27. Sakit Hati dan Usaha

2K 94 13
                                    


-Happy Reading-

Vano menatap laki-laki yang duduk dikursi rodanya dengan tatapan kaget. Laki-laki itu Ayah Vano, Raihan. Ayahnya juga berada disini, diatap yang sama dengan Vano. Vano bingung, dia tidak tau harus melakukan apa. Jadi, dia tetap berdiri sambil menatap Ayahnya dengan tatapan datar.

"Raihan" panggilan itu berasal dari Papa Dinda- Roy. Dia berjalan kearah Raihan yang masih saja menatap Vano dengan tatapan yang tak terbaca.

Roy sadar, begitu besar rasa bersalah yang dirasakan sahabatnya ini. Tapi Roy tau, Raihan tidak sepenuhnya salah. Ada beberapa alasan, yang Vano tidak ketahui. Mungkin malam ini, Vano akan segera mengetahuinya.

Raihan menatap Roy dengan senyum tipisnya. Dibelakang Raihan, ada Anita-ibu tiri Vano.

Melihat kecanggungan yang tercipta, membuat Dinda menarik lengan Vano lalu segera melangkahkan kaki mereka ke taman belakang yang ada di rumah Dinda. Ada banyak yang ingin Dinda bicarakan, termasuk Dinda yang ingin berusaha membuat Vano memaafkan kedua orangtuanya.

Sepeninggal Dinda dan Vano, Roy dan Rani mengajak Raihan dan Anita untuk berbicara di ruang tamu. Mereka berjalan kearah ruang tamu, duduk dan saling menatap satu sama lain.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Roy kepada Raihan.

Raihan menghela napas pelan, "seperti yang kamu lihat, tidak lebih baik dari lima tahun yang lalu."

"Han, kamu harusnya berusaha menjelaskan masalah ini dengan Vano. Kamu tidak sepenuhnya salah, dan Vano tidak harus berlarut dengan rasa bencinya. Ini harus segera diluruskan." ucap Rani, Mama Dinda.

Raihan menggeleng, "gak gampang Ran. Vano udah terlanjur benci sama aku."

Rani mendengus keras, Raihan memang keras kepala. Tapi Rani tau, lelaki yang ada didepannya ini juga menyimpan kesedihan yang mendalam.

Melihat istrinya yang terdiam, membuat Roy angkat bicara. "seenggaknya, kamu udah usaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi Han. Urusan dimaafkan atau tidaknya itu, urusan Vano nanti. Saya yakin, Vano juga tersiksa dengan dendamnya kepada kamu. Vano anak baik Han, dia pasti mengharapkan kehidupan seperti teman-temannya yang lain. Dekat dengan keluarganya."

Mendengar itu, membuat hati Raihan mencelos. Dia sadar, dia sudah terlalu dalam menorehkan luka dihati Vano. Tapi dia juga tidak tau, bagaimana caranya menjelaskan kejadian sebenarnya ke Vano. Dia sangat takut. Takut kalau Vano tidak bisa memaafkannya. Raihan kembali menghela napas pelan, lalu berbalik menghadap ke Anita.

"Kalo menurut kamu gimana Nit?" tanya Raihan ke Anita, Istrinya.

Anita tersenyum ke arah Raihan, lalu mengusap pelan tangan suaminya itu, "bener kata Roy dan Rani, Mas. Setidaknya kalau kita sudah menjelaskan yang sebenarnya terjadi ke Vano, mungkin bisa sedikit membuat kita tenang. Dimaafkan atau tidaknya, itu memang urusan Vano Mas. Seenggaknya kita udah berusaha kan?" Anita mengakhiri ucapannya dengan senyum pedih. Dia sungguh merasa bersalah sekarang. Karena dia tau, hubungan Raihan dan Vano renggang seperti ini karena dirinya. Andai lima tahun yang lalu, dia tidak datang ke keluarga Raihan. Mungkin keluarga itu masih bahagia sampai sekarang.

Rani memandang Anita kasihan, biar bagaimanapun Anita memang patut disalahkan. Rani menghela napas pelan, "kamu harus mengambil keputusan secepatnya Han, jangan sampai kamu benar-benar menyesal nanti." ucapnya.

[#1] DEVANO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang