Burung burung kembali berkicau, matahari dengan malu malu menunjukan sinarnya.
Seorang gadis menatap kearah keindahan alam itu cemberut.
'Lusa ia akan menikah' Pikir gadis itu. Ia merasa kasihan, sebenarnya ia peduli tetapi memang itu bukan urusan dia.
Gadis itu menghela nafas dan memainkan rambutnya kesal, kenapa semua seperti ini.
Merasa bosan, gadis itu melangakah entah kemana yang ia mau. Ia ingin menghirup udara segar di pagi ini walaupun sebenarnya ia ingin tidur. Sangat ingin tidur.
Evana, gadis itu menghela nafas, berharap hari ini adalah hari yang bahagia.
Tetapi gadis itu terdiam, badannya menegang.
Apakah harus?
Ia melihat kejadian yang pas menurutnya, mungkin tidak ia jelaskan tetapi biarkan kondisi yang menjelaskan.
Apa ia harus melakukan ini?
Mungkin iya.
***
Arthon Side
Kakiku melangkah pelan, tidak pasti.
Entah kenapa, pikiranku masih melayang kearah seseorang, Antonia. Kenapa perkataan penyihir itu semakin lama semakin nyata?
Bisakah ini dihentikan?
Akan sulit rasanya jika aku menyukai seseorang yang berbeda era seperti saat ini.
Aku terdiam, memikirkan wanita itu saat sendiri seperti ini membuatku bingung sendiri.
Aku tersenyum saat melihat wanita itu melangkah. Ada terlintas di benakku untuk mengerjai dirinya.
Dia sepertinya kesulitan berjalan dengan gaun mekarnya itu. Oh, tentu gadis cantik, ralat, gadis galak itu harus memakai gaun itu karena memang iti peraturan disini.
Tapi saat melihat ekspresi wanita itu..
Aku mengurungkan niatanku untuk mengerjai dirinya.
Dia seperti tengah terburu buru, dan wajahnya menunjukan kekhawatiran. Kenapa?
Aku diam diam mengikuti dirinya, penasaran dengan apa yang dia lakukan. Langkahnya sangat kacau dan itu membuatku merasa kasihan.
"Aduhh bagaimana ini?! Kenapa aku seperti ini!" keluhnya yang masih bisa kudengar di telingaku. Benar, ada sesuatu.
Kenapa dia melangkah secara sembunyi sembunyi?
"Ah!" pekikknya tertahan dan membalikan badannya, sontak ia menatap kearahku. Ah, dia terkejut. Aku memilih menyunggingkan senyumku, aku yakin sebentar lagi gadis itu akan mengeluarkan kegalakannya.
"Hey kau!! Kenapa kau mengikutiku!!" marahnya dengan suara memekik tertahan, aku mengerutkan keningku. Kenapa marah saja harus seperti itu?!
Aku menatapnya tajam, aku tak suka dibohongi atau seseorang menyembunyikan sesuatu dariku. Aku lihat dia panik, tapi siapa yang peduli?
"Ada apa denganmu?" tanyaku dengan suara rendah yang cukup mengintimidasi, dia menggeleng. Aku menatap kearah yang membuatnya terkejut, dan berjalan melihat apa yang ia lihat karena memang, objek yang ia lihat tertutup dengan sekat semak semak yang tinggi.
Langkahku sempat tertahan oleh gadis itu, dia menatapku tajam. Siapa yang peduli? Aku melangkah untuk melihat maksud objek itu dan..
Benar.
Selama ini dia memgetahuinya.
Aku melihat Clairen, Calon ratuku, Calon istriku tengah bercumbu dengan sahabatku sendiri.
Sangat mesra.
"Kenapa selama ini kau tidak mengatakannya? Aku yakin kau tahu ini" kataku tajam dan mencengkram tangannya erat, dia menunduk.
"Itu bukan urusanku" cicitnya pelan, dan sekali lagi aku menatap kearah Clairen.
Sepertinya dia menikmatinya.
****
Evana Side
Matilah aku! Kenapa pria itu mengikutiku! Aku tidak bermaksud melakukan ini, tetapi sepertinya memang takdir yang ingin menunjukan ini!
Aku melihat pria itu melangkah dengan santai, santai. aku mengerutkan keningku, apa maksud pangeran itu?
'Brak' pangeran itu memukul temannya. Aku yang dibelakang semak hanya diam menonton itu.
Aku takut.
"Bagaimana rasanya? Hmm? Enak?" tanya Pangeran Arthon pada mereka berdua, aku terdiam. Dia marah, tangannya masih mengepal. aku melihat Clairen tampak kewalahan akan kondisi itu.
Matilah aku!
"Pangeran, aku-"
"apa? Kau jadi gadis terlalu gampangan. Kau mau dengan pria manapun, cih aku menyesal ingin menikahimu" kata pangeran itu tajam, dan aku melihat Clairen menggeleng.
Kalian akan mati, begitu juga aku!
Tetapi aku baru menyadari satu hal, dia tegas. Ia tidak memandang pria atau wanita yang ia sakiti.
Jika mereka salah, maka mereka akan mendapat balasannya.
Itu.. aneh.
"Kalian saja yang menikah, aku tak mau menikah denganmu!" ketus pangeran itu, aku memilih untuk melangkah entah kemana.
Ada hal penting yang harus aku lakukan.
Kasihan pangeran itu, aku tidak bermaksud untuk menyakitinya tapi..
Kenyataan harus di bongkar.
Ah aku pusing! Aku memilih untuk pergi, dan mencari kalungku.
Kuharap kalungku akan berubah seutuhnya.
sesampainya di kastil, aku mencari kalungku di nakas lemariku, dan benar.
Kalungku belum berubah.
Aku menghela nafas, takdir mau aku seperti apa lagi?
Aku menaruh kasar kalung itu dan kembali pergi mencari pangeran itu. aku merasa dia pasti akan marah besar dan mengamuk disana sini.
Aku keluar dari kastilku, gaunku sangat menggangu langkahku.
Aku mencari sosok itu, dan aku menemukannya.
Kupikir ia akan mengamuk, tetapi..
Ia duduk termenung di bangku taman dan sedih. Tatapannya kembali kosong dan yah seperti itu.
Aku kasihan dibuatnya. Tanpa sadar kakiku melangkah kearahnya.
Tepat didepannya aku diam, tidak berkata apapun. Aku melihat dia sedih, sangat sedih.
Aku memilih duduk disampingnya, dan menatap kearahnya tetapi tetap ia menatap kearah lurus.
"Kau pasti sakit" kataku menghela nafas, tidak ada respon darinya.
"Aku tahu, tapi maafkan aku sebelumnya. Aku tak bermaksud untuk merusak rencana perbikahan kalian, tapi.." kataku menggantung. "Aku harap kau bisa menanggapi ini dengan bijak. Aku tak tahu harus berkata apa karena memang aku tidak memiliki pengalaman cinta sebelumnya" kataku, dia tetap tenang dan menatap lurus.
Mungkin dia ingin sendiri.
Memang, ditusuk sahabat dari belakang sangat menyakitkan.
"Ambilah kesimpulan dari kisah ini secara bijak" kataku sekali lagi dan bangkit dari dudukku meninggalkan dirinya.
Biarlah dia bergulat dengan pikirannya sendiri.
Hai 😳
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Hidden Prince
FantasyHighest Ranking : 16 in Fantasy (25/06/17) [PRIVATE, YOU CAN FOLLOW ME FIRST] Evana Antonia Damsell adalah seorang gadis muda yang cukup manis. ia bertingkah seperti anak kecil, dan ia sangat menyukai romansa. ia berkali kali mendapat cerita kisah y...