Chapter 1 : Erick

11.1K 584 5
                                    


Seorang gadis melangkah melewati lorong sekolah. Wajahnya terlihat sangat tidak bersahabat jika terlihat oleh orang lain.

Menyeramkan.

"Evaa!!" panggil seseorang kepadanya. Ia adalah Senna, teman Eva.

"Kau telat! Kenapa kau bisa telat?!" kata Senna terhadap gadis yang bernama Eva, itu sedangkan Eva hanya membuang nafas gusar.

"Kau tahu, aku tadi tertinggal kereta 15 menit, dan aku harus mengejar kendaraan umum. Kau pikir itu mudah" jelas Eva kesal, Senna hanya tertawa mendengar itu. Memang, Senna bukanlah sahabat yang mudah mengerti.

"Sabar, aku tahu kau pasti berhasil, buktinya kau sudah sampai sini walaupun yaa, memang seperti itu" ucal Senna yang membuat Eva menghela nafas kasar.

"Apakah kau tadi melihat Erick?" tanya Evana tiba tiba yang membuat Senna memutar bolanya kesal.

Mengesalkan memang.

"Sudah kukatakan padamu, lupaka Erick! Dia Playboy! Tolong mengertilah aku!" ucap Senna kesal tetapi sedikit berlebihan yang membuat Eva menggeleng.

"Erick adalah jodohku, aku tak mungkin meninggalkannya" ucap Eva yang membuat Senna geregetan sendiri.

"Hati Erick dingin, beku. Ia belum bisa melupakan mantan kekasihnya. Ia bisa saja melampiaskan segala kemarahannya padamu. Kita tak tahu hati setiap orang." ucap Senna yang membuat Eva meraut sedih. Memang, Eva sepertinya harus sedikit tau diri.

"Tapi aku takkan menyerah untuk mendapatkan cintanya!" ucap Eva semangat yang membuat Senna memutar bola matanya jengah. Kenapa Eva sangat keras kepala?

"Terserah kau saja, Eva. Aku mau keperpus, apakah kau kau ikut? Atau.."

"Aku pikir aku akan melewati kelas Erick." ucap Eva yang membuat Senna semakin jengah. Melihat sikap Eva sepertinya ia cukup menyerah.

"Pokoknya aku sudah menyuruhmu berhenti menyukainya, ia berbahaya. Terserah kau saja, aku sudah memperingati dirimu. Saat pulang kau mau ikut aku tidak?" tanya Senna yang membuat Eva mengerutkan dahinya. Kemana?

"Kita pergi ke restaurant, sepertinya aku sedikit lapar. Hem, aku sepertinya mengajak Theodore juga" ucap Senna yang tentu itu sudah ditolak mentah mentah oleh Eva.

Theodore dan Senna telah menjalin hubungan, tentu saja ia tidak mau menjadi nyamuk jika dalam kondisi seperti itu.

"Baiklah" ucap Senna dan melangkah pergi. Eva tersenyum, pikirannya kini berisi tentang Erick.

Erick, adalah orang yang disukai oleh Eva. Entah, tetapi Eva mencintai Erick dalam diam. Ia tidak mau Erick tau tentang perasaanya. Ia takut, jika Erick tahu ia bisa menjauhi dirinya karena perasaanya. Jadi? Hanya ia yang tahu.

Tetapi Eva juga terkadang berpikir kapan ia akan terus seperti ini? Ia tidak bisa seperti ini terus. Kapan cintanya akan dimulai jika dia diam? Tetapi sisi lain ia adalah wanita, ia tak mungkin menyatakan cintanya pada seorang pria.

Eva melangkah hendak melewati koridor Erick, tetapi saat didepan kelas Erick, ia melihat Erick bersama gerombolan wanita yang yah, menyebalkan. Hatinya panas, ia mau sekali membunuh wanita disekeliling Erick.

Erick memang playboy.

Eva memilih tetap melangkah melewati Erick dengan tatapan yang lurus, seolah Erick tidak ada.

"Eva Eva" panggil Erick kepada Eva yang diabaikan Eva. Ia marah pada Erick, entah kepada. Hatinya panas walaupun ia tahu ia bukan siapa siapa Erick.

Saat Erick memanggil Eva dan dihiraukannya, wanita disekliling Erick menatap kearah Eva dan tersenyum senang, setidaknya pangeran sekolah itu tidak di rebut oleh gadis yang bernama Eva.

Benar, mungkin Eva harus melupakan Erick.

Lihat? Lagi lagi ia sial dalam percintaan.

***

Eva melihat kearah sekeliling perpustakaan. Sepi. Seperti hatinya.

Ia mengingat sekelebat bayangan tentang dirinya bersama Erick. Memang, menyakitkan tetapi ia bisa apa?

Ia menyusuri setiap rak diperpustakaan sekolah, ia berada di rak cerita sejarah. Mungkin hanya ada dirinya saja di perpustakaan itu. Ia menatap lemah kearah buku sejarahnya yang terletak di sisi dinding pojok perpustakaan. sejarah masalalunya adakah? Atau pantaskah sejarah masalalu Eva dibukukan? Apakah orang akan tertarik membaca kisah kisah percintaan yang tragis?

Ia pikir tidak.

Evana Side

'Krek'

Eh? Kenapa sepertinya raknya bergerak? apakah itu hanya halusinasi ku saja? Ah, mungkin ini efek aku sakit hati.

'Krekkk krekkk'

Eh? Aku semakin menekan rak itu, dan benar itu bergerak. Aku mendorong terus sisi rak buku sejarah itu, dan saat hampir terbuka semua aku melihat ada tangga yang bewarna cokelat dan menuju kearah bawah. Aku mengerutkan keningku, tangga apa itu?

Aku melangkah memasuki tangga itu, saat aku berada di anak tangga ketiga, tiba tiba rak itu tertutup sendiri. Aku panik langsung mengetuk ngetuk rak itu, tetapi tak berhasil. Aku.. Takut.

Aku tahu aku tak bisa keluar, apakah itu adalah tempat eksekusi? Tetapi selama ini tidak ada yang dinyatakan hilang di sekolah ini. Apa ini?

Aku melangkah memasuki tangga itu. Semakin lama semakin dalam. Kupikir hawanya akan terasa panas tetapi aku salah.

Sekarang lankahku sudah di tempat yang datar, ini seperti sebuah trowongan yang gelap. Tak lama, aku menemukan sebuah lubang kecil bercahaya, aku tersenyum dan berlari menuju trowongan itu. Aku merasa tubuhku semakin berat, seperti ada sesuatu yang aneh ditubuhku tetapi aku tak bisa melihatnya karena sekeliling trowongan ini sangat gelap. Semakin lama, aku semakin mendekat kearah cahaya itu dan..

Aku keluar. Disini hangat, matahari sangat bagus, aku tersenyum. Aku menggoyangkan tanganku, tetapi sesuatu seperti ada yang mencengkramku. Aku menatap kearag tubuhku.

Aku terkejut, aku menggunakan dress. Dress apa ini? Berwarna cokelat dan bagus, perpaduan antara cokelat muda dan cokelat gelap, dan gaun itu memiliki rok yang sangat megar.

Aku terdiam dan terkesima, ini bagus sekali!! Aku menyukai gaun ini, dan aku merasa rambutku sudah terkepang dengan rapih.

Tempat apa ini? Kenapa pakaianku bisa berubah? Aku tersenyum, apakah ini mimpi?

"ah!"

Aku mencubit pipiku ternyata itu bukan mimpi! Ini adalah..

"Nyata!!" pekikku senang dan berputar putar senang. Aku tidak bermimpi!

"Kau siapa?"

Ah tidak!

Me And Hidden PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang