14 - Perjuangin, Pertahanin

5.2K 411 0
                                    

"Yang ini?" Kata Filan. Visi mengangguk.

"Piso mana?" Filan mengulurkan tangannya. Visi dengan sigap mengeluarkan pisau lipat yang ia simpan di ikat pinggangnya. Visi heran, pakaian Filan memang seragam pramuka, tapi cowok itu bahkan tidak membawa apapun, bahkan Visi menduga Filan tidak membawa ponselnya. Hanya ada kain simbol PMR dilengan kanannya.

"Nih." Visi memberikan pisau itu. Penampilan Filan sangat berbeda jauh dengan Visi. Visi mengenakan dasi pramuka, kaos kaki hitam, sepatu hitam, rambutnya diikat buntut kuda, membawa pisau kecil, tali, dan menenteng kotak pertolongan pertama. Sedangkan Filan? Hanya baju seragam pramuka dan kain symbol pramuka dilengannya. Hanya itu saja. Dan rambutnya yang messy itu. Oh ya, dan kaos berwarna abu-abu yang terlihat dari kerah seragamnya yang kancing pertamanya sengaja atau tidak dibuka itu.

Visi melihat Filan yang dengan serius memotong daun pisang. Rahangnya mengeras. Well, Visi mengakui bahwa Filan memang tampan.

SRAKK!

Daun pisang itu jatuh ketanah. Visi segera mengambilnya.

"Udah biar gue aja." Ucap Filan lalu membawa daun pisang itu kearah pinggir sungai yang masih terdapat tanah yang rata. Visi mengikuti langkah Filan. Cewek itu diam saja ketika Filan menaruh daun pisang itu di tanah.

"Aduh pantat gue." Ringis Filan pelan.

"Cowok kota kayak lo harus sering-sering ke tempat ginian." Sindir Visi lalu duduk disebelah Filan. Cewek itu menaruh kotak peralatannya dan membuka sepatunya. Memasukkan kakinya ke aliran sungai yang melintas tak jauh dihadapan mereka.

"Gue gak punya waktu. Masalah gue udah cukup rumit, gue nggak mau nambah masalah lagi." Kata cowok itu pelan. Visi menoleh cepat kearah Filan. Apakah Filan akan menceritakan semuanya?

"Oke. Gue sadar kalo lo itu kepo banget sampe ngeliatin gue kayak gitu." Kata Filan lalu menatap tajam Visi. Visi yang ditatap hanya nyengir.

"Kalo gak mau tinggal bilang nggak mau."

"Gue mau."

Keadaan hening sebentar. Filan sedang berperan dengan logikanya. Memang seharunya Visi tahu kan? Siapa Filan, kenapa bisa seperti ini, dan kenapa Filan tidak bisa melepaskan Visi begitu saja ketika sore waktu itu.

"Gue dan Roland memang saudara kandung. Awalnya bokap dan nyokap bangga banget sama Roland. Tapi waktu gue duduk dikelas delapan, kejadian buruk itu terjadi. Roland berpacaran sama seorang cewek yang dia temuin di café. Dia ngenalin ke ortu. Tapi Roland minta uang terus ke bokap sama nyokap. Waktu itu Roland masih duduk di kelas dua belas dan mau UN. Ortu gue curiga dan ngira pacarnya Roland itu cewek matre dan sebagainya. Dan orang tua gue nentang hubungan Roland. Sesudah kelulusan, Roland jadi jarang pulang. Dan bokap sempet ngusir dia, dan anehnya tiap bulan Roland terus minta uang. Akhirnya bokap ngirim orang buat nyelidikin Roland diluar sana. Dan parahnya Roland malah ke club. Sama cewek lain." Visi membulatkan matanya.

"Pacar Roland?"

"Meninggal. Ternyata selama ini Roland minta duit buat ngebantu pacarnya berobat."

"Orang tua lu gimana?"

Filan mengadahkan kepalanya. "Orang tua gue baru tau waktu Roland pulang sambil babak belur dan mabuk. Ortu gue nyesel? Pasti. Mereka udah negatif tanpa tau faktanya. Tapi mulai disitu Roland nyalahin ortu gue atas kejadian yang terjadi sama ceweknya. Gue inget betul Roland sambil teriak dan nangis bilang bahwa ortu gue udah ngerebut masa depannya. Mulai saat itu, Roland hanya pulang dua bulan sekali dan itu juga hanya untuk tidur."

Visi mengangguk. Cewek itu menepuk pelan pundak Filan.

"Makasih, udah mau cerita." Kata Visi pelan.

"Gue percaya sama lo, Filan." Lanjutnya yang membuat Filan menatap Visi dengan tatapan ... hangat.

###

"Jadi .... Yang tadi siapa?" Kata Tino sambil menatap Filan dengan jahil. Filan mendengus mendengar ejekan teman-temannya. Rasanya ia ingin menyumpal mulut teman-temannya itu dengan sambal yang sedang mereka santap saat ini. Walaupun tidak pedas tapi lumayan lah, bau terasi.

"Bukan siapa-siapa." Kata Filan pelan. Dia sudah lelah dengan teman-temannya.

"Yakin? Boleh gue gebet ya?" Lanjut Putra yang membuat Filan mendelik kearahnya."Dia bukan bahan mainan." Lalu yang terjadi adalah Putra dan Tino tertawa. Membuat Filan menatap temannya itu dengan tatapan 'mereka gila'.

"Namanya Kak Visi." Kata Rendy dengan kalem. Semuanya langsung menatap kearah Rendy. "Oh, namanya aja manis. Pantes anaknya manis." Kata Putra berusaha memanas-manasi suasana. Rasanya Filan ingin membuat Rendy agar tutup mulut. Padahal dia daritadi berusaha menutupi nama Visi.

"Kok muka lu asem gitu sih, Lan?" Kata Tino sambil terkekeh.

"Tenang aja. Kita nggak suka TMT. Walaupun kita suka main-main, tapi gue dukung kalo lo mau serius. Dan kayaknya lu udah kepicut."

"Sok tau lo." Ketus Filan. Plis deh, kepincut? Sejak kapan seorang Filan menjadi remaja normal? Kepincut? Monyet kali.

"Tapi emang Visi mau sama lo? Dia gak tau aja Filan sesungguhnya kayak gimana." Kata Putra. Mendengar permasalahan yang sensitif itu membuat Rendy yang tidak ingin tahu pembicaraan gila kakak kelasnya, memutuskan untuk keluar tenda. Mungkin dia akan mengambil lauk lagi dan memakannya diluar tenda. Menikmati api unggun.

"Dia tau."

"HAH?! DEMI APA LO?!" Kata Tino hampir saja memuncratkan nasi yang berada di dalam mulutnya. Putra juga tidak menyangka. Visi, cewek manis dan kalem yang terlihat polo situ mengetahui rahasia Filan? Dunia memang membingungkan.

"Kok???"

"Ada sesuatu. Udah deh, kalian gak usah kepo." Filan berkata dengan jutek.

"Bentar! Dia tau lo nyampe mana?! Lo gak ngapa-ngapain cewek sepolos dia kan?"

"Lo pikir gue se-brengsek itu? Nggak lah! Gila aja, dia tau semuanya karena gue yang nyeritain semuanya. Puas?"

"Anjir. Lo yang cerita ke dia?" Filan segera mengangguk dan mengigit paha ayam goreng dari tempat bekalnya.

"Dia tau lo Ando?" Tanya Putra, Filan mengangguk dengan kalem.

"Dia gak takut sama lo?"

"Dia bilang, dia percaya sama gue." Kata Filan kalem.

"Gila. Jangan sampe lolos cewek kayak gitu, Lan. Pertahanin! Kalo perlu perjuangin!" Mendengar penuturan Tino, Filan mengerutkan alisnya. Pertahanin? Perjuangin? Dikira dia lagi sedang beperang membela Negara apa?

###

Afterglow [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang