Dinda menunggu Vano di parkiran. Tadi waktu Vano ingin kembali ke kelasnya, dia menyuruh Dinda menunggu di parkiran sepulang sekolah. Karena mereka berdua akan pulang bersama.Dinda sudah menunggu Vano selama 20 menit, tapi Vano belum saja datang. Hal itu membuat Dinda menjadi kesal sendiri.
"Vano lama amat sih" ujarnya.Saat Dinda menoleh kesamping, dia melihat Vano dari kejauhan sedang berjalan bersama ketiga temannya. Dinda merenggut kesal saat melihat Vano menatapnya dengan pandangan datar.
"Kok lama?" Ujar Dinda, saat Vano sudah ada didepannya.
Vano tersenyum melihat Dinda yang sedang kesal. "Tadi selesain catatan dulu." Dinda hanya mengangguk mendengar ucapan Vano.
"Kalian pulang bareng?"
Pertanyaan itu membuat Dinda menoleh kearah samping, tepatnya kearah teman-teman Vano. Lalu, mengangguk menjawab pertanyaan Farhan.
Farhan hanya menatap mereka berdua mengerti. Dia tau, pasti sudah ada yang berubah diantara mereka berdua.
Vano berjalan menuju motornya, lalu menatap Dinda. Mengerti dengan arti tatapan Vano, Dinda segera berjalan dan menaiki motor Vano. Setelah itu, mereka pamit kepada Farhan, Dany, dan Aldo.
"Gue duluan" Ucap Vano yang diangguki oleh teman-temannya.
"Vano" panggil Dinda.
"Hm"
"Jadi kerumah kan?" tanya Dinda sambil menatap Vano di kaca spion motor. Ganteng hehe.
"Iya, tapi kita mampir ke apartemen bentar" Ujar Vano sambil menoleh kesamping, agar Dinda mendengar apa yang dia katakan.
"Mau ngapain emang?"
"Ambil gitar" Mendengar ucapan Vano, membuat Dinda jadi bingung.
"Gue pengen ambil gitar, terus nyanyiin lo nanti" Ucap Vano melanjutkan.
***
Dinda membuka pintu rumah, lalu mempersilahkan Vano masuk.
"Ayo masuk"Vano segera masuk ke rumah Dinda dan duduk disofa dekat tv. Dia memainkan ponselnya, sambil menunggu Dinda yang sedang ganti baju di kamarnya.
Mata Vano menoleh ke belakang, saat mendengar langkah seseorang. Dan benar, ternyata itu Dinda. Dia tersenyum, Dinda selalu cantik dengan kesederhanaannya. Dan Vano sangat suka itu.
"Sekarang mau ngapain?" Tanya Vano, saat Dinda sudah ada didepannya.
"Makan. Gue laper nih" Alis Vano bertautan, mendengar ucapan Dinda.
"Makan apa? Biar gue pesenin" Dinda menggeleng, sambil menatap Vano.
"Gak usah pesen. Gue masak sendiri aja" Ucap Dinda.
Vano menaikkan sebelah alisnya, menatap Dinda tak yakin, "Emang lo bisa masak?" Mendengar ucapan Vano, membuat Dinda menatap cowok itu dengan kesal.
"Bisalah! Gue kan cewek, harus pinter masak." Ujar Dinda dengan sombong.
"Masa? Kok gue gak percaya?" Ucap Vano, sengaja ingin menggoda Dinda.
"Ohh, jadi lo ngeremehin gue? yaudah, lo tunggu disini. Gue pengen masak, nanti lo cobain aja" Ucap Dinda kesal, lalu segera berjalan menuju ke dapur, meninggalkan Vano yang sekarang sedang terkekeh kecil. Dia berhasil membuat gadis-nya kesal.
Vano berdiri dan memilih menyusul Dinda yang sekarang sedang berada di dapur. Saat sampai di dapur, dia melihat Dinda yang sedang mengeluarkan bahan masakan seperti nasi, sosis, telur, dan bumbu siap pakai. Sepertinya Dinda akan memasak nasi goreng.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#1] DEVANO (Completed)
Teen Fiction[JUDUL AWAL PERFECT BOY] Devano Raihan. Cowok cool yang ganteng , pinter , jago main basket, dan bandel. Cowok yang bisa membuat semua cewek terpesona hanya dengan melihatnya saja. Tapi sayang, Vano mempunyai sifat yang dingin dan tak tersentuh. Lal...