11. Cemburu?

4.3K 207 6
                                    


Dinda menuju ke taman belakang sekolah, tadi Dany mengiriminya pesan. Cowok itu menyuruhnya ke taman belakang, katanya sih ada yang mau diomongin. Entah apa yang Dany ingin sampaikan kepada Dinda, Dinda juga tidak tau. Dinda sudah sampai di taman, dia melihat Dany yang duduk di dekat pohon sambil menutup matanya. molor tuh anak?

Dinda berjalan mendekati cowok itu, dan tanpa teganya langsung memukul kepala Dany, "woi kebakaran Dan kebakaran"

Dany bangun dan langsung berdiri menatap sekeliling, lalu menoleh kearah Dinda. Dia kesal melihat Dinda yang sekarang sedang terbahak, jadi dia dikerjain?

"Lawak lo nyet" Dany menoyor kepala gadis itu.

Setelah berhenti tertawa, Dinda langsung menoleh ke arah Dany. "Ngapain ngajak gue kesini?"

Dany menatap Dinda, dia menyuruh Dinda untuk duduk. "Ada yang mau gue omongin"

"Apa?"

Dany menghela napas, "Lo beneran menjauh dari Vano?" Dinda mendengus lalu menatap Dany.

"Bukan gue yang mau menjauh, tapi dia yang nyuruh gue menjauh"

"Ok, tapi sebenarnya lo masih mau perjuangin Vano kan?" Dinda diam. Dany benar, jauh di dalam lubuk hati Dinda dia masih ingin memperjuangkan Vano, sangat sangat ingin.

"Gue tau Dinda. Lo masih sangat ingin menperjuangkan Vano, gue tau dari mata lo saat lo diem-diem lagi perhatiin Vano." Dinda membelakkan matanya kaget, dari mana Dany tau itu?

"Lo tau dari mana?" Dany terkekeh kecil.

"Gue juga tau kalo lo diem-diem masih nanyain kabar Vano ke Aldo" Dinda menatap Dany dengan kesal.

"Dany, lo tau semua itu dari mana hah?"

"Gak penting gue mau tau itu semua dari mana, yang terpenting lo jawab pertanyaan gue tadi." Dinda mendengus kasar, lalu menatap lurus ke depan tanpa berniat menjawab pertanyaan Dany.

"Lo tau kan Din? Vano akhir-akhir ini jadi kacau? Lo tau itu semua karena apa?" Dinda menggeleng, lantas Dany segera melanjutkan omongannya.

"Itu semua karena ada masalah sama keluarganya yang gak bisa gue ceritain ke elo. Dan juga, karena lo." Dinda membelok bingung.

"Karena gue?" Dinda menunjuk dirinya sendiri sambil menatap Dany.

Dany mengangguk lalu tersenyum kecil, "Gue perhatiin Vano jadi emosian kaya sekarang itu semenjak lo menjauh dari dia. Jadi gue simpulin, kalo dia kaya gitu karena lo"

Anjirr, kok gue baru kepikiran yah?

Melihat Dinda yang diam saja, Dany lantas melanjutkan omongannya lagi.

"Dinda, kalo emang lo benar-benar sayang sama Vano, perjuangin dia Din. Gue yakin, Vano juga udah mulai punya rasa sama lo. Emang harusnya itu, cowok yang perjuangin cewek, bukan sebaliknya. Tapi disini lo tau sendiri gimana dinginnya Vano kan? Asal lo tau Dinda, Vano itu sebenarnya butuh seseorang buat lupain masa lalunya, seseorang tempat dia bersandar, seseorang tempat dia ngeluarin semua kesedihannya. Dan gue yakin orang itu adalah elo Dinda. Lo bakalan ngerti sama omongan gue nanti" Setelah mengucapkan itu, Dany berdiri dan menepuk bahu Dinda. Lalu segera berjalan meninggalkan Dinda yang diam setelah mendengarkan penjelasan Vano tadi.

Dinda jadi bingung, apa dia harus memperjuangkan Vano lagi?

***

Vano berjalan menyusuri koridor, dia ingin pergi ke taman belakang. Selain rooftop, taman belakang sekolah adalah tempat yang biasa membuat dia tenang saat dia berada disana. Suasananya yang sejuk dapat membuat mood Vano kembali baik.

[#1] DEVANO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang