2. New School

6.2K 283 12
                                    

Pagi ini, Vano berjalan dikoridor SMA Nusa , banyak siswa-siswi yang melihat kearahnya, bagaimana tidak?  Baju seragam yang Keluar, rambut acak-acakan, tapi walau begitu Vano tetap terlihat ganteng dengan penampilan seperti itu.

"Abang Vanoooo" teriakan itu membuat Vano menoleh kearah lapangan, dimana semua temannya berkumpul, oh tidak bukan teman, tapi sahabat, Vano sudah menganggap mereka sahabat, karena selama ini merekalah yang menemani Vano semenjak kejadian itu.

"Wetss tumben Vano gak telat?" Cerocos Dany.

"Udah insap." Mendengar itu, Dany, Aldo, dan Farhan terbahak-bahak.

"Ohiya, katanya ada anak baru dikelas sebelah." Mendengar celetukan Aldo. Dany langsung mengangguk antusias.

"Bener-bener. Gue tadi sempat lihat, tapi belakangnya doang. Gila men belakangnya aja bagus, gimana depannya coba." Vano hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar pembicaraan mereka mengenai anak baru itu.

Anak baru? Vano jadi ingat cewek kemarin. kemarinkan cewek itu bilang mau pindah sekolah. Apa anak baru itu, Dia? Batin Vano.

*Kringggg*

Bunyi bel masuk membuat pembicaraan ketiga orang itu terhenti, lantas melirik Vano yang siap-siap berdiri. "Lo mau masuk kelas Van?" Vano mengangguk. "Gue duluan." Ucapnya lalu berjalan meninggalkan sahabatnya yang mengernyit bingung.

Sebenarnya Vano ini pinter, tapi ya begitulah, sifat pemalasnya yang bikin dia selalu terlihat jelek dimata guru-guru.

" Kayaknya dia Bener-bener insap deh, biasanyakan dia cabut terus." Perkataan Farhan, diangguki oleh kedua temannya.

"Udah ah, mending kita nyusul." Mereka bertiga lantas mengejar Vano.

***

Dinda baru saja mengurus seragam barunya diruang koperasi, setelah bel istirahat berbunyi dia langsung menggeret Anggi dan Alya untuk menemaninya.

Anggi dan Alya ini teman baru Dinda disekolah barunya ini. Dinda pikir, dia akan bosan selama bersekolah disini, tapi ternyata dia salah, baru hari pertama saja, dia sudah sangat senang karena memiliki teman seperti Anggi dan Alya, mereka berdua ini ternyata asik.

"Udah selesaikan, Din?." Dinda mengangguk, menjawab pertanyaan Anggi.

"Kantin yok, gue laper sumpah!" Dinda terkekeh melihat wajah Alya yang kusut banget, kayak baju belum disetrika aja hehe.

"Lo emang, laper banget Al?"

"Iyalah! Lo kan tau sendiri, tadi gue telat bangun, mana sempet sarapan." Saking laparnya, Alya sampe menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Melihat Alya yang sudah kesal, lantas Dinda menarik mereka berdua kearah kantin. "Yaudah, ayo cepet."

"Lo mau pesen apa Din? Biar gue yang pesenin."

"Es jeruk aja deh. Gue males makan." Alya mengangguk, lalu langsung pergi memesankan makanan untuk mereka bertiga.

"Gi, nanti gue pinjem buku catatan matematika lo yah?"Anggi hanya mengangguk, karna sedang sibuk membalas chat pacarnya.

Merasa bosan, Dinda akhirnya mengedarkan pandangannya kearah kantin. Dan saat Dinda menoleh kearah kiri, dia terkejut saat melihat cowok yang baru dia kenal kemarin.

ASTAGA ITU COWOK KEMARIN KAN?! COWOK YANG MARAH-MARAH KEMARIN KAN? ASTAGA GUE GA NYANGKA DIA SEKOLAH DISINI JUGA.

Tanpa alasan yang jelas, Dinda senyum-senyum sendiri macem orang gila. Eh emang udah gila kan? Dia tidak menyangka, kalau cowok itu sekarang satu sekolah dengannya.

[#1] DEVANO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang