Weekend Hari ini, Vano bersiap-siap menuju cafenya, sebenarnya itu cafe milik almarhum bundanya, tapi cafe itu sudah diberikan untuk vano.
Vano segera mengunci apartemennya dan menunggu lift. Setelah lift terbuka Vano langsung masuk dan memencet tombol untuk segera turun ke lobi.
Vano segera mengendarai motor sport merahnya menuju kearah cafe. Jalanan pagi ini tidak terlalu macet, Vano sangat beruntung akan hal itu, karna biasanya setiap weekend pasti jalanan bakal macet parah, dan Vano malas jika harus berpanas-panasan.
Sesampainya dicafe, Vano langsung mengecek cafe, setelah mengecek cafe, Vano memilih bersantai sambil menikmati hot choclate di meja pojok dekat jendela, keadaan cafe pagi itu cukup ramai. Vano menunduk saat merasakan getaran di saku celananya, Vano melihat ada beberapa line masuk dari temannya.
The gansss😎
Aldodn : keren ga nama grubnya?
Dany_ : keren sob, gue suka gaya lo.
Farhangans : ga ah, itu terlalu keren buat kita-kita.
Devanorhn : hm.
Dany_ : vano sekali-kali kek ngetik panjang lebar
Devanorhn : panjang lebar
Aldodn : goblok ah si vano, wkwk
Farhangans : Vano dan sifat tainya
Dany_ : lebih tai lo han, HAHA
Devanorhn : Dany temen gue.
Aldodn : BHAHAHA kasihan lo han
Farhangans : BANGSAT.
"Boleh gue duduk disini?"
Suara itu membuat Vano terpaksa mendongak, dan menatap cewek yang ada didepannya dengan pandangan bingung plus datar. "Ga." Vano kembali memainkan ponselnya.
Cewek didepannya mendengus mendengar jawaban Vano. "Masalahnya ga ada meja kosong." Jawabnya memelas.
"Bukan urusan gue." Ketus Vano.
Yaallah. Batin perempuan itu.
"Boleh yah?" Cewek itu mencoba sabar menghadapi sikap Vano.
"Cari tempat lain." Cukup. Kesabaran cewek itu sudah habis. "HEH. GUE ITU CUMA MINTA UNTUK DUDUK DISINI. EMANG LO SIAPA SIH? YANG PUNYA CAFE JUGA BUKAN." Teriaknya geram.
Vano merasakan teriakan cewek tadi menusuk pendengarannya, terus cewek tadi bilang apa? Yang punya cafe juga bukan? Yakali, orang ini kafe gue.
Vano melihat sekeliling, dan benar saja semua orang sedang menatap kearah mejanya, dia mendengus, ini semua gara-gara cewek aneh ini. Vano melihat cewek itu dengan tatapan tajam, lantas segera menarik lengan cewek itu untuk segera duduk. Entah ini perasaanya saja atau tidak, dia merasakan sinyal 'aneh' saat bersentuhan dengan cewek itu, Vano segera menggeleng saat pikirannya kemana-mana.
Cewek tadi segera duduk dengan mata yang berbinar-binar lucu. "Makasih yah." Cewek itu tersenyum sambil menatap Vano.
Melihat senyum itu, Vano hanya mendengus keras lalu mengalihkan pandangannya kearah jendela.
"Oh iya, nama lo siapa? Kalo nama gue Dinda." Cewek itu menyantap es krim green tea-nya sambil menatap Vano. Anjirr, gue baru ngeh, kalo nih cowok ternyata ganteng. Batin Dinda.
Vano tidak berniat menjawab cewek sok kenal yang baru memperkenalkan dirinya sendiri itu tanpa diminta. "Kok ga dijawab sih?" Dinda memelas.
"Kepo amat lo." Ketus amat mas.
Dinda mendengus "Guekan cuma nanya, emang nanya salah apa?"jawab Dinda dengan suara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#1] DEVANO (Completed)
Teen Fiction[JUDUL AWAL PERFECT BOY] Devano Raihan. Cowok cool yang ganteng , pinter , jago main basket, dan bandel. Cowok yang bisa membuat semua cewek terpesona hanya dengan melihatnya saja. Tapi sayang, Vano mempunyai sifat yang dingin dan tak tersentuh. Lal...