09- Harga Diri Regard

33 17 2
                                    

Bagian Sembilan

Cowok berbaju hitam polos itu duduk di sofa ruang tamu yang berada di rumahnya. Ia rasa ada yang ingin dibicarakan oleh Maminya. Mungkin maka dari itu sekarang ia berada di tempat ini.

"Ada apaan, Mi?"Mengangkat alisnya satu, Loui bertanya pada Maminya.

"Piring yang cuciin kamu? Tumbenan kamu rajin, Wi." Mayla berucap sambil menutup majalah yang tadi sedang di bacanya. Ternyata tentang ini. Loui sudah akan menebak pasti akhirnya akan membahas cewek itu, Oriell.

"Bukan,"

"Lah? Terus siapa? 'Kan Bi Euis lagi pulang kampung. Oh kamu panggil tukang bersih online ya?"

"Enggak."

"Hah?! Siapa dong? Mami penasaran,"

Loui berdecak pelan melihat ekpresi Maminya yang kebelet penasaran. "Temen. Tadi ada temen Loui kesini."

"Pasti cewek 'kan? Soalnya Mami liat cuciannya bersih-bersih gitu. Udah nih cocok jadiin menantu aja sama Mami," Mayla tertawa pelan dengan ucapannya sendiri membuat Loui menyerngitkan dahinya samar.

"Iya, cewek."

"Ya ampun, diem-diem kamu udah dapet aja! Mana cewek rajin lagi. Ntar bawa kesini kenalin sama Mami. Mami mau kenalan,"

"Apaan sih, Mi. Lebay."

"Lebay dari hongkong! Siapa nama ceweknya?"

"Oriell,"

"Namanya bagus. Kayaknya sih cantik orangnya."

"Iya."

"Apa?! Iya cantik?!"

"Ha? Eh-eh enggak. Maksudnya iya bagus namanya."

"Tau deh.. Anak Mami lagi jatuh cinta,"

"Sok tau!"

dER SCHNITTER

Sekarang sudah jam pelajaran olahraga. Oriell dan teman-temannya sudah berganti baju memakai baju olahraga. Mereka semua pun beriringan pergi ke lapangan sesuai intruksi Pak Andre.

Pak Andre guru olahraga SMA Mentari yang sangat di idolakan oleh para siswi yang haus akan ketampanan. Masalahnya, Pak Andre itu masih muda dan tampan. Jadi tidak salah jika para siswi sangat senang jika ada pelajaran Pak Andre.

Seperti sekarang, siswi kelas 11 IPA 6 sudah berkumpul di lapangan. Waktu guru olahraganya Pak Nandi, boro-boro di lapangan, ganti baju saja bisa dibilang lelet. Untungnya, Pak Nandi sudah pensiun. Jadi dia tidak mengajar lagi.

Materi pelajaran olahraga hari ini yaitu olahraga. Kelas 11 IPA 6 di bagi menjadi dua tim. Dan Oriell senang karena ia bisa satu tim dengan Loui. Tapi, sebal juga karenanya ia satu tim dengan Adam. Si cowok termesum saat pelajaran olahraga.

"Anjir mantep banget tuh!" Adam memandangi Oriell dengan wajah mesumnya. Sambil melekuk-lekukkan tangannya membentuk tubuh Oriell, ia terus memandangi Oriell.

"Heh! Mesum lo!"

Nelvi menjitak kepala Adam cukup keras membuatnya meringis. "Ganggu aja lo! Mau di liatin juga sama gue?"

"Najis lo! Dasar termesum lu!"

"Halah, bilang aja pengen di liat aa Adam ganteng."

Dengan sekuat tenaga, Nelvi menjitak kepala Adam lagi. Dan tidak sengaja Nelvi menendang kepunyaan Adam.

"BANGSAT!!!!!"

dER SCHNITTER

Selesai olahraga Oriell, Nelvi dan Dina berjalan menuju kantin. Mereka bertiga pun memilih tempat duduk paling pojok di kantin. Sebelum mereka duduk tak lupa mereka memesan makanannya masing-masing.

"Riel! Kok itu si Regard jalan ke arah kita deh," Dina melihat ke arah Regard yang membawa sebuah minuman.

Masa skors Regard sudah berakhir sampai kemarin. Jadi si biang onar itu sudah kembali sekolah seperti biasa.

"Nih, gue bawain minum. Kasian abis olahraga 'kan?" Suara Regard membuat nafsu makan Oriell berkurang. Melihat makanan yang di pesannya baru saja sampai di mejanya, ia sama sekali tidak ingin memakannya.

"Setau gue, minum air dingin abis olahraga tuh gak bagus. Lagian gua juga lagi pms. Jadi, makasih deh gak usah repot-repot."

"Oh sori gue baru tau soal itu. Tapi kali-kali boleh dicoba. 'Kan seger tuh," Kini Regard membalas ucapan Oriell dengan nada yang tak enak di dengarnya. Mungkin karena Oriell sedang PMS jadi emosinya mudah tersulut. Bahkan dengan hal yang sangat sepele. Tangannya mengepal, diambilnya botol minuman itu dan langsung ia siram di atas kepala Regard.

Regard terkejut, kini tubuhnya basah dan dingin. Jika ini bukan sekolah sudah dipastikan Regard akan memukul atau bahkan menampar Oriell tidak perduli jika dia adalah perempuan.

Memang benar jika kata orang 'orang PMS itu gampang marah, suka nangis gak jelas, mukul gak jelas' dan lain-lain. Mungkin sekarang itu benar, karena sekarang ia benar-benar emosi.

Pengunjung kantin untungnya hanya sedikit. Jadi Regard tidak terlalu malu dibuatnya. Tapi tetap saja harga dirinya jatuh karena perlakuan Oriell.

"BERANI LO SAMA GUE?! MAKIN HARI MAKIN NGELUNJAK!"

Tanpa rasa takut sedikit pun, Oriell tetap menjawab dengan suara lantang, "Kenapa harus takut? Lo Tuhan? Bukan 'kan?"

Dengan keadaan seragam putihnya yang basah, Regard keluar dari kerumunan kecil yang mengelilingi mereka. Nelvi dan Dina yang melihat itu masih melongo tidak berkedip.

Oriell melihat kepergian Regard dengan senyum miringnya. Ia hanya ingin melihat Regard sama-sama merasakan apa yang pernah ia lakukan pada adik kelasnya. Karena kebiasaan Regard tiap hari hanya bisa menindas adik kelas yang tak bersalah. Dan Oriell, kini sudah cukup puas membalas perlakuan tolol Regard itu.

Ia pikir, Regard bukan Tuhan. Jadi, apa yang harus di takuti dari seorang Regard Adregar?

Dia hanya bekas pacar Oriell waktu Oriell buta. Buta oleh kebaikan Regard. Padahal, faktanya, Regard hanya cowok yang tukang cari perhatian di muka umum. Akibat tingkah lakunya, wajah dia yang tampan itu seperti tidak artinya.

Dan sekarang, hanya orang bodoh yang menyukai seorang Regard yang kelakuannya sama sekali 0. Contohnya Seril. Adik Oriell sendiri.

a/n:
karna setiap partnya pendek, jadi kita usahain bakal sering sering update. makasi yg setia baca tf ini hehehe❤️ jangan lupa selalu vomment ya karna itu bakal buat kita semangat nulisnya.

lost of love,
Aulia

dER SCHNITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang