21- Berkhianat

25 12 3
                                    

Bagian Duapuluh Satu

Dengusan keluar dari mulutnya saat melihat stok cokenya yang berada di dalam kulkasnya habis. Padahal dua hari yang lalu masih ada tiga coke yang tersisa. Namun naas, ketiganya raib tak tahu di minum siapa.

Satu nama pun muncul di otak Loui. Mana mungkin Maminya yang meminum coke miliknya, Maminya paling anti sama minuman yang begituan. Kalau bukan Maminya, sudah pasti Javier yang menghabiskan. Daripada ambil ribet, Loui pun langsung mengambil jaket denim yang berada di kamarnya lalu mengambil kunci motor yang selalu ia simpan di atas nakas, bersiap untuk pergi ke supermarket membeli coke tidak lupa juga dengan chipsnya. Untung saja ini belum larut malam, jika sudah larut, Mami Loui pasti tidak mengizinkan.

Setelah pamit sebentar ke Maminya, cowok itu langsung ke garasi dan menggas motornya menuju supermarket.

dER SCHNITTER

Setelah membayar ke kasir, Loui langsung keluar supermarket. Di tengah perjalanannya kembali ke rumah, Loui melihat perempuan yang masih memakai seragam SMAnya di pinggir jalan. Dan ternyata itu Oriell, dia berjalan sendirian di pinggir jalan, melamun pula. Itu membuat Loui yang melihatnya terkekeh pelan.

Motor Loui menepi tepat di depan Oriell, membuat cewek yang sedang melamun itu sadar seketika.

"Loui?"

"Ngapain lo?" Loui bertanya pada Oriell yang masih diam---tepatnya kaget karna tiba-tiba Loui datang dengan motornya.

"Mau pulang tapi tadi udah gak ada angkot. Mobil gue gak dibawa, mau pesen go-jek hape gue low," Jelas Oriell membuat cowok yang memakai jaket denim itu terkekeh.

Loui baru sadar melihat mata Oriell yang sembap. Walaupun cahaya di jalan ini remang-remang, namun tetap saja Loui bisa melihat jelas bagaimana wajah Oriell. "Abis nangis?" Loui bertanya singkat.

"Nggak. Ehm-- Lo gak ada niatan ngajak gue balik bareng gitu, Wi?" Oriell mengalihkan topik.

"Apa pertanyaan gue kurang jelas?" Loui tidak mengindahkan ucapan Oriell yang tadi. "Lo abis nangis?" Ia bertanya sekali lagi membuat Oriell menyerah menjawab 'iya'.

"Gue anter lo balik." Ucap Loui langsung naik ke motornya, sedangkan Oriell entah kenapa jadi kesal. Di kiranya, Loui akan bertanya alasan kenapa dirinya menangis. Dan realita berkata tidak, itu hanya ekpetasi seorang Oriell.

Setelah sadar dari alam bawah sadarnya, Oriell langsung menaiki motor Loui. Dan mereka pun mulai menikmati perjalan malam kota Bandung dengan semilir angin malam.

dER SCHNITTER

"Mau masuk dulu?" Ia bertanya sesudah mengucapkan terimakasih pada Loui.

Loui menggeleng samar, "Kenapa lo nangis?"

Akhirnya Loui pun bertanya kenapa alasannya. Itu artinya Loui ada rasa peduli pada Oriell. Tanpa aba-aba, mulut Oriell pun mulai meluncurkan kejadian dari mulai ia menuduh Regard, di labrak adiknya sendiri hingga bundanya kecewa karna Oriell pernah berpacaran dengan Regard si cowok nakal dengan diam-diam tanpa sepengetahuan bunda dan ayahnya, sampai kejadian tadi di café. Loui mendengarkan baik-baik apa yang di ucapkan Oriell. Setelah Oriell selesai bercerita, Loui langsung bertanya.

"Terus siapa pelakunya?" Loui menanyakan siapa orang yang sudah mengadukan video rekaman yang isinya obrolan Regard dengan Oriell. Setelah Oriell memberi tahu siapa orangnya, Loui hanya bisa menghela napas---tidak menyangka.

"Terkadang orang yang terlihat baik itu belum pasti baik." Ucap Loui tiba-tiba membuat Oriell mengangguk setuju.

"Gue maklum kalo lo marah ke Dina, karena gue tau Dina gak pantes kayak gitu karna secara di sahabat lo. Tapi sebelumnya lo dengerin dulu apa alesan dan tujuan dia ngelakuin itu," Ujar Loui panjang kali lebar kali tinggi yang membuat Oriell tak menduga kalau Loui berkata sepanjang itu. Jarang-jarang Loui berkata panjang, malah tidak pernah setahu Oriell.

Tapi tak urung Oriell mengangguk, "Iya, Wi, makasih lo udah mau dengerin masalah gue," Ucapnya sambil tersenyum.

Loui mengangguk, "Kalo ada masalah, gue ada buat lo. Gue balik,"

Motor Loui pun sudah berlalu, menyisakan tubuh Oriell yang seperti tidak bisa di gerakkan anggota tubuhnya dan tidak lupa pula senyuman yang merekah sempurna di wajahnya.

dER SCHNITTER

"Din, gue gak tau mesti ngomong apalagi sama lo. Intinya gue gak habis pikir lo yang lakuin ini semua. Gue--gue gak nyangka sahabat gue sendiri yang tega ngelakuin ini," Suara Oriell terdengar parau. Mereka semua kini berada di kantin. Saat kantin masih penuh, Oriell belum mengakui kalau Dina pelakunya karena sudah pasti jika di lakukan saat itu juga akan mengundang perhatian. Dan Oriell tidak mau itu, lagian Oriell masih punya perasaan untuk tidak memalukan Dina di tempat umum. Dan saat kantin sudah sepi, Oriell mulai berbicara. Suaranya yang tadi masih normal menjadi parau seketika. Nelvi yang belum mengetahui siapa pelaku tersebut langsung menyerngitkan dahinya saat Oriell berbicara seperti itu pada Dina.

"Maksud lo, Riell? Dina pelakunya? Hah gue gak salah denger 'kan ini?" Nelvi bertanya-tanya membuat Oriell tersenyum miring---di tujukkan hanya untuk Dina.

"Maksud lo ngerekam ini semua tuh apa, Din? Lo sahabat gue 'kan? Kok lo tega? Bunda gue udah tau semuanya Din, udah tau!" Suaranya naik satu oktav membuat tubuh Dina makin menegang.

"Ri--Riell gue minta maaf." Hanya itu yang bisa Dina ucapkan. Penjual-penjual yang berada di kantin sibuk memperhatikan. Beberapa siswa yang baru datang ke kantin langsung mendekat ke meja Oriell. Bahkan ada yang iseng merekam kejadian itu.

Nelvi mencoba menenangkan Oriell yang ada di sampingnya, namun dirinya masih tak menduga jika itu pelakunya Dina, sahabatnya sendiri. Bahkan Nelvi sendiri merasa kecewa pada Dina.

"Gue pasti maafin lo Din. Tapi rasa kecewa gue masih belum bisa maafin lo saat ini."

Sehabis menyelesaikan ucapannya, Oriell langsung melengos pergi disusul oleh Nelvi. Wajar saja Nelvi ikut pada Oriell, karena disini yang berkhianat itu Dina. Hati Dina remuk, bak diinjak oleh raksasa, hatinya saat ini sudah benar-benar tidak berbentuk. Rasa bersalah mulai menjalar dari hatinya dan merambat ke seluruh tubuh. Air matanya jatuh sempurna. Ia pikir, ia orang paling bodoh sedunia karena telah mengkhianati sahabatnya sendiri.

a/n:

gatau deh kenapa pgn cepet2 update. greget banget pengen nyelesain ini cerita^ kalian mau sad ato happy nih endingnya?

btw, gnite dari aul

follow instagram: aulianrns
                                 jasmine_laila

dER SCHNITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang