Chapter 3 : Prince Arthon

5.5K 470 11
                                    

Evana Side

Kepalaku terasa pusing, dan aku rasanya ingin jatuh. Mataku masih terpejam, mimpi itu masih terlalu menyeramkan bagiku. Haruskah aku membuka mataku?

Tidak.

Aku menghitung angka satu sampai tiga dalam benakku, dan berdoa. Aku tak merasakan apapun ditubuhku, dan kini aku membuka mataku perlahan lahan.

Aku melihat sebuah langit kamar yang tak asing bagiku, tetapi ini bukan kamarku.

Dimana kamarku?

Aku bangun dari tidurku, dan duduk diatas ranjangku. Aku melihat kearah pakaianku, aku menghela nafas kasar.

Ini bukan mimpi.

Aku menyerah.

Aku bangkit dari dudukku dan berdiri disamping kasurku. Aku memegang perutku, aku lapar sekarang. Apakah pantas seorang tamu membuka pintu lemari makanan sang tuan rumah saat ia tak ada?

Kupikir tidak.

Aku tadi melihat ada pohon appel dan anggur disekitar sini, mungkin aku bisa memetiknya sedikit setidaknya bisa mengganjal rasa laparku.

Aku merapihkan gaunku yang merepotkan ini, sejujurnya aku lebih menyukai memakai jeans daripada gaun ini. Seandainya disini ada..

Aku melangkah keluar rumah, tentu itu bukanlah hal yang mudah untukku. Aku harus menatap kiri kanan dan sigap akan lingkungan yang mengancam ini. sekali kali aku berjinjit dan berjalan tanpa mengeluarkan suara apapun.

Aku seperti seorang penjahat memang.

Aku tersenyum, jaraknya memang cukup jauh dari kediaman yang kurasa pelayan istana itu. Tetapi sepertinya itu tak masalah bagiku, disini sangat sejuk walau cahaya matahari menyinari tubuhku, belum lagi pemandangan disini cukup indah.

Aku berdiri didepan buah apel yang menggantung indah dihadapanku, dengan perlahan, tanganku menggengam buah apel dan..

'Krek'

Aku memetiknya. Aku tersenyum dan memakan buah itu sedikit, lalu membalikan tubuhku kearah kananku tetapi aku terkejut bukan main.

Aku melihat seorang pria berdiri disamping kananku dengan tatapan mata kosong. Aku sepertinya pernah melihat pria ini dan tatapannya. Ia diam, dan tidak berkata apapun. Aku juga hanya menatapnya saja, tidak mengatakan apapun. Matanya sangat bagus, dan tatapannya cukup memikat. Tetapi aku tak suka dengan maksudnya menatapku dengan tatapan kosong.

Pria aneh pikirku.

Aku berjalan dan melewatinya, sepertinya ia tidak bisa berbicara.

"Kau sedang diburu oleh pangeran Arthon" ucap pria itu saat aku melewatinya dua langkah, langkahku terhenti. Aku menatap kearah sampingku dan menunduk sebentar.

"Aku tahu itu. Pasti mereka mengira aku adalah penghasut" ucapku sedih, aku membalikan tubuhku dan menatap kearahnya, tetapi ia masih membelakangi aku. Aku memilih menatap kearah samping kananku, tempat pohon anggur berada. Mereka semua menggodaku.

"Lalu, jika kau bukan penghasut lalu kenapa kau bisa berada disini?" tanyanya, aku hanya menghela nafas. Ia berbalik menatap kearah ku, dan itu juga aku mengangkat kedua bahuku dan memainkan bibirku kesal.

"Aku tidak tahu. Ada suatu dimensi yang menghubungkan antara duniaku dan dunia yang aneh ini" ucapku, ia mengerutkan keningnya.

Setelah itu, aku melihat sepertinya ia sedikit terkejut dan tak lama ia menyembunyikannya. aneh.

"Maaf kau, entah siapa namamu aku harus kembali kerumah seseorang. Aku sepertinya ingin makan dan-"

"Kau harus keiistana, sekarang" ucapnya yang membuatku membelalakan mataku. Dia gila?

Me And Hidden PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang