7 - Youth

6.2K 418 2
                                    

Troye Sivan - Youth (Instrumental)


"Gue jadi mau les ditempat lo." Kata Ina sambil membayangkannya. Visi disampingnya sudah pucat. andaikan Ina tahu seburuk apa seorang Filando. "Jangan." Katanya pelan. Ina langsung menoleh kearahnya dengan cepat.

"Loh? Kenapa? Cemburu nih yee??" Ledek Ina sambil menyenggol lengan Visi.

"Lo bakal nyesel." Kata Visi dengan wajah cemasnya.

"Nyesel kenapa deh? Lo suka sama dia? Tenang aja, gue gak suka kok. Cuma kagum aja. Kalo lo jadian sama dia malah gue bersyukur banget. Akhirnya Visilia kenal apa itu 'cowok'. Hehe.."

"Lo ngedo'ain gue jadian sama anak yang gitu?"

Ina menatap Visi. "Loh kenapa? Jadian aja. Kalo sampe nikah malah bagus."

"Amit-amit." Kata Visi lalu jalan mendahului Ina.

"Tungguin gue, woy!" Ina berlari mengejar langkah Visi yang hampir berlari itu dengan susah payah.

###

Filan sedang memakan bakso goreng yang baru saja dia beli. Wajahnya datar seperti biasa, kakinya ia taruh diatas meja. Seperti yang punya kantin.

"Filan. Dipanggil BK. Gercep." Filan menoleh kearah suara cowok yang memanggilnya. Dapat dia lihat Hendrik selaku Ketua OSIS sedang menatapnya dengan tajam. Memangnya salah Filan kali ini apa? Padahal Filan sudah bosan ke ruang BK terus. Sudah seperti sebuah kebiasaan, Filan sampai tahu tiap inci ruangan itu. Buku yang bertumpuk diujung ruangan, meja hitam dan kursi yang saling berhadapan. Tak lupa AC yang selalu membuat Filan kedinginan. Jangan lupakan bunga mawar yang selalu segar diatas meja.

"Kenapa lagi sih?" Kata Filan lalu mengunyah bakso gorengnya.

"Kayak lo gak tau aja masalah lo apa." Filan mendesah frustasi. Cowok itu bangun dengan malas. Sedikit mendorong meja dan membuat seisi kantin menoleh kearahnya. Cowok itu berjalan dengan santai, kakinya sudah seperti berjalan otomatis jika mendengar kata 'BK'. Filan sendiri tidak tahu masalah dalam dirinya. Padahal menurutnya, dia hanya sering bolos, lalu sering telat, dan ya penampilannya yang tidak sesuai dengan aturan. Mungkin isu itu sudah kemana-mana. Isu yang tidak tahu kebenarannya kecuali Filan sendiri.

"Gak bosen kamu kesini?" Kata Bu Uli, selaku guru BK di SMA Bina Taruna. Filan langsung duduk dihadapan guru itu.

"Saya kenapa lagi, bu?" Bu Uli menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak habis pikir dengan anak bimbingannya ini yang sebentar lagi akan lulus.

"Masih nanya aja. Itu rambut kamu jangan panjang! Kamu kira ini drama Korea?" Kata Bu Uli gemas ketika melihat rambut Filan. Filan secara refleks langsung memegang rambutnya. Memang sih rambutnya memiliki poni, tapi kan dia sudah berusaha menutupinya dengan menggunakan gel rambut.

"Nggak kok, Bu. Ini saya rapikan pake gel."

"Maksud Ibu potong Filan! Mau Ibu yang motong pake pemotong rumput?"

"Sadis amat, bu." Filan mengerucutkan bibirnya.

"Itu juga! apaan itu seragam kamu! Masukkin kedalem Filan! Bet nama kamu mana? Kamu ini pake seragam gak rapi! Dasi kamu kemana lagi???"

"Gerah bu kalo dimasukkin seragamnya. Bet nama saya belum bikin ke tukang jait bu. Dasi saya ilang lagi suer deh bu, kayaknya ada yang gacul." Jelas Fulan yang membuat Bu Uli menggelengkan kepalanya. Pasalnya alasan Filan selalu sama.

"Kamu itu maunya apa Filan? Udah kelas dua belas kelakuan masih belum bisa berubah." Bu Uli menatap cemas Filan. "Apa perlu ibu nggak nge-lulusin kamu?" Filan langsung berdeham. "Nggak gitu juga, bu." Katanya sambil menunduk.

"Cari cewek gih sana!" Kata Bu Uli. Filan langsung menatap Bu Uli dengan heran. "Kok saya nyuruh nyari cewek? Banyak kali Bu cewek yang mau sama saya."

"Iya banyak, tapi kamunya nggak suka!" Filan lalu terkekeh.

"Ada cewek yang bikin kamu tertarik gak akhir-akhir ini?" Filan terlihat berpikir. Disaat guru lain menyuruh agar tidak berpacaran, Bu Uli kebalikannya. Secara tidak langsung dia menyuruh Filan berpacaran kan?

"Hmmm..." Lalu Filan tersenyum kecil. Entah kenapa wajah cewek itu terlintas diotaknya.

"Nah! Ada kan?! Mana? Ibu mau minta nomor teleponnya!" Kata Bu Uli sambil mengeluarkan ponselnya.

"Buat apaan Bu?"

"Ya siapa tau bisa bikin kamu tobat gitu? Mana siniin!"

"Gak punya Bu." Kata Filan singkat lalu membuat Bu Uli menatapnya dengan heran. Filan menggaruk tengkuknya.

"Saya Cuma kenal aja. Di tempat les. Bukan anak Bina Taruna." Kata Filan lalu tersenyum.

"Ohhhhhh..." Kata Bu Uli sambil mengangguk setuju. Filan mengigit bibir bawahnya. Hanya cewek itu yang terlintas diotaknya. Bodoh memang, mungkin efek dari kejadian kemarin sore.

"Namanya siapa?" Filan lantas tersenyum. "Visilia."

###

Visi sedang memangut-mangutkan kepalanya ketika matanya tertuju dengan soal TPA dihadapannya. Cewek itu berulang kali mengigit ujung pinsil mekaniknya dan dahinya berkerut-kerut. Tak lupa kakinya yang selalu tidak bisa diam ketika cewek itu sedang serius mengerjakan sesuatu. Visi memang tidak berharap banyak dengan SNMPTN, kemungkinannya dia harus mengejar SBMPTN.

"Serius amat?" Visi langsung tersentak kaget. Jantungnya seperti terkena serangan. Lalu cewek itu melirik kearah samping kanannya. Mata Visi membulat. Pasalnya wajah Filan sangat dekat sekali, membuat cewek itu memundurkan kepalanya.

"Minggir ih sana jangan ganggu!" Kata Visi lalu mendorong kepala Filan. Bodo amat dengan dirinya yang sebenarnya ketakutan.

"Gue mau liat. Kerjain lagi coba." Kata Filan pelan. Mata cowok itu menatap kertas TPA yang masih dipegang Visi. Kelas masih kosong, hanya ada mereka berdua saja.

"Gue gak bisa ngerjainnya." Cicit Visi. Dia sebenarnya memang terganggu dengan kehadiran Filan.

"Loh kenapa? Gugup ya deket-deket gue?"

"Idih pede banget." Filan langsung tersenyum kecil ketika mendengarnya. Tanpa sepatah katapun, cowok itu segera duduk kebangkunya. Membuat Visi yang entah sejak kapan menahan nafasnya dapat bernafas dengan lega.

"Perasaan gue aja atau emang lo kayaknya niat banget buat dateng?" Kata Filan dari tempat duduknya. Visi mengerenyitkan dahinya. Pasalnya pasti Filan mengajaknya untuk berbicara, bukan orang lain. Toh di kela sini Cuma ada mereka berdua saja.

"Karena gue punya misi." Visi berkata dengan tegas. Sambil menatap kearah Filan dengan tajam. Menyindir cowok itu secara halus.

"Lucu ya, ketika Visi punya misi." Katanya lalu cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Visi yang melihatnya menatap cowok itu dengan geram. Filan meledeknya kan?

"Lo tuh gak bisa ditebak."

"Jangan nebak-nebak gitu. Kan gue ribet kalo lo menang."

"Maksud lo apa sih?"

"Nanti gue harus ngasih lo hadiah."

"Hah? Gak jelas banget sih lo." Kata Visi lalu membalikan tubuhnya dengan cepat. Cewek itu melihat kearah buku yang tadi sempat dia abaikan. Konyol memang, perhatiannya sampai teralih gara-hara cowok yang memiliki dua nama itu.

"Oh gitu." Kata Filan datar.

###

Saya kembaliiiiiiii~

Ada yang kangen Filan???

Afterglow [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang