Seorang gadis kini tengah menatap kearah jendela malam. Ia tersenyum dan menatap kearah bintang bintang. Ia melihat kearah bawah, dan melihat para penjaga tengah membawa lampu yang terbuat dari lilin untuk berjaga.
Malam yang indah, istana dipenuhi oleh lampion. Begitu juga dengan kastilnya. Setidaknya pangeran itu tahu diri saat ia meminta Eva tinggal diistana ia menjamin keperluan sehari hari Eva.
Eva kembali tersenyum dan melihat kearah bawah, tetapi ia terkejut.
Pangeran itu? Kenapa ia keluar dimalam hari? Kenapa ia menatap kearahnya? Ia menatap kearah sekelilingnya, kanan kiri atas bawah, mungkin pangeran itu melihat kearah lain, tetapi salah.
Pangeran itu menatap kearah dirinya.
Jari pangeran itu bergerak seolah mengatakan 'ikuti aku' tetapi Eva memilih untuk menggeleng. Ia takut jika pangeran itu berbuat macam macam padanya. Tetapi sepertinya pangeran itu menggunakan bahasa tangannya lagi. Ia menatap kearah Eva tajam dan bahasa isyaratnya berkata 'aku kesana atau kau kesini'. Eva yang mengerti itu memutar bola matanya kasar dan memilih untuk mengikuti titah pangeran itu. Ia membawa salah satu lampion lilin dari kastilnya, karena ia tahu pangeran itu tidak membawa alat penerangan.
Pangeran itu semakin menyebalkab dimatanya.
"Kenapa kau memanggilku saat malam hari seperti ini? Merepotkanku saja" bisik Eva sengit, sedangkan tanpa berkata apapun Pangeran itu berjalan yang disusul Eva. Entah kemana pangeran itu pergi, ia akan berjalan dibelakangnya.
Eva terdiam, mereka terhenti pada sebuah taman yang besar. Banyak pohon yang dihiasi oleh lampion, dan banyak kunang kunang yang berkelana di langit malam. Indah, pikir Eva.
Pangeran itu memilih duduk disebuah kursi kayu ditaman itu, yang disusul oleh eva. Kursi itu cukup untuk tiga orang, sehingga Eva bisa mengambil spasi dengan pangeran itu. Ia menaruh lampion yang ia bawa diantara dirinya dan pangeran itu.
"Indah" gumam Eva, sedangkan pangeran itu hanya terdiam menatap langit malam.
"Siapa nama panjangmu?" tanya pangeran itu yang sontak membuat Eva menatap kearahnya. Pangeran itu tidak peduli dengan tatapan Eva dan terus menatap langit.
"Evana Antonia Damsell" kata Eva memperkenalkan dirinya dan kembali menatap kearah langit. Eva yakin, ia tak akan kenal bosan saat ia berada disini, bahkan untuk jangka waktu yang lama.
"Damsell.." kata pangeran itu pelan, yang tidak diperdulikan oleh Eva. Menurutnya, mungkin pangeran itu tertarik dengan marganya. "Antonia, itu nama panggilanku untukmu" timpal Pangeran itu yang tidak dipedulikan oleh Eva.
"Tetapi, apakah kau pernah merasakan cinta sebelumnya, Antonia?" tanya pangeran itu yang sontak membuat Eva menatap kearah Pangeran Arthon. Pangeran itu menatap kearah Eva juga, dan sepertinya Pangeran Arthon menanti jawabannya. Eva menatap kearah langit sebentar dan membayangkan wajah seseorang itu. Sakit memang, tetapi dia bisa apa?
"Ya, bahkan sampai saat ini. Aku mencintai seseorang sejak 3 tahun yang lalu" jawab Eva sedih, dan memejamkan matanya.
"Apakah ia juga mencintaimu?" tanya pangeran itu, eva membuka matanya perlahan lahan dan menatap kearah pangeran itu sedih.
"Ia bahkan tidak tahu jika aku mencintainya. Aku... Aku takut jika aku mengatakannya ia akan menjauhiku. Jadi aku hanya bisa memendamnya selama tiga tahun" jelas Eva dan menatap lurus kearah depan. Tangannya bergerak gelisah, ia merindukan sosok itu sekarang.
"Kau tipikel orang yang bodoh, Antonia. Kau tahu ia tidak mencintaimu, tetapi kau masih mau menunggunya" ucap pangeran itu meremehkan dan tertawa merendahkan. Sedangkan Eva hanya tersenyum dan kembali menatap bintang.
"Aku adalah orang yang setia. Aku akan selalu mencintai orang yang kucintai. Aku bahkan tidak memiliki alasan kenapa aku harus meninggalkan orang yang kucintai" jelas Eva yang membuat pangeran itu terdiam. Sedangkan Eva terlarut dalam pikirannya sendiri.
"..."
"Kau mengatakan apa?"
"Tidak"
"Aku mendengar kau mengatakan sesuatu, tetapi suaramu sangat kecil" ucap Eva kesal, jelas jelas ia mendengar ia berbicara sesuatu. Tatapan pangeran itu kembali kosong, yang membuat Eva terheran. Ada apa dengan pangeran itu?
"Aku tak tahu apa yang ada di otakmu itu, setiap kali aku melihatmu kau selalu melemparkan tatapan kosong kearah orang orang, bahkan diriku. Apakah sebegitu kesepiankah dirimu saat ini?" tanya Eva ngasal yang sontak membuat Pangeran Arthon menatapnya.
"Kenapa kau bisa tahu?" tanya pangeran itu datar, walau sebenernya ia terkejut.
"Aku ikut kelas psikolog. Aku bisa mengetahui keadaan hati seseorang saat orang itu menatap kearahku. Aku berusaha untuk mengerti seseorang, maka itu aku melakukan banyak latihan. Kau kesepian, dan kau tengah di landa banyak masalah. Aku juga tak mengerti itu, tetapi jika kau bersedia, aku akan mendengarkan ceritamu" ucap Eva dan menatap kearah kunang kunang. Pangeran Arthon terdiam. Ia tidak mau terlihat lemah dihadapan gadis itu.
"Kupikir itu instingmu saja. Aku tidak selemah yang kau kira sampai aku meminta bantuan orang lain" ucap pangeran itu ketus, sedang Eva tersenyum dan melepas kunang kunang dari tangannya. Ia menatap kearah wajah pangeran itu yang dibalas oleh pangeran itu. Wajah pangeran itu terkena cahaya kunang kunang, begitu juga dengan Eva. Perasaan mereka sekarang sama sama merasa nyaman, berbeda saat ia berada disisi Clairen, pikir Arthon.
"Aku tidak akan pernah menganggap semua orang itu lemah." ucap Eva singkat dan kembali bermain kunang kunang. Sedangkan pangeran Arthon hanya berdecih, menurutnya Eva hanya membohonginya saja atau mencari perhatiannya, tidak lebih.
"Aku mengantuk, mungkin aku akan meninggalkanmu sendiri disini. Sampai jumpa" ucap Eva dan mengambil Lampion itu dan melangkah pergi yang membuat pangeran itu berdecak tak percaya. Padahal ada banyak hal yang ia tanyakan, tetapi ia malah meninggalkan seorang pangeran begitu saja.
Menyebalkan memang.
Mungkin, tidak sekarang ia akan bertanya banyak pada gadis itu. Akan ada waktunya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Hidden Prince
FantasyHighest Ranking : 16 in Fantasy (25/06/17) [PRIVATE, YOU CAN FOLLOW ME FIRST] Evana Antonia Damsell adalah seorang gadis muda yang cukup manis. ia bertingkah seperti anak kecil, dan ia sangat menyukai romansa. ia berkali kali mendapat cerita kisah y...