-Happy Reading-Vano menunggu Dinda di parkiran sekolah. Setelah menenangkan Dinda di kelasnya tadi, Vano mengajak cewek itu untuk pulang bersama. Vano juga akan mengajak Dinda ke apartemennya. Dia ingin sedikit memberikan Dinda hiburan.
Sepuluh menit Vano menunggu Dinda, tapi cewek itu belum muncul juga.
"Kemana sih tuh anak?" tepat setelah Vano mengatakan itu, Dinda muncul dengan senyuman tanpa dosanya.
Vano memandang Dinda datar, "Kok lo lama banget?"
"Gue tadi abis ke ruang guru, soalnya dipanggil sama Pak Lady" ujar Dinda. Vano hanya menganggukan kepalanya mengerti.
Setelah itu, mereka masuk ke mobil Vano. Sepersekian detik, mobil Vano sudah melaju meninggalkan pekarangan sekolah.
"Sebelum gue anter lo pulang, kita ke apartemen gue dulu ya." Ucapan Vano membuat Dinda bingung. "Ngapain ke apartemen lo?" tanya Dinda.
"Lihat aja nanti" Dinda mendengus mendengar ucapan Vano. Sok misterius.
Selanjutnya hening. Baik Vano maupun Dinda diam, mereka sedang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Dinda memikirkan bagaimana canggungnya suasana antara dia dengan Aldi nanti. Sedangkan Vano bersyukur karena sekarang Dinda tidak murung lagi, tidak seperti pagi tadi.
Setelah dua puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di apartemen Vano. Setelah memarkirkan mobilnya, Vano dan Dinda berjalan menuju lobi utama dan segera memasuki lift untuk sampai ke lantai dimana apartemen Vano berada.
Vano memencet kode dilayar samping pintu apartemennya, tak lama kemudian pintu tersebut terbuka. Mereka masuk dan Dinda langsung terduduk di sofa depan Tv. Sementara Vano langsung masuk ke kamarnya untuk ganti seragam sekolahnya dengan baju biasa.
Setelahnya, Vano keluar dan melihat Dinda sedang asik memainkan ponselnya. Vano menghampiri cewek itu lalu ikut duduk disampingnya. Menyadari kehadiran Vano membuat Dinda mendongak dan menatap Vano dengan pandangan memelas. Mendapat tatapan seperti itu dari Dinda, membuat Vano bingung.
"Napa lo" ucap Vano heran.
"Laperrrrrrr." melihat Dinda mengucapkan itu dengan wajah yang memelas dan terlihat menggemaskan, membuat Vano mau tidak mau tersenyum.
"Yah makan" Vano sengaja menggoda gadis itu. Mendengar itu, Dinda menjadi kesal. Gimana dia mau makan, di apartemen Vano saja tidak ada makanan sama sekali, sepertinya cowok itu belum membeli bahan makanan.
"Gak ada makanan ish."
"Pesen. Punya duit kan?" Vano menatap Dinda datar, susah payah dia menahan senyumnya saat melihat Dinda kesal begini.
Dinda mendengus kesal, "Tau ah!" setelah mengatakan itu, Dinda kembali sibuk memainkan ponselnya, tidak peduli dengan kehadiran Vano. Dia kesal dengan cowok itu, kenapa Vano yang sekarang menjadi sangat menyebalkan? Dasar es kutub!
Vano mendengus geli menatap Dinda yang sekarang sedang mendiamkannya, sepertinya cewek itu dalam mode ngambek sekarang, dan itu membuatnya terlihat makin menggemaskan.
"Gue di diemin nih?" tanya Vano. Tapi Dinda hanya meliriknya sekilas, tidak menjawab.
"Lo ngambek?" lagi, Dinda tidak menjawab. Dan itu lagi dan lagi membuat Vano tersenyum. Entah kenapa setelah mengenal Dinda, dia jadi sangat sering tersenyum. Padahal, sedari dulu Vano sangat susah untuk tersenyum. Tapi setelah Dinda hadir dihidupnya, Vano jadi lebih sering tersenyum. Mungkin benar, kehadiran Dinda membawa pengaruh positif buat kehidupan Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#1] DEVANO (Completed)
Teen Fiction[JUDUL AWAL PERFECT BOY] Devano Raihan. Cowok cool yang ganteng , pinter , jago main basket, dan bandel. Cowok yang bisa membuat semua cewek terpesona hanya dengan melihatnya saja. Tapi sayang, Vano mempunyai sifat yang dingin dan tak tersentuh. Lal...