"Selamat datang di rumah gue yang kecil ini" sambut Billy seakan tahu jika gue akan datang menemuinya.
"Gue ingin kita bicara" Gue menatap Anna dengan sinis lalu kembali pada si pencuri brengsek. "pribadi"
"Baiklah. Lewat sini" ia mempersilahkan gue berjalan lebih dulu kearah ruang kerja. Gue hafal tempat lantai dasar tempat ini. Sejak kecil papi sering membawaku ke sini bahkan saat pesta ulang tahun berlangsung pun sering diadakan disini. Tempat ini rumah Curt yang diambil oleh Billy sebagai tempat tinggalnya sekarang.
Rumah ini sangat besar dan megah. Memiliki belasan kamar yang luas dan besar. Dulu gue pernah menginap disini saat papi kerja lembur bersama ayah Curt. Dan sekarang gue kembali kesini. Masuk ke ruang kerja yang ternyata masih sama seperti dulu. Ga ada yang berubah.
"Gue suka dengan design ruang kerja om gue dan mungkin kalau bosan gue akan mengubahnya" ucap Billy seakan tau pikiran gue.
"Gue ga peduli" elak gue lebih memiluh tujuan gue menemuinya. "Kenapa lo mencuri klien gue?"
"Klien lo? Hm.. Bima Angkasa masih belum menjadi klien Narendra"
"Ah, atau maksud lo, klien lo.. tenang saja aku masih normal" ejeknya lalu tertawa seakan itu hal yang sangat lucu.
"Lelucon lo jelek banget" hina gue membungkam tawanya. "Lo tahu maksud gue. CEO Bima angkasa setuju untuk berkerjasama dengan Narendra. Saat gue menelponnya ia mengatakan jika bekerjasama dengan Polar karena lo"
"Lo menjamin tua bangka itu akan membungkam gue? huh!" memang ia pikir ia siapa pengen membungkam gue?
"Gue mau kita bertunangan" ucap Billy tiba-tiba. Bertunangan?
"Maksud lo?" jika dulu gue akan senang dengan tawarannya tetapi sekarang hanya ada kewaspadaan. Ia ga mungkin menawari pertunangan begitu aja. Cinta? Engga! Dengan adanya Anna masih bersamanya ia ga mungkin karena cinta.
"Apa tujuan lo?"
Billy tersenyum sambil berjalan kearah gue. Tangannya terangkat ingin menyentuh gue. Hampir. Gue menepis tangannya. Gue ga ingin disentuh oleh si brengsek dihadapan gue.
"Gue jatuh cinta dengan lo. Jatuh cinta setengah mati. Rasanya hidup gue hampa tanpa____"
"Hentikan omong kosong lo!" potong gue muak dengan kebohongannya. "Bilang yang sebenarnya maksud lo"
"Ah. Memang sulit membohongi lo" Ia duduk di sandaran sofa yang berhadapan dengan gue. "Gue butuh istri yang bisa bikin gue berada di puncak. Melakukan ini dan itu" jawabnya sambil tersenyum memuakan.
Dasar brengsek! Ia ingin gue terus melobby pria brengsek untuk membuatnya sukses! Hah! Buah memang jatuh ga jauh dari pohonnya! Akan tetapi ini yang selama ini gue inginkan. Bahkan jika harus dalam genggaman iblis, gue akan menerimanya.
"Apa keuntungannya buat gue?"
"Bukannya lo cinta mati dengan gue?" gue membalasnya dengan menatapnya tajam. Cinta? Huh!
"lo ga bisa dibawa becanda" Billy menghela nafas lalu berdiri. Ekspresi wajahnya berubah serius. "Narendra. Gue akan kasih lo Narendra group seperti yang lo mau"
"Penawaran yang bagus" ia tau kalau gue menginginkan Narendra.
"Itu artinya lo setuju? "
" ya, gue setuju dan dengan satu syarat. Bima angkasa harus jadi klien Narendra"
"Gue ga bisa mengabulkan keinginan lo. Pikir, Lara. Apa Narendra akan jadi milik lo kalau Narendra maju melebihi Polar?" Sialan! Ia memang benar. Alex ga akan melepaskan Narendra begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets
Romance"Tinggal bersama salah satu pembunuh orang tuaku. Kehilangan identitas sebagai ahli waris Narendra. Hanya dengan rahasia ini aku dapat hidup" Curt "Berpura-pura menjadi adiknya, hanya satu-satunya agar mengawasinya. Walaupun itu semua gue lakuka...