"Emang lo pikir pacaran itu main-main?"
Ikky menaikkan sebelah alisnya. Cowok itu menatap Visi dengan penasaran. Visi yang dikenalnya memang sangat kaku jika berhadapan dengan cowok. Visi dihadapanya ini belum pernah pacaran satu kali pun. Padahal menurut Ikky walaupun tidak se-oke dirinya, namun penampilan Visi bisa dibilang not bad. Rambut sebahu, badan tidak terlalu kurus ataupun gemuk. Wajah yang mungil, hidung yang kecil, dan mata yang mengintimidasi namun dihiasi oleh iris mata berwarna coklat. Otak Visi juga not bad.
"Gue liat kalo orang pacaran itu gak bener semua. Bentar-bentar putus, bentar-bentar berantem. Apalagi anak sekarang udah menjurus semua model pacarannya. Club lah, hotel lah, apalagi coba. Gak bener, Ikky."
"Itu semua tergantung pasangan yang kita pilih Visilia. Kalo pacar lo sayang sama lo, dia gak bakal ngelakuin hal negatif. Lo liat model pacaran gitu dari mana sih? Gak semua orang pacaran gitu. Emang lo pernah liat gue gitu sama mantan-mantan gue?"
"Nggak pernah setau gue. Tapi gak sedikit gue liat orang pacaran Cuma alesan untuk 'main'. Emangnya mereka pikir hati orang mainan apa?" Ikky mengangguk.
"Itulah sebabnya lo harus cari cowok yang bener." Visi cemberut.
"Bodo ah. Gue laper." Visi membalikan tubuhnya dengan cepat dan menuju ruang keluarga dimana sudah ada cemilan yang ditaruh dimeja dekat TV. Ikky mendesah, memang tidak salah jika seorang Visi menganggap pacaran itu buruk. Tidak ada salahnya, setiap orang memiliki hak untuk berpendapat.
"Visi bawain gue rempeyek satu!" Teriak Ikky lalu menuju kursi diruang tamu. Visi hanya memutar bola matanya jengah. Tidak ada niatan melakukan apa yang disuruh Ikky. Cowok itu mengeluarkan ponselnya dari saku celana jeans dongkernya. Wajahnya terlihat ragu, namun cowok itu akhirnya melihat postingan seseorang yang sudah membuatnya khawatir akhir-akhir ini. Orang yang reputasinya buruk.
DING DONG! DING DONG!
Bel dirumah Ikky terdengar. Cowok itu segera berlari menuju pintu rumahnya disusul Papa-nya yang datang.
"Temen papa udah dateng."
Lantas Papa Ikky membuka pintu rumah itu dengan lebar. Disampingnya sudah terdapat Ikky yang sedang merapikan kemeja putihnya.
"Assalamu'alaikum." Ucap suara seorang pria berperawakan tinggi dan tampan. Ikky tersenyum ketika pria itu melihat kearahnya. Disamping pria itu terdapat wanita berkerudung yang tidak kalah cantiknya dengan Mama Ikky.
"Wa'alaikum salam! Akhirnya nyampe juga. Kalian nggak nyasar kan? Hehe.. Ayok mari masuk." Papa Ikky membawa tamunya itu dengan santai. Memang tamu mereka adalah teman Papa Ikky semasa SMA dulu.
"Anakmu?" Kata pria itu. Ikky membalas senyum pria itu dengan sopan."Iya. Anakmu Ando kemana?"
"Tuh." Kata pria itu. Mata Ikky dan Papanya langsung tertuju kearah cowok yang mengenakan kemeja berwarna hitam sesiku itu. Rambutnya berantakan, dan entah mengapa Ikky seperti pernah melihat cowok itu. Ando? Siapa ya? Batin Ikky.
"Seumuran sama anak kamu ini." Ungkap pria itu lalu kembali bercengkrama dengan Papa Ikky. Mama Ikky menyambut wanita yang merupakan istri pria itu. Seperti teman lama dan sudah sangat akrab sekali. Ikky masih berdiri ditempatnya ketika cowok itu memasuki rumahnya.
"Nama lo Ando?" Kata Ikky tanpa basa-basi. Wajahnya terlihat ramah ketika melihat cowok itu.
"Iya. Lo Ikky?" Ikky mengangguk. Berbeda dengan Ikky wajah cowok itu terlihat biasa saja, malah terkesan cuek dan tidak peduli. "Bokap gue udah cerita, katanya anak temennya seumuran sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterglow [Completed✔]
Teen FictionVisi sangat senang ketika ia mengetahui akan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Baru saja hari pertama dirinya sudah dibuat heran sekaligus penasaran dengan seorang cowok yang selalu menunduk sambil memainkan ponsel. Filan, cowok itu terli...