12. Aneh

4.3K 202 6
                                    


Dinda berjalan menuju koridor SMA Nusa, dia berangkat lebih pagi. Alasannya? Karena, hari ini Dinda mau ulangan sejarah, tadi malam dia tidak sempat belajar. Jadilah dia berangkat pagi-pagi seperti ini. Dinda sesekali tersenyum saat ada siswa yang menyapanya. Dinda ini orangnya supel. Jadi dia gampang untuk bersosialisasi.

Dinda terus berjalan. Sesampainya di depan kelas, dia langsung masuk dan melihat Anggi yang sekarang sedang duduk dibangkunya sambil memainkan ponsel miliknya. Dinda berjalan kearah Anggi.

"Woi Anggi" Sapaan itu, membuat Anggi yang semula fokus ke ponselnya langsung menoleh kedepan dan menemukan Dinda yang cengar-cengir gak jelas.

"Tumben lo dateng jam segini" Dinda menaruh tasnya, lalu menatap Anggi.

"Kan hari ini ada ulangan sejarah, jadi gue harus dateng pagi-pagi." Mendengar ucapan Dinda, Anggi mengernyit bingung.

Anggi menatap Dinda, "Terus hubungannya apa?"

"Kaga tau juga" Dinda terbahak melihat wajah Anggi yang langsung menjadi masam.

Anggi mendengus kesal, "Bego emang"

Dinda masih terbahak, entah kenapa hari ini dia merasa moodnya sangat baik, mungkin karena ucapan Vano kemarin. Detik berikutnya, Dinda berhenti terbahak dan segera menoleh ke arah Anggi, yang sekarang sedang memainkan ponselnya lagi. Dinda tidak tau apa yang diurus Anggi dengan ponselnya itu.

"Alya mana yah?" Dinda menatap Anggi yang sekarang sedang menatapnya juga.

"Alya? Dateng jam segini? yakali" Panjang umur. Tepat saat Anggi selesai mengucapkan itu, Alya memasuki kelas dengan tampang yang cukup tidak enak untuk dilihat. Dinda dan Anggi yang melihat wajah Alya yang sepertinya sedang kesal lantas mengernyit bingung.

Anggi menyenggol tangan Dinda, dan memberi kode agar Dinda bertanya ke Alya. Tapi, Dinda tidak mau dan balas menyeggol Anggi. "Lo aja" ucap Dinda pelan. Anggi menggeleng, sambil menunjuk Alya.

"GUEE KESELLLLLLLLL" Teriakan itu membuat Anggi dan Dinda yang sebelumnya sibuk saling menyenggol, langsung menatap kaget ke arah Alya.

"Napa sih lo?" Dinda bertanya, sambil menatap Alya.

"Tau nih anak, kusut amat muka lo" Anggi juga ikut-ikutan bertanya

Alya menatap kedua sahabatnya dengan tatapan frustasi. "Gue kesel sama emak gue. Tau gak? Gue dibangunin jam 5 pagi masa. JAM 5 PAGI! kesel kaga tuh? gue kan masih ingin bermanja ria dengan bantal-bantal gue" Saking kesalnya, Alya sampai menghentakkan kakinya kesal.

Dinda dan Anggi terbahak mendengar cerita Alya. Alya memang susah untuk bangun pagi, bukan susah sih, tapi males. Alya menatap Anggi dan Dinda dengan tatapan kesal. Kenapa mereka berdua menertawakannya? Dasar sahabat-sahabar durhaka!

Dinda memberhentikan tawanya sejenak, "Aduh Alya, lo tuh harusnya berterima kasih sama emak lo karena udah bangunin lo pagi-pagi. Kan kalo lo bangun pagi, lo gak bakal telat sekolah." Setelah mengucapkan itu, Dinda kembali terbahak, terlebih lagi melihat wajah Alya yang tambah kesal. Sementara Anggi hanya menganggukan kepalanya menyetujui ucapan Dinda. Dia tidak bisa berbicara, karena terlalu capek untuk tertawa.

"Lawak lo pada" Alya menoyor kepala kedua orang itu, lalu berjalan ke arah bangkunya, untuk menyimpan tasnya.

Berikutnya, Dinda dan Anggi sudah memberhentikan tawanya. Anggi mengambil buku sejarah dari dalam tasnya, dan memulai untuk belajar. Sedangkan Dinda juga melakukan hal yang sama seperti Anggi. Alya? Dia sudah pamit untuk ke kantin. Katanya sih mau beli minum.

"Dindaaaaa" Panggilan itu membuat Dinda menoleh kearah Ivan, teman sekelasnya.

"Apaan"

"Ada yang nyariin lo noh" Ucap Ivan sambil menunjuk ke arah pintu kelas.

[#1] DEVANO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang