Pagi ini gue akan memberitahu semuanya pada mami papi. Gue ga peduli dengan bajingan yang sudah menyakiti gue. Mengkhianati perasaan gue terus menerus! Ia harus mendapatkan harga yang sangat pantas karena sudah menghancur harga diri, nama baik dan hidup gue!
"Pi, mi, ada yang mau Lara bicarain" Gue mengecilkan volume TV. Lalu menatap mami papi yang tau kalau gue ingin bicara serius.
"Ada apa?" Tanya mami terus melihat kearah TV menonton berita. Papi lebih memilih meminum kopi dicangkirnya.
"Ini soal Curt" Papi dan Mami menoleh kearah gue begitu gue menyebut nama Curt.
"Jangan sebut nama itu, Lara! Bagaimana kalau Niko dengar!" tegur mami marah ke gue.
"Mi, itu ga perlu" Gue menghela nafas. "Asal kalian tahu, Ia selama ini membohongi kita. Selama ini ia pura-pura menuruti keinginan kita memakai identitas ka Niko! Dari awal ia masuk ke rumah ini, ia ga hilang ingatan!"
Mami terdiam ga bisa berkata-kata. Wajahnya terkejut hingga pucat pasi. Panik. Sama yang gue rasakan waktu tau kalau Curt ga hilang ingatan. Tetapi kenapa berbeda dengan papi? Papi malah terlihat tenang seakan papi... Ah, Apa mungkin pikiran gue benar?
"Kenapa Papi terlihat tenang? Apa papi sudah tau?" Gue menanyakan kecurigaan gue. Itu ga mungkin kan? Tindakan papi sangat bodoh kalau itu benar.
Papi meletakkan cangkirnya dan menatap kearah gue dan mami. "Ya, papi sudah tau" jawab papi dengan tenang.
"Apa maksudnya kamu sudah tau?!"
"Sejak kapan, pi?"
Tanya gue bersamaan dengan mami. Terkejut dengan pengakuan papi. Meskipun gue curiga, tetap aja kaget kalau itu benar. Tapi sejak kapan?
Papi menghela nafas dan bergantian menatap kami. "Sejak awal papi sudah tau jika ingatannya kembali"
"Kenapa papi diam aja kalau ia sudah tau?!" bentak mami memberikan tatapan membunuh ke papi.
"Kenapa papi ga cerita?!" tuntut gue sebelum papi menjawab pertanyaan mami.
Dari awal papi sudah tau! Selama ini papi sudah menyimpan rahasia ini dari kami. Membodohi kami! Agh! Bagaimana bisa papi lakuin hal itu ke kami?! Bagaimana bisa papi melakukan tindakan bodoh yang bisa merugikan kami?!
"Papi punya alasan untuk itu. Lagipula Curt itu jaminan kita dari Pak Alex" selalu alasan itu!
Gue ingin berteriak. Apa papi ga khawatir kalau Curt menyakiti gue? Menyakiti kami?! Seandainya papi tau kalau Curt lah yang memanipulasi foto gue seakan-akan gue tidur dengan laki-laki dan membuat gue seperti wanita murahan, apa papi akan setenang ini!
"Tapi kenapa papi malah membawanya ke rumah ini? kenapa engga kirim aja dia ke sekolah asrama atau ke rumah orang lain?" gue sangat marah.
Lihat yang sudah diperbuat papi bikin kehidupan gue ikut hancur! Curt bebas balas dendam dengan menggunakan gue buat menghancurkan papi. Ia mendekati gue supaya bertekuk lutut dan mempermainkan perasaan gue! Ia bahkan mencium gue seenaknya dan bodohnya gue terlena dengan itu semua! Gue benar-benar seperti wanita murahan berniat menyerahkan diri gue untuk tidur dengannya. Agh! Mengingatnya aja bikin gue sangat malu sekaligus marah.
"Papi sudah katakan, Lara. Curt jaminan kita. Ia harus berada didekat kita. Lagipula sejak kehadiran Curt, mami kamu membaik"
"Jadi ini karena aku?" Mami kembali memarahi papi.
"Bukan begitu, Sandra" elak papi yang percuma. Siapa yang ga amarah dilimpahi kesalahan. Menjadi alasan buat keuntungan papi!
"Ga! Kamu bilang supaya aku membaik. Itu memang benar. Waktu itu ia mengingatkan aku sama Niko. Sebagai seorang Ibu wajar kalau aku kasian dan ingin merawatnya. Tetapi kalau aku tau ia sudah ingat siapa dia sebenarnya, aku ga akan melakukannya!" bentak mami memukul bantal di pangkuannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets
Romance"Tinggal bersama salah satu pembunuh orang tuaku. Kehilangan identitas sebagai ahli waris Narendra. Hanya dengan rahasia ini aku dapat hidup" Curt "Berpura-pura menjadi adiknya, hanya satu-satunya agar mengawasinya. Walaupun itu semua gue lakuka...