mengambil kesucian disaat gue mabuk dan meninggalkan gue sendirian!

Paling engga setelah ia mengambil harta berharga gue, tetap ada disana sampai gue sadar. Menerima hukuman dari gue!

Tetapi entah kenapa gue mendengar suara Curt saat itu. Tapi itu ga mungkin! Ia ga mungkin melakukan hal itu sama gue. Buat apa ia melakukan itu. Ia kan mikir gue adiknya. Itu jelas hanya khayalan gue!

Agh! Apa yang harus gue lakuin sekarang?! Cowok brengsek itu pasti kenal gue sedangkan gue ga tau dia! Si bajingan itu pasti memamerkan sudah tidur dan merebut kesucian gue. Ia pasti menghina gue diluar sana!

Dan gue, gue cuman khawatir bajingan itu menjatuhkan gue. Menyebarkan semuanya hingga ketelinga papi mami dan Curt bahkan mungkin aja bisa ke Billy dan pak Alex! Lalu rencana gue buat menjadi istri Billy gagal.

Argh! Memikirkannya aja bikin gue pusing dan tertekan. Apa gue ga keluar rumah dan kembali mengurung diri di kamar aja? Jauh dari orang-orang yang menatap sinis ke gue. Mengejek dan mentertawakan gue seperti saat dulu di sekolah.

Pandangan orang-orang, tatapan mereka. Senyuman dan tawa mereka, semua tertuju ke gue. Tubuh gue bergetar hebat. Kaki gue menghentak lantai cepat.

Tenang. Gue harus tenang. Gue menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Terus menerus melakukannya hingga kecemasan gue berkurang.

"Selamat siang, Lara" suara Billy mengejutkan gue hingga hampir terjatuh dari kursi.

"Apa kamu segitu terkejutnya melihatku datang?" Tawanya jelas lucu akan kekonyolan gue.

Kalau biasanya gue akan membalasnya. Tetapi kedatangannya ke meja kerja gue bikin gue was was. Ia ga pernah sebelumnya bener-bener pengen menemui gue setiap datang ke perusahaan ini. Ia selalu menemui Anna hingga semua orang tau kalau mereka punya hubungan khusus.

"Mau apa kesini?" Tanya gue berpura-pura merapikan celana gue yang kusut dan duduk. Sebentar! Apa ia datang karena tau gue ditiduri?! Ia pasti pengen memutuskan hubungan kami.

"Ada apa? Wajah kamu pucat" Billy menyentuh kening gue. "Kamu dingin"

Gue menjauh dari tangannya. "Ada apa Bapak kesini?" Tanya gue berusaha bersikap profesional. Gimana pun sekarang kami ada di kantor.

"Apa Bapak ingin bertemu dengan Pak Niko?" Semoga aja ia datang pengen ketemu Curt.

"Aku ingin bertemu dengan kamu"

"Aku?" Jadi benar ia pengen mutusin hubungan kami!

"Ada hal yang ingin aku sampaikan langsung untukmu"

Mau ngomong apa? Ah! Sudah pasti dia pengen kami putus hubungan. Pasti ia ingin gue menjauhinya!

"Besok malam aku dan Pak Alex ingin datang kerumahmu membicarakan tanggal pertunangan kita"

Pertu..nangan?! Bukan mutusin hubungan? Kami akan bertunangan?

"Kenapa reaksimu hanya seperti itu aja? Bukannya kamu senang akhirnya kita bertunangan"

"Y,ya. Aku senang" ini benar-benar mengejutkan. Gue kira ia datang buat mutusin hubungan.

"Baiklah. Kalau begitu sampai bertemu besok malam. Aku ingin menemui calon mertuaku" ucap Billy dengan tersenyum.

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang