Chapter 4 : I'm In The Castle

4.7K 405 1
                                    

Evana Side

Sejak kejadian seminggu yang lalu di ruangan raja itu, aku tinggal disebuah kastil kecil dekat istana. Kastil itu sekarang milikku penuh, sepenuhnya. Kastil ini sangat tinggi, mungkin sampai 4 lantai. Awalnya aku protes mengapa kastil ini tidak memiliki lift, tetapi sayangnya mereka tidak mengerti maksudku. Tak apalah.

Pagi hari ini aku melakukan aktivitas yang biasaku lakukan. Membuka jendela kamarku dan tersenyum. Membersihkan tubuhku dan mengganti gaunku. Walaupun ini gaun kerajaan, tetapi masih bagus gaun cokelatku. Itu berwarna cokelat dengan hiasan kerlap kerlip di sekeliling roknya. Itu berlengan panjang, dan warna perpaduannya sangat bagus. Sedangkan gaun kerajaan seperti biasa, tetapi bahannya nyaman untuk dipakai.

Aku memakai dress biru muda dipadu warna putih, tak lupa aku menguncir rambutku menggunakan ikat rambut. Aku pergi kepasar hari ini lalu memetik bunga untuk hiasan kastilku.

Kehidupan yang indah, yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku jauh dari stress, aku juga tidak disuguhkan oleh buku buku, dan aku bahagia sekarang. Bahagia karena jauh dari tekanan hidupku dan.. Erick.

Aku terdiam, aku merindukan sosok itu sekarang.

Aku melangkah membawa keranjang yang terbuat dari rotan, tak penting aku memikirkan pria semacam dia.

Apa yang harus aku beli? Aku diberikan uang oleh beberapa pelayan hanya 30 koin saja.

"Permisi.." ucapku pada seorang pedagang roti, pedagang itu tersenyum.

"Kau ingin membeli apa, nyonya?" tanyanya, aku menatap kearah roti itu.

"Apa ada roti tawar? Sepertinya aku membutuhkan itu. dan roti gandum! Ya aku butuh itu" ucapku, ia tersenyum. Ia memberikan pesananku, yang langsung kumasuki kedalam keranjang belanjaanku.

"Berapa semua?" tanyaku, ia menunjukan angka 7 di tangannya.

7 koin!

Aku memberikan 7 koin kepada pedagang itu, ia tersenyum. Aku melangkah dan melanjutkan perjalananku.

Kenapa aku membeli makanan sendiri? Jawabannya mudah! Karena kekasih pangeran, Clairen tidak akan mau makan jika dimeja makan ada diriku. Waktu hari kedua, ia melakukan hal itu. Dan aku? Aku tak peduli. Maka dari itu, pangeran itu menyuruhku untuk membeli makanan sendiri. Cih, pangeran itu terlalu memanjakan wanita itu.

Setelah aku merasakan cukup untuk keperluanku, aku memilih untuk ketaman bunga dekat hutan. Eksistensi taman itu jauh dari istana, jadi aku tak perlu takut jika dipergok merusak tanaman istana.

Aku melangkah berjalan, udara hari ini tidak terlalu panas karena aku rasa sebentar lagi musim salju akan datang. Aku tak memerlukan kereta, karena jika aku berjalan siapa tahu saja aku tidak gemuk.

Aku merasa, seseorang mengikuti langkahku. Aku menatap kearah belakang, tetapi tidak ada.

Mungkin seperti di film film yang kutonton, orang itu bersembunyi agar dirinya tidak terlihat. Aku tak peduli, mungkin itu hanya pengawal istana yang menjagaku. Aku melanjutkan kembali berjalan dengan bersenandung senang.

Sesampainya di taman bunga, aku memetik beberapa bunga mawar putih. Aku tersenyum, ada banyak bunga yang bisa kuambil sebagai pengharum ruanganku. Semua bunga ini sangat wangi, beberapa juga aku bisa menjadikan parfum alamiku. Aku memetik salah satu bunga, dan menghirup wanginya. Sangat wangi. Aku mencium wangi bunga itu, rambutku bergerak tertiup hembusan angin.

Ini menyenangkan.

Aku mengambil beberapa bunga dan memasukannya kedalam keranjang lalu? Pulang..

Aku melangkah pulang dan menyapa beberapa orang yang melewatiku. Mereka membalas sapaanku dan tersenyum, orang disini cukup ramah.

Aku memasuki gerbang istana dan menyapa para pengawal, mereka menyapaku dan tersenyum hangat kearahku.

Awalnya aku kesal pada mereka, tetapi perlahan lahan tidak.

Aku memasuki kastilku dan menaruh barang barangku, menatanya dan membuat racikan parfum, Karval, seorang ahli meracik memberitahuku bagaimana cara meracik parfum menggunakan bunga dan kayu yang wangi seperti cendana.

Ini berbeda saat aku hidup di kota!

Aku melihat keluar jendela kamarku yang berada di lantai empat dan tersenyum. Langit cerah hari ini. Aku melihat kearah bawah, dan melihat sesuatu yang aneh.

Bukankah itu Clairen?

Aku melihat ia menggandeng seseorang, dan tertawa bersama. Ah, mungkin sama saudaranya, seperti Erick dulu.

'Chu'

Aku terkejut! Mereka berciuman! Astaga, kudengar hari ini pangeran tengah melakukan investigasi di sebuah kota dekat sini terkait kasus pembunuhan di wilayah ini oleh kaum pemberontak.

Astaga, pangeran yang kasihan. Aku sebenarnya tidak mau peduli, tetapi aku merasa sesuatu yang aneh jika aku mengabaikannya. Entah apa itu, aku juga tak mengerti.

Tetapi aku kembali berpikir, jika itu adalah hal yang wajar. Karena didalam istana ada hal yang semacam ini.

Ini wajar.

Aku menutup mataku,seolah aku tidak mengetahui apapun. Ia sangat pintar dalam hal berselingkuh.

Aku melihat kearah meja kecilku, dan melihat sebuah bingkai. Ada sebuah foto yang ternyata tertinggal dalam sakuku saat itu.

Foto kudengan Erick.

Aku tersenyum menatap itu, sudah 3 tahun aku menyukai pria itu. Tetapi, bisakah aku bertemu lagi dengan Erick?

Sebenarnya aku cukup khawatir, bagaimana jika aku tidak bisa kembali ketempat asalku? Apa yang harus aku lakukan saat ini?

Aku harus mencari peramal sepertinya, bagaimana aku bisa menemukan dimensi waktu itu.

Tapi bagaimana?

Aku harus menemukan pelayan atau pengawal yang mengetahui hal ini.

Mungkin esok, aku akan mencari peramal itu..

Tidak sekarang, masih ada banyak waktu.

Me And Hidden PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang