18- Amukan Seril

26 11 2
                                    


/ini lanjutannya, jgn lupa vomment!!/

Bagian delapanbelas

Oriell tidak tahu kenapa hari ini kepalanya sangat sakit. Kadang sampai membuat dia seperti sedang berputar-putar. Sepertinya ia tidak enak badan hari ini.

"Riell, lo kenapa? Lo pucet banget, yuk gue anter ke UKS yuk." Dina merangkul tubuh Oriell.

Oriell pun mengangguk. Ia memang tidak bisa bohong hari ini ia sangat tidak kuat dan ingin segera pulang. Dina memegang jidat Oriell dan membandingkan dengan jidatnya, Oriell demam, suhu tubuhnya sangat panas.

Dina lalu membawa Oriell ke UKS dan meminta izin kepada guru yang sedang mengajar di kelasnya, setelah mendapatkan izin ia langsung membawa Oriell ke UKS.

Tanpa disadari oleh Oriell, sedaritadi ada dua orang cowok yang memperhatikan dirinya.

Namun, seketika tubuh Oriell ambruk, membuat Javier yang tadi memperhatikan Oriell reflek langsung menghampiri Oriell dan menggendongnya ala bridal style. Sedangkan murid lain yang melihat itu hanya dengan cengo, kaget.

Dan tanpa mereka sadari lagi, ada satu hati yang remuk melihat itu. Bagai meletup-letup ingin meledak.

dER SCHNITTER

Nuansa putih langsung terlihat saat cewek itu mencoba membuka matanya perlahan. Ia baru sadar bahwa ia berada di UKS. Ia pun mencoba mendudukkan badannya. Tiba-tiba petugas PMR pun datang dan membawa makanan untuk Oriell.

"Alhamdulillah udah sadar. Makan dulu ya, Kak?" Tanya petugas PMR itu ramah. Dia adik kelas X, jadi wajar saja memanggil Oriell dengan embel-embel 'kakak'.

Oriell mengangguk, "Makasih," Ucapnya tersenyum ramah sambil mengambil bubur yang di sodorkan oleh petugas PMR itu.

"Oh iya Kak, kalo kakak mau pulang abis makan boleh kok. Tadi aku udah izinin ke ruang piket,"

"Oh ya? Makasih ya kamu baik banget. Nama kamu siapa kalo boleh tau?" Ujar Oriell tersenyum senang sambil mulai menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulutnya.

"Nama aku Bintang, kak. Yaudah kalo gitu aku balik lagi ke kelas ya, kak. Semoga cepat sembuh," Adik kelas itu berujar sambil mengangguk kecil bermaksud untuk pamit lalu keluar dari UKS.

Baru saja Bintang keluar, datang seorang cowok masuk ke dalam UKS. Oriell yang melihat siapa cowok itu langsung menyimpan buburnya di atas nakas yang berada di sebelah bangkarnya.

"Kok di simpen? Makan lagi aja," Ucap cowok itu lalu duduk di kursi yang ada di samping bangkar.

Oriell menggeleng samar, "Nggak. Gue udah kenyang," Javier pun manggut-manggut, tanpa disuruh Javier langsung memberikan segelas air putih untuk Oriell.

Oriell pun menerimanya lalu meminum air putih itu. "Lo mau balik 'kan? Gue anter yuk," Tawar Javier.

Tampak berpikir, akhirnya Oriell pun mengangguk mau. Lagian di pikir-pikir tidak ada salahnya juga ia menerima tawaran Javier untuk pulang bersama.

Dan setelah itu mereka pun bangkit dan meninggalkan UKS. Sesampainya di parkiran, Javier dan Oriell langsung memasuki mobil milik Javier itu. Dan mobil jazz itu pun langsung berjalan menuju rumah Oriell.

dER SCHNITTER

Oriell turun dari mobil Javier. Sebelumnya ia menawarkan Javier untuk masuk dulu tetapi ia menolaknya secara halus karena memang ia mau balik lagi ke sekolah. Dan tidak lupa juga Oriell berterima kasih pada Javier. Mobil Javier pun melaju kembali ke sekolah.

Ketika masuk, Oriell bisa melihat Seril yang sedang duduk di sofa. "Gak sekolah lo?" Oriell bertanya sambil melepaskan sepatu conversenya.

"Heh Oriell! Sini lo!" Oriell terkejut saat Seril membentaknya tidak percuma. Cobaan apalagi ini batin Oriell sampai di rumah seharusnya ia langsung tidur di kasur, tapi ini malah disambut dengan bentakan adiknya sendiri.

Dengan terpaksa Oriell menghampiri Seril setelah melepaskan sepatunya.
"Maksudnya apa-apaan nih lo bilang ke Regard suruh jauhin gue?!" Seril memperlihatkan sebuah video. Video itu menampilkan saat ia marah pada Regard karena ia biang kerok dari tawuran itu.

Demi apapun Oriell sangat pusing mendengar omelan Seril ini, ditambah ia sedang tidak enak badan sekarang. "Siapa yang ngasih video ini ke lo?"

"Gak usah banyak tanya! Gue tau, sebenernya lo masih cinta sama Regard 'kan makannya lo suruh gue jauhin Regard, iya 'kan?!"

"Masih cinta? Maksudnya?"

Itu bukan suara Oriell. Melainkan suara wanita paruh baya yang baru saja tidak sengaja mendengar obrolan anak-anaknya tadi. Dan ia tidak menyangka akan hal ini. Oriell masih cinta Regard. Berarti sebelumnya Oriell pernah mencintai Regard bukan? Pikir Bundanya Oriell kini.

"Bun dengerin penjelasan Oriell dulu, Bun,"

Sayangnya, Ariell saat ini tidak mau mendengar apa-apa dulu. Cukup mengetahui bahwa dulu Oriell pernah mencintai Regard.

"Bunda ke kamar." Setelah itu Bunda melengos pergi menuju kamarnya dengan pikiran yang masih tertuju pada obrolan anak-anaknya tadi.

Oriell yang melihat itu langsung merasa bersalah karena sudah membohongi bundanya. Selain berbohong, Oriell juga sudah membuat bundanya kecewa. Dan Oriell sendiri tahu, tidak hanya bundanya yang merasa kecewa, namun ayahnya juga pasti akan kecewa. Dan Oriell benar-benar merutuki dirinya sendiri karena telah berbohong. Karena pada faktanya, Oriell tidak pernah mengaku bahwa ia pernah mempunyai hubungan khusus dengan Regard---pacar adiknya sekarang itu. Sebenarnya jika Regard tidak nakal, ayah bundanya tidak akan masalah. Namun, setelah mengetahui bahwa Regard itu kerjaan clubbing terus menerus, ayah bundanya jadi mempunyai perasaan tak suka pada cowok itu.

Sedangkan Seril yang melihat bundanya pergi itu tersenyum puas ke arah Oriell.

dER SCHNITTER

dER SCHNITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang