Extra - Curt (1)

513 31 4
                                        

Sudah 3 hari Lara belum sadarkan diri. Bahkan dokter terbaik pun tidak dapat menyadarkannya. Aku hanya bisa berharap agar ia cepat sadar dan pulih kembali.

"Maaf, pak" Peter salah satu asistenku berdiri di dekatku. "Sudah waktunya anda untuk memberikan keterangan di kantor polisi"

Aku menatap Lara. Aku tidak ingin meninggalkannya. Meskipun beberapa kali polisi datang menemuiku di rumah sakit, aku menolak bertemu dengan mereka. Aku berjanji akan memenuhi panggilan mereka sekaligus aku ingin bertemu dengan Sonny.

"Aku akan segera kembali" ucapku pada Lara lalu mencium keningnya sebelum pergi dengan Peter.

"Apa pak Firlan sudah sampai di kantor polisi?" tanyaku pada Peter saat kami dalam perjalanan.

"Sudah. Pak Joan juga hadir mendampingi Pak Sonny"

Aku mengangguk. Hari ini Sonny juga kembali diperiksa. Ini memudahkanku untuk bertemu dengannya.

Aku mengambil berkas yang sudah disediakan Peter untuk ku periksa. Menandatangani dokumen penting perusahaan. Selama 3 hari aku menunda semua pekerjaan dan urusan yang penting. Bahkan soal urusan perusahaan Narendra, aku menyerahkan semuanya pada salah satu asisten kepercayaanku, Arnold.

Setelah kematian Alex, perusahaan Narendra ikut terkena dampak. Harga saham turun. Orang-orang yang mendukung Alex kabur begitu tau aku masih hidup. Beberapa diantaranya memohon untuk diampuni.

Mengingat betapa tidak tahu malunya mereka datang ke rumah sakit membuatku murka. Dulu baru satu hari Dad dan mom meninggal, mereka menjual sebagian besar saham mereka pada Alex. Menjadikan Alex bagian dari perusahaan Narendra! Mereka bahkan menjadi kaki tangan Alex menguasai seluruh perusahaan!

Bahkan saat aku kembali ke perusahaan sebagai Niko, dengan angkuh mereka menghinaku. Tetapi begitu pelindung mereka mati, mereka dengan mudahnya merendahkan diri dan sebagiannya pengecut melarikan diri!

Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkan mereka! Bahkan aku memerintahkan orang-orang untuk mengejar mereka yang melarikan diri! Mereka harus membayar semuanya!

"Kita sudah sampai" ucap Peter memberitahuku lalu ia keluar mobil dan membukakan pintu untukku.

Pak Firlan pun datang dan menyapaku begitu kami masuk ke dalam kantor polisi.

"Selamat siang, pak Curt" salah seorang petugas kepolisian mengulurkan tangannya ke arahku.

"Selamat siang, pak" balasku sambil menjabat tangannya. Lalu mengikutinya ke ruangan tempat aku diminta keterangan.

Saat masuk ke ruang penyidikan, aku disambut 2 penyidik. Setelah semua siap mereka menanyakan pertanyaan BAP yang ku jawab dengan di dampingi pak Firlan.

Beberapa jam setelah belasan pertanyaan ku jawab, kami dapat keluar ruangan.

"Apa bisa saya bertemu Sonny?"

"Bisa, pak. Pak Sonny baru saja selesai memberi keterangan"

"Mari saya antarkan" seorang petugas menunjukkan jalan ke ruang sebelah. Membuka pintu dan memintaku masuk.

Aku menatap Sonny yang duduk dengan tenang. Aku memberi tanda agar hanya kami berdua di dalam ruangan.

"Apa yang ingin kamu tahu?" tanya tanpa basa basi begitu aku duduk di seberangnya.

"Mengenai aku anak buah Alex? Atau kenapa aku membantumu?"

"Semuanya. Aku ingin tahu semuanya" meski ia membantuku dan aku berutang nyawa padanya, tetap saja aku waspada padanya.

Sonnya menyandarkan punggungnya ke kursi. "Well, ayah angkatku, Rush salah satu kepercayaan Alex. Aku diadopsi untuk jadi penerusnya"

Aku sudah tahu jika Sonny diadopsi oleh Rush, salah satu anak buah Alex. Hanya saja aku tidak tahu kenapa ia dibunuh. "Jika ia orang kepercayaan Alex, Kenapa ia dan ibumu dibunuh?"

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang