BAB XXIII

458 50 13
                                    

Duggg!!! Rasa sakit yang sangat kuat menghantam tubuhku. Begitu kuat sehingga menyadarkanku. Hal pertama yang aku ingat hanya Lara. Mencari keberadaannya. Khawatir akan keadaanya akibat kecelakaan yang kami alami.

Tatapanku berhenti pada wanita yang aku cintai terbaring lemah tak jauh di dekatku di todongi senjata oleh orang yang aku kenal.

Amarah memuncak ke kepalaku.

Aku tidak menyangka jika Sonny anak buah Alex.

Sial! Aku hanya bisa memaki diri sendiri. Kenapa aku tidak mencari tau latar belakang orang-orang di sekitarku! Kenapa aku bisa begitu bodoh hingga selalu ditipu dan mudah diperdaya oleh orang-orang di dekatku! Aku akan membalas mereka hingga membuat Lara kesakitan!

Dugggg!!! Lagi tendangan kuat di perutku menfokuskanku pada orang yang ingin aku lenyapkan.

"Apa kabar Niko?" ejek suara yang sangat memuakan hingga membuat darahku mendidih ingin membunuhnya.

"Niko, Curt, Niko, Curt" ucapnya sambil memainkan belati di tangannya lalu tertawa terbahak. Berharap ia tersedak!

"Huh, Melihat wajahmu mengingatku pada Thomas. Sikap kalian pun sama. Merasa orang lain lebih rendah dari kalian. Tetapi akhirnya ia mati di tanganku"

Bunuh! Aku ingin membunuhnya. Rasa benci, amarah begitu memuncak.

"ah, salah. Bukan aku yang membunuh Thomas tetapi kamu"

"aku memberikan kesempatan padanya. Hanya 1 orang yang bisa selamat keluar dari mobil. Sayang sekali ia malah memilihmu"

"jika aku jadi ayahmu, pasti aku menyesal. Sampai sekarang kamu tidak bisa membalaskan dendamnya hahaha"

"Alex!!!" aku bangun ingin menyerangnya. Hampir mengenainya jika tidak ada anak buahnya menahan kedua tanganku. Menendang belakang betisku hingga membuatku jatuh berlutut.

"Berani sekali kau ingin menyerangku!" Alex berjalan cepat ke arahku. "Kau ingin menyerangku, hah?!" Alex mengangkat belati di tangannya dan menusuk di pahaku.

Aku menahan teriakan nyaris keluar dari mulutku. Menahan sakit dengan belati masih tertancap.

"Seharusnya aku membunuhmu begitu kamu keluar dari mobil! Harusnya kamu ikut mati!" Alex menarik belati yang tertancap di pahaku. Darah keluar deras mengalir di area luka.

"aku ingin sekali memotongmu dan melemparkannya sebagai santapan anjing!" aku tidak takut meski ia mencincangku sekalipun, aku akan membunuhnya meski jadi hantu sekalipun!

"Bos, polisi sebentar lagi ada akan datang" ucap Sonny menghentikan tindakan Alex.

"Kamu benar" Alex memberikan belati ke arah salah seorang anak buahnya yang menahanku dan mengambil senjata api dari Norman yang berdiri dibelakang Alex sebagai gantinya.

"Bawa wanita itu ke sini!" perintah Alex pada Sonny sambil menatapku dengan senyuman yang memuakan.

"aku akan membunuhmu jika kamu menyakitinya!" dengan sekuat tenaga aku berusaha melepaskan diri dari dua orang yang menahanku.

Dug! Pipi kiriku dihantam ke aspal. Tenaga yang begitu kuat memegang kepalaku. Menahanku agar tidak bergerak.

Sial! Sial!! Aku mengutuk ketidakberdayaanku atas penghinaan yang aku terima! Hanya bisa melihat Alex tertawa dan Sonny mengangkat tubuh Lara yang tidak sadarkan diri dan membaringkannya di sampingku.

"Curt, pasti orang tuamu menyesal membiarkan kamu hidup jika akhirnya kamu tetap mati di tanganku" Alex mengacungkan senjata api ke kepalaku. "Atau wanita itu lebih dulu?"

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang